Bagian 1 - Pelanggan Baru

15.5K 83 0
                                    

Suara riuh pengunjung memenuhi sekitar panggung bar. Seorang wanita berambut wig merah keluar dengan memakai pakaian yang hampir tidak menutup tubuhnya sama sekali. Wanita itu menari dan berputar di pole dengan sesekali mendekati penonton dan membiarkan mereka meletakkan uang mereka di belahan dadanya. Dengan sesekali menggoda dan menaik turunkan pakaian yang ia kenakan.

Dari kejauhan nampak seorang pria di usia akhir 20-an mengamati wanita tersebut. Ia sempat menolak ajakan beberapa wanita untuk menemaninya. Tiga puluh menit yang lalu ia sempat melihat sekeliling bar sambil memperhatikan wanita-wanita yang ada di sana, namun akhirnya keputusannya jatuh kepada wanita berambut merah yang sekarang sedang berada di atas panggung.

Pria tersebut memberi tahu pria yang bertanggung jawab di bar itu untuk menyewa wanita tersebut di ruang privat. Sambil menunggu wanitanya datang, pria tersebut melepaskan jasnya dan mengeluarkan kemeja dari celananya, sambil menghisap rokok yang baru saja ia nyalakan. Sambil sesekali melihat jam yang ada pada tangannya, ia memikirkan apa rencana yang ia buat akan berhasil atau tidak.

Seorang wanita berambut merah datang dengan memakai pakaian berbeda dengan yang ia pakai saat di atas panggung tadi. Wanita itu sedikit kaget, karena sudah lama ia tidak menerima pelanggan yang hampir seusia dengannya, sekaligus tampan.

Wanita itu menutup pintu ruangan tersebut sambil berjalan pelan dan berlenggak lenggok menghampiri meja tempat music player.

"Apa lagu favoritmu?", tanya wanita itu.

"Tennesse Whiskey", jawabnya.

Sambil berjalan berlenggak lenggok mendekati pria tersebut, ia melepaskan jaket tipis yang ia kenakan. Lalu duduk di paha pria tersebut sambil menghadap ke pria tersebut dan mengambil rokok yang ada di tangan kiri pria tersebut. Wanita itu menyesap rokok sekali dan meletakkan rokok tersebut di asbak yang sudah disediakan di meja di belakangnya. Wanita itu mengarahkan bibirnya ke telinga kiri pria tersebut dan berbisik,

"Pilihan lagu yang bagus."

Tangan wanita tersebut hendak membuka kancing kemeja pria tersebut, tetapi pria itu menahan tangan Julia.

"Aku punya sebuah permintaan", kata pria tersebut sambil melihat ke arah mata Julia tajam.

Suasana berubah hening, hanya suara lagu Tennesse Whiskey yang mengalun mengisi ruangan tersebut. Tangan kiri pria tersebut melingkar di pinggang wanita tersebut, dan dengan sekali kilatan ia menurunkan dan mendudukan wanita itu di sebelahnya.

Pria tersebut membuka kakinya, dan meletakkan sikunya di paha dan menggenggam tangannya. Pria tersebut menatap lekat lantai yang ada di depannya.

"Kamu ingin pekerjaan lain?", tanya pria itu.

"Tentu. Jadi presiden misalnya". Jawab wanita itu sambil sedikit tertawa.

Pria itu terlihat serius dan tidak menghiraukan candaan wanita tersebut.

"Aku ingin kamu membantuku." Kata pria itu yang sekarang menghadap wanita di sebelahnya.

"Membantu apa?"

"Aku ingin kamu menjadi pengasuh anak kecil."

"Apa? Haha kamu bercanda ya? Permisi, agensi babysitter ada di sebelah sana pak haha anda sepertinya tersesat. Atau maksud kamu pengasuh pria dewasa? Aku cukup bagus dalam hal itu."

"Aku ingin kamu mengasuh anak dan menggoda ayah dari anak tersebut. Maka dari itu, aku tidak bisa mempercayakan pekerjaan ini pada babysitter"

"Oh wow. iya aku paham. Hmm cukup menarik. Tapi jika gaji tidak jauh lebih banyak daripada yang aku hasilkan di sini. Buat apa bukan?"

"Seratus juta di awal perjanjian dan sisanya 400 juta di akhir perjanjian, sekaligus gaji yang kamu dapat dari bekerja sebagai baby sitter dari mereka."

Reaksi wanita tersebut melongo dan tidak berkata apapun.

"Kamu baik-baik saja?" tanya pria tersebut.

"Iya. Aku mau. Tentu aku mau. Haha kamu tidak bercanda kan?" kata wanita tersebut bersemangat sambil memegang wajah pria tersebut dengan kedua tangannya.

"Tentu." Jawab pria itu sambil melepaskan tangan wanita itu dari wajahnya.

"Aku Julia. Ya nama panggungku memang bukan Julia tapi Ashley. Tapi karena bisnis kita berbeda ya sebaiknya aku memberitahukanmu nama asliku."

Pria tersebut mengeluarkan handphone yang ada di sakunya, kemudian memencetnya sebentar.

"Masukkan nomormu." Kata pria tersebut.

Julia mengambil handphone dari tangan pria tersebut lalu mengetikkan nomor handphonenya. Setelah selesai, ia memberikan handphone pria tersebut kembali. Pria tersebut berdiri mengeluarkan beberapa lembar uang berwarna merah dan meletakkannya di meja depannya, lalu berjalan ke arah pintu sambil berjalan keluar membawa jas di tangan kirinya.

Pria itu berhenti sebentar dan melirik ke arah Julia, "Namaku Toni" katanya.

Pria itu pun menghilang di kegelapan lorong bar.

Sang PenggodaWhere stories live. Discover now