"Nona sudah dipindahkan ketempat lain oleh Amon, diamlah dan ikuti aku" jawab Lina tanpa menoleh kearahnya. Lina sungguh tidak menyukai orang yang banyak sekali bicara, entah itu didalam pikiran atau secara langsung.

.

.

.

Bau anyir yang pekat bercampur bau busuk juga sesuatu yang terbakar, bau itu yang menyapa penciumannya saat pintu batu terbuka. Perasaan tidak enak mulai muncul dalam benaknya dan ia tetap mencoba untuk tenang sambil mengikuti Lina yang masuk kedalam sana.

Ruang yang remang dengan anak tangga menurun yang cukup licin, dinding berlumut dan lembab. Reon benar benar tidak bisa menerka kemana wanita itu akan membawanya, kenapa ia harus dituntun memasuki ruangan seperti sekarang.

"Usahakan jangan berteriak" pesan Lina tanpa menoleh kearah Reon.

Reon menyetujuinya, namun beberapa saat setelah ia melewati anak tangga terakhir. Apa yang dilihatnya tidak bisa membuatnya untuk tidak berteriak, bahkan Reon sampai mengatupkan giginya rapat rapat agar tidak mengeluarkan suara.

Ia pikir dirinya telah dibawa memasuki neraka sekarang, lihatlah semua wanita wanita itu duduk bersimpuh ditanah tanpa mengenakan busana. Tubuh mereka hanya dililit oleh selembaran kain hitam yang juga mengikat mereka, membungkam mulut mereka.

Dilain sisi Amon tampak membakar mereka yang memberontak dengan wajah datar, dan Albert sibuk mengikat mereka satu persatu dengan tangannya yang tanpa ia sadarnya tidak terhitung jumlahnya. Jangan lupakan 3 anjing besar yang sedang memakan sesuatu yang membuat perutnya mual.

Disudut kiri sana, gadis itu tampak dalam keadaan yang masih sama, terantai namun dengan posisi terduduk diatas sebuah pentagram. Bahkan tanpa ia sadari, genangan yang ia kira adalah air adalah lautan darah penuh dengan belatung yang bergerak kesana kemari.

"Kemarilah" panggil Lina yang membuat pentagram lain namun berwarna putih cerah, sedikit menyinari tempat temaram ini hingga terlihat jelas betapa mengerikkannya ruangan ini.

Reon berjalan mendekati wanita itu mencoba menghiraukan semua tatapan takut penuh derai air mata yang semua wanita itu lancarkan kepadanya.

"Jangan hiraukan mereka, aku tidak akan menjadikanmu makanan. Aku hanya ingin menunjukkanmu beginilah cara kami mengobatinya, dan lihatlah apa yang akan terjadi saat Erza kehilangan semua darah manusianya" jelas Lina lalu melingkupi tubuhnya juga Reon dengan barrier.

Disana Amon menghentikan kegiatannya, melirik kearahnya berada atau lebih tepatnya kepada Lina. Wanita itu mengangguk hingga Amon mengambil sebilah pisau yang memang tergantung didinding. Berpindah tempat tepat di samping gadis itu terduduk lalu menyayat lehernya hingga darah keluar dengan deras dari bekas sayatan itu, kemudian melilitkan rantai lain keleher Erza.

"Apa!" Reon hampir saja keluar dari dalam barrier jika tidak dihadang oleh Lina.

"Tenang saja, nona tidak akan mati. Amon hanya membantu mengeluarkan darahnya" jelas Lina sambil meliriknya.

Bagaimana gadis itu masih tetap hidup saat seseorang memotong urat lehernya seperti itu. Reon mencoba tenang dan tetap mengamati saat darah itu mengalir membuat lingkaran sihir yang semua hitam menjadi merah terisi oleh darah.

Bahkan Albert yang tadinya sibuk mengikat kini berdiri disamping Erza bersama Amon, mereka tampak bersiap siap untuk sesuatu.

Crak

Tak

Gadis itu tampak sedang kejang kejang, namun anehnya suara layaknya tulang patah itu membuatnya seperti deja vu. Karena hal itu yang biasa ia dengar saat berganti wujud kedalam bentuk serigalanya, menyusn ulang rangkaian tulangnya hingga menjadi seekor binatang.

Namun wujud gadis itu masih tetap sama, dan dalam sekali kedip. Entah bagaimana tubuh gadis itu sepenuhnya menjadi hitam, ada 2 pasang tanduk besar dikepalanya. Perlahan 4 mata itu terbuka menampilkan netra merah menyala yang langsung menatap semua wanita yang terikat disebrangnya.

Reon menelan ludahnya menatap hal itu, melupakan semua hal yang membuatnya takut juga semua bau yang membuat perutnya terasa mual hingga kepalanya menjadi pening. Seperti inikah wujud Erza jika seutuhnya menjadi iblis nantinya.

Gadis itu tersenyum, senyum yang teramat mirip dengan milik Amon. Reon menatap Lina yang berada disampingnya itu menghela nafas. "Lihat dia, dia mewarisi senyum Amon karena diasuh sedari kecil" guman wanita itu terdengar tidak terima.

Tidak terlalu mengerti dengan apa yang dimaksud Lina, Reon kembali menatap Erza yang tampaknya mencoba melepaskan diri dari rantai rantai yang membelenggunya.

Clank

Pengait rantai tangan kanannya itu lepas, selanjutnya gadis itu mencoba melepaskan rantai yang melilit lehernya. Merasa usahanya tidak membuahkan hasil gadis itu melirik kearah pengait rantainya yang bengkok seperti kail. Meraihnya lalu melemparkan benda itu hingga mengait salah seorang wanita dan segera ditariknya setelah ia membuka mulutnya sangat lebar.

Belum sempat menjerit wanita itu sudah ditelannya begitu saja, Reon entah bagaimana bisa merasa sedikit takjub melihat bagaimana Erza memakan mangsanya tanpa dikunyah.

"Pintar sekali" puji Amon sambil tersenyum.

Amon melepaskan rantai yang melilit nonanya bersamaan dengan Albert yang melepaskan kain yang mengikat setiap mulut wanita kotor itu. Nyanyian merdu yang selalu Amon banggakan keluar memenuhi ruangan, memeka telinga dan membuat Erza semakin beringas.

Reon hanya dapat menahan nafasnya saat menatap Erza berdiri tepat disampingnya, seperti memperlihatkan bagaimana caranya ia memakan semua wanita itu. Sekarang Reon tau kenapa gadis itu harus dijaga dengan benar, ia sekarang tau maksud Amon, Albert, juga Lina yang sama sekali tidak membiarkan gadis itu terluka.

Mereka berniat menjaganya agar tidak menjadi Erza yang seperti sekarang, seorang iblis liar yang rakus.

.

.

.

Tbc 

Aku merasa kok, beberapa paragraf agak absurd. Aku ngantuk banget soalnya😅

Buat komentar kalian, maap aku gk bisa bales hari ini. Aku mau langsung tidur soalnya. Dan kalian tolong lihat Please, attention dong. Aku minta tanggapan. Tapi sebelumnya arsipkan dulu cerita ini beberapa menit, setelah itu baru lihat. 

Beberapa author lain bilang kalau wattpad memang agak error gegara banyaknya pengguna yang meningkat secara drastis. 

Sniper Mate: Demon Bloodحيث تعيش القصص. اكتشف الآن