8

1.4K 192 4
                                    

Wonwoo merindukan awal-awal hubungan mereka.

Saat baru kenal, Mingyu akan menyapanya. Mengajaknya bicara meskipun hanya mendapat respons singkat dari Wonwoo yang ternyata tidak mudah bergaul.

Lalu Wonwoo mulai luluh saat mendapatkan perhatian dari laki-laki itu. Dulu, ia merasa dirinya adalah segalanya bagi Mingyu. Laki-laki itu rela melakukan apa saja, sampai bersumpah bisa menerima Wonwoo apa adanya.

Dari situlah mereka mulai berkencan. Menjadi sepasang kekasih di akhir tahun SMA, sampai akhirnya bertunangan beberapa bulan yang lalu. Keluarga mereka bahkan sudah berencana menikahkan kedua anaknya setelah ujian akhir semester ini. Tiga bulan ke depan mereka akan menyandang status menjadi suami istri.

Tapi, apa itu akan berhasil?

Kalau sekarang Wonwoo mulai merasa nyaman berkenalan dengan orang baru. Tepatnya dengan Kim Rowoon.

Laki-laki yang akhir-akhir ini selalu ada untuknya. Dari ketika Wonwoo membutuhkan sesuatu yang sepele, sampai akhirnya mendapat musibah dijambret seperi lusa kemarin.

Rowoon yang menyelematkannya, meski ponsel Wonwoo tetap hilang. Membawa Wonwoo ke klinik terdekat, mengantarnya pulang dengan selamat sampai di depan rumah.

Meskipun saat itu Wonwoo merasa sedih dan sesak karena mendapati Mingyu di luar rumahnya.

Kenapa Minggu baru muncul setelah semuanya terjadi? Ia tau dengan jelas kalau Mingyu tidak tau apa-apa. Di sini, Mingyu tidak bersalah sama sekali. Tapi Wonwoo tetap bertanya-tanya, kenapa Mingyu baru muncul?

Kenapa?

Wonwoo merasa ia harus menyudutkan Mingyu. Menyalahkan laki-laki itu karena tidak ada di sampingnya saat ia membutuhkannya.

Wonwoo sadar ia egois. Tapi, bukankah itu wajar?

Untuk sekali ini saja setelah beberapa waktu berlalu, Wonwoo ingin menjadi pusat bagi Kim Mingyu.

Menjadi segalanya lagi untuk tunangannya itu.

***










"Setelah ini mau kemana?"

"Aku mau es krim."

"Es krim? Baiklah, tunggu di sini."

"Hu um!"

Mingyu terkekeh. Ia mengelus rambut Wonwoo, mengecup singkat kening kekasihnya. Setelah itu ia beranjak menuju kedai es krim.

Wonwoo mengedarkan pandangannya. Ia menatap hamparan rumput yang luas, serta anak-anak yang tengah bermain riang di dekat kolam air mancur. Wonwoo tersenyum. Ia mengadahkan kepalanya, melihat langit biru yang tampak cerah.

Matanya terpejam untuk beberapa saat. Ia sangat menikmati waktu-waktu seperti ini.

Di taman, duduk-duduk, bersenda gurau, dan terlebih bersama Mingyu. Hanya berdua, tidak ada penghalang. Tidak ada Seungkwan, tidak ada—

TING!

Wonwoo mengerjapkan matanya. Ia menangkap sosok Mingyu yang tengah mengantri es krim, dan tangannya meraih salah satu ponsel yang berbunyi.

Kedua ponsel itu sama sekarang. Tipe, warna ponsel, dan motif case. Mingyu yang menyamakan semuanya.

Dengan tangan bergetar Wonwoo membuka isi pesan itu. Matanya sudah lebih dulu menatap Mingyu dan ponselnya bergantian ketika ia membaca siapa pengirim pesan itu.



Kim Rowoon

- nanti malam kau sibuk?
- toko buku?
- mau menemaniku ke sana?










***

Like the Beginning [MEANIE]Where stories live. Discover now