6

1.4K 193 11
                                    

"Kita bertemu lagi."

Wonwoo tersentak saat seseorang mengulurkan sebuah buku yang hendak ia ambil padanya. Sebenarnya Wonwoo sudah cukup tinggi, tapi ternyata buku itu terletak di rak paling atas dan kaki Wonwoo yang sudah berjinjit tetap tidak sampai.

"Terima kasih."

"Sama-sama."

Rowoon mundur dan berbalik menuju meja. Dia mengambil posisi di tempat Wonwoo biasa duduk.

"Oh, iya. Ini bukumu," ucap Wonwoo sambil menyerahkan buku catatan laki-laki itu. "Maaf karena baru hari ini kuberikan. Kemarin aku lupa mengabarimu kalau aku pulang lebih dulu."

Rowoon menerima buku itu, "Tidak masalah." Ia menatap Wonwoo sambil tersenyum tipis, "Terima kasih."

Begitu melihat senyum Rowoon yang kelihatan lebih tulus, Wonwoo jadi tersipu. Ia buru-buru mengalihkan pandangannya. Gerakannya terlihat sangat canggung.

Astaga, ada apa denganku?

"Kau tidak duduk?"

"Ah? I, iya."

Entah kenapa Wonwoo menurut. Dia duduk berhadapan dengan Rowoon yang sudah lebih dulu berkutat dengan laptopnya.

"Kau selalu membawa laptop. Dan itu terlihat berat."

"Ya?"

"Kau dan laptop itu. Berat."

"Aku?"

"Laptopmu."

Wonwoo mendengus. Ia sangat tidak suka mengulang ucapannya, tapi ia melakukan itu pada Rowoon.

Laki-laki yang belum lama dikenalnya.

"Oh, ini." Rowoon menepuk layar laptopnya. "Aku jadi ingat saat ingin membeli laptop ini. Harganya dua belas juta, dan aku harus bekerja paruh waktu supaya bisa membelinya. Aku menabung selama enam bulan dan tidak jajan selama itu."

Mata Wonwoo melebar. Ada percikan kagum di dalamnya, "Kau hebat."

"Tapi tetap saja, uangnya tidak cukup. Kakakku yang menambahkan sisanya."

"Tapi kau bisa membeli sesuatu dari hasil usahamu sendiri. Itu keren!"

"Benarkah?"

"Hu um!"

Wonwoo mengangguk lucu. Matanya berbinar penuh kagum, membuat Rowoon sontak mengepalkan tangannya gugup. Dadanya kembali berdebar kencang.

Bersikap seolah dirinya tidak merasakan apa-apa, Rowoon berdeham pelan, "Terima kasih."

Wonwoo tidak menjawab. Hanya senyum manis yang menghiasi wajahnya. Ia mulai membuka bukunya, terlarut dalam bacaan. Sedangkan laki-laki di hadapannya masih sibuk mengontrol diri.

Jeon Wonwoo... aku jatuh cinta padamu.

***

Like the Beginning [MEANIE]Where stories live. Discover now