chapter 12

753 46 4
                                    

"Ya ampun ya ampun ya ampun" Sakura berkali-kali berkata demikian, ia menormalkan detak jantungnya yang menggila setelah bertemu salah satu tangan kanan kakashi yang hendak memasuki rumah sakit.

Jika saja ia tidak bisa mengontrol ucapan dan tingkah lakunya mungkin ia akan tertangkap, tapi untunglah ia beranting dengan sangat baik.

"Hah" Sakura menghela nafas lelah, ia duduk di tepi jalan yang sangat sepi seperti tidak pernah ada yang melewatinya.

Hari sudah semakin sore dan Sakura hanya bisa menatap kesana kemari mencari telfon umum yang belum ia temukan keberadaanya, jika saja ia berjalan kearah kota mungkin semuanya lebih mudah.

Tapi ia lebih memilih resiko yang lebih aman, jika ia berjalan ke kota mungkin saja ia mudah tertangkap. Apalagi jika kakashi menyebarkan wajahnya dan memberi hadiah bagi siapa pun yang menemukan nya.

Sakura bergidik ngeri membayangkannya, ia kemudian mengelus perutnya yang terlihat sedikit membuncit walaupun tidak terlalu terlihat jelas.

Untunglah ia berani membuang pemikiran kotor yang sempat menghantuinya, jika saja ia memilih pergi meninggalkan sasuke sendiri Sakura yakin sasuke akan menyusulnya.

Sakura menutup matanya sejenak, ia menghela nafas lelah berkali-kali. Masalah sepertinya tidak ingin meninggalkannya, ia terlalu banyak merasakan masalah yang rumit dan membuatnya sedikit kesal.

Kenapa pula semua kejadian ini menimpanya? Walaupun semua orang memiliki masalahnya masing-masing tapi entah kenapa Sakura justru malah menggangap masalahnya lebih rumit dan lebih menakutkan dari siapapun.

Jika saja ia tidak terlahir terlalu menarik mungkin saja hidupnya akan lebih menyenangkan sedikit, sampai detik ini Sakura selalu berandai-andai jika ia terlahir tidak cantik dan tidak punya harta yang berlebihan.

Ia hanya ingin membayangkan kebahagiaan abadi yang ia miliki dengan hidup yang pas-pasan. Ia terkadang ingin merasakan hidupnya dulu yang sedikit susah karna hidup sendiri, jika saja ia memiliki keluarga yang baik dan dapat ia sayangi mungkin Sakura rasa hidupnya akan sangat bahagia.

Sekarang ia memiliki segalanya, harta dan juga suami yang tampan. Ia terikat marga yang terkenal dan ia selalu mendapat pujian dan sanjungan, tapi sungguh hidupnya tidaklah lebih baik dari hidupnya yang sendiri dahulu. dirinya terkadang ingin memutar kembali waktu dan mengatakan pada Tuhan kalau ia tidak ingin menerima takdir buruk ini.

Jika saja dan jika saja yang Sakura pikirkan, semua khayalan nya berakhir dengan senyum nya yang terlihat miris dan sedikit terlihat sedih.

Berapa keras dan berapa kalipun Sakura memohon, hidupnya akan tetap sama. Bermasalah dan hancur, mungkin memang hidupnya tidak seharusnya mendapat kebahagian sesaat.

Kebahagiaan yang ia rasakan selama 5 tahun belakangan ini hilang begitu saja hanya karna satu orang yang membuatnya merasakan rasa trauma yang begitu berat, susah payah ia melepaskan rasa trauma itu dan dengan mudahnya orang itu mendatangkan nya kembali.

Kenapa hidupnya harus sesulit ini?

Kenapa Tuhan tidak memberikannya sedikit kemudahan?

Tapi meskipun begitu ia tidak boleh menyalahkan semuanya pada Tuhan, takdirnya tak pernah salah pasti ada hal yang Tuhan siapkan setelah rasa sakit dan kesulitan yang ia rasakan.

Ia tidak boleh terus berpikir negatif semuanya pasti memiliki akhir, penderitaanya mungkin saja akan segera berakhir atau mungkin tidak.

Yang pasti Sakura hanya bisa berharap yang terbaik untuk saat ini

"Permisi? Nona?" Mendengar seseorang memanggilnya Sakura menoleh, ia mengernyit bingung dengan keberadaan sosok wanita dewasa yang menatapnya khawatir.

Trauma 2Donde viven las historias. Descúbrelo ahora