kabar mengejutkan dari leya

Start from the beginning
                                    

Aku tak menyalahkan-Nya, aku menyalakan rasa kekaguman ini. Kenapa rasa ini harus jatuh pada mereka.

Aku sangat ingin tertawa sekarang, melihat diriku yang menyedihkan seakan menyalakan Allah atas perasaan ini. Dosa Asma!

Cukup jalani ini dengan ikhlas, tabah, dan tetap menjadi Asma yang selalu tersenyum seperti tak ada masalah sedikitpun

"Ya!, Asma!"suara cempreng Leya membuyarkan lamunanku. Aku mengangkat wajah dan menatapnya.

Aku berdiri dan berjalan menuju kearahnya yang sekarang berada di tepi taman.

Sembari berjalan aku terkekeh melihat dia mengerucutkan bibirnya. Sungguh, dia masih kekanak-kanakan sekali. Tapi menurutku itu lucu.

"Iya deh tau yang sekarang sibuk, sampai lupa ada janji sama sahabatnya."

Aku tersenyum dan merangkulnya sambil berjalan."mianhae, leya. Tadi aku shalat Dhuha dulu terus duduk deh di sini."ucapku yang membuat Leya semakin menekuk wajahnya.

Aku sangat bersyukur bisa dipertemukan dengan Leya. Sahabat terbaik yang aku miliki dan hanya dia yang bisa membuatku tersenyum disaat sebuah cobaan yang sangat berat menghampiri diriku.

"Jadi ga sih kita ke cafe, aku mau ngomong penting soalnya."

"Jadi kok. Tapi sebelum Dzuhur aku harus udah di bighit soalnya ada kerjaan."

Alhasil wajah Leya yang sudah ceria kembali di tekuk,"aish, Asma."

"Sudah lah, mau bagaimana lagi. Ini sudah menjadi pekerjaanku dan tak bisa aku hindari."ucapku sambil mencubit pipinya yang chubby.

Lima belas menit aku dan Leya sampai di sebuah cafe. Kami masuk kedalam dan memilih tempat duduk yang nyaman.

Setelah memilih tempat duduk dan memesan minuman, Leya mulai membuka percakapan.

"Asma."

"Iyah kau mau berbicara apa?"ucapku to the poin karena tak sabar dengan apa yang akan diucapkan Leya.

"Em,,,bagaimana menjadi seorang manager BTS?"

Apa? jadi ini yang ingin leya katakan. Baru aku akan  melupakannya sebentar namun sudah teringat kembali.

Andai kau tahu Leya, bertemu dengan Bangtan sangat berbanding terbalik dengan harapanku selama ini. Bahkan aku tak tahu harus bersikap bagaimana sekarang, apakah aku harus senang, sedih, aku pun tak tahu.

"Asma, waeyo..?"

"Pasti sangat menyenangkan sekali ya? ah itu pasti. Kau bekerja dengan idolamu sendiri. Bangtan sonyeondan, aku bahkan memimpikan pekerjaan itu."ucap Leya sambil menyandarkan tubuhnya pada kursi dengan tersenyum lebar.

"I-iya Alhamdulillah, aku senang."kataku dan menundukkan kepala. Terpaksa aku harus berbohong pada Leya, aku tak mau membuatnya sedih, cukup satu orang saja yang mengetahui ini semua.

Leya memegang tanganku dan tersenyum,"Syukurlah jika kau merasa senang, karena jika kau merasa senang aku juga akan senang bahkan melebihi dirimu."

Lagi-lagi aku hanya tersenyum menanggapi. Sungguh, aku merasa bersalah pada Leya karena tak mengatakan yang sejujurnya. Y allah, ampuni hamba.

Because They ( Tidak Dilanjutkan )Where stories live. Discover now