1

3.4K 232 5
                                    

Wonwoo mengerutkan keningnya mendengar suara berisik dari sambungan telepon Mingyu, "Sedang sibuk?"

"Maafkan aku. Janji kita harus batal hari ini."

Wonwoo tersenyum kecut. Lagi?

"Tidak masalah. Kau pasti ada urusan penting, kan? Kita bisa pergi lain waktu."

"Kita akan pergi minggu depan. Aku janji."

Kepalanya menunduk. Wonwoo menendang kerikil kecil sebagai pelampiasan rasa kesalnya.

Berhentilah berjanji.
Kau belum tentu bisa menepatinya, Mingyu.

"Baiklah. Jangan lupa makan siang. Kau selalu melewati jam makan kalau sudah sibuk!"

"Akan kuusahakan. Terima kasih, Sayang."

"Hm. Kututup, oke? Aku akan kembali tidur."

"Enak sekali. Aku harus rapat dengan anak-anak HIMARS."

"Rapatlah dengan benar. Jangan banyak mengeluh."

"Ck, aku benar-benar merindukanmu, Wonwoo-ya."

"Sudah, pergi rapat sana! Aku akan baca webtoon sambil tiduran. Jangan ganggu aku."

"Jahat sekali."

Wonwoo mendesah pelan. Ia mengakhiri panggilan itu setelah mendengar teriakan seorang wanita di seberang telepon sana. Sudah dipastikan Mingyu harus memulai kegiatan kampusnya.

Wonwoo memasukkan ponsel ke saku celana. Dia menghela napas berat sebelum jalan berbalik menuju halte.

Tiduran, katanya?

Yang benar saja! Wonwoo bahkan sudah berdiri dan hendak menyeberang ke toko buku ketika Mingyu mengabarinya dan bilang tidak bisa datang menemani Wonwoo sore ini.

Janji mereka batal karena lagi-lagi Mingyu ada urusan di kampusnya.

"Ini sudah keempat kalinya."

Yang Wonwoo hitung, sudah empat kali janji mereka batal dan itu dilakukan secara sepihak oleh Mingyu. Secara tiba-tiba, tanpa ada kabar sebelumnya.

Sedangkan Wonwoo? Mana mau dia mengaku kalau sudah berangkat satu jam lebih awal karena tidak mau Mingyu menunggunya terlalu lama?

Wonwoo tau, sejak masuk kuliah, apalagi di jurusan yang berbeda, waktu mereka untuk bertemu sangat singkat. Padahal keduanya kuliah di tempat yang sama. Tapi jam mereka sangat bertolak belakang.

Kalau normalnya anak kuliahan belajar di pagi hari dan istirahat di waktu malam, maka Mingyu tidak bisa tidur dengan nyanyak apalagi sampai cukup tidur tujuh jam.

Laki-laki itu hanya bisa tidur paling lama lima jam dalam sehari karena tuntutan tugas kuliahnya.

Mingyu anak teknik?

Di jurusan arsitektur, lebih tepatnya.

Jurusan yang membuat Wonwoo muak karena harus mengerti Mingyu lebih banyak dari pada biasanya.

Membuat Wonwoo harus menelan rasa sedih dan kecewa karena merasa sudah mengerti kondisi Mingyu secara penuh, tetapi tidak merasakan timbal baliknya sama sekali.

Wonwoo hanya ingin Mingyu meluangkan waktu untuknya.

Menghabiskan waktu dengannya di akhir pekan seperti dulu, tapi bukan seperti Wonwoo yang hanya diam menemani Mingyu mengerjakan tugas studio di rumahnya dari pagi sampai menjelang malam non-stop.

Membuatnya seperti pajangan di sudut kamar.

***

Like the Beginning [MEANIE]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora