part 27| pilihan

Mulai dari awal
                                    

"Gue gak mau dan apa lo yakin?" ucap Alta

"Tapi gue mau dan gue yakin, sangat-sangat yakin malah dan satu lagi, gue minta lo jangan nyapa gue, kalau kita gak sengaja ketemu pura-pura kenal aja" ucap Aretha menghempaskan tangan Alta lalu pergi dari hadapan Alta

Alta hanya terdiam dan tidak mengejar Aretha, dia hanya bisa melihat punggung Aretha yang kian mulai menjauh.

Flashback off

Sandy yang melihat Aretha melamun, Sandy mengayunkan tangannya di depan wajah Aretha, yang membuat Aretha mengerjap-erjapkan matanya beberapa kali.

"Jangan bengong, kemasukan jin Tomang tahu rasa lo," ucap Sandy menyentil dahi Aretha

"Biarin, wle" ucap Aretha menjulurkan lidahnya.

Aretha memasukkan beberapa sendok sambal ke dalam kuah baksonya, membuat Sandy dan Gebby yang melihatnya mulai merasa ngilu melihat kuah Aretha yang keruh. Lantas, Sandy langsung merebut mangkok sambal dari hadapan Aretha, membuat Aretha mendengkus sebal.

"Lo ngapain sih?" Tanya Aretha saat Sandy merebut mangkok sambal di hadapan Aretha.

"Lo gak boleh kebanyakan makan sambal, itu udah tujuh sendok itu udah banyak Aretha."

"Ini masih sedikit, kembaliin mangkok sambalnya," ucap Aretha yang berusaha merebut mangkok sambal yang masih dipegang Sandy.

"Tetep gak mau, gue khawatir perut lo sakit," ucap Sandy yang masih kekeh tidak mau memberikannya pada Aretha.

"Nyebelin, sini gak."

"Gak ya gak."

Gebby hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuan kedua sahabatnya itu, seperti anak kecil yang merebutkan sebuah balon saja. Gebby tetap tenang memakan siomay yang dia pesan tanpa memedulikan kedua sahabatnya yang masih setia adu mulut.

Sampai Gebby merasa terganggu dengan beberapa orang yang melihat ke arah meja mereka, bisa dibilang Gebby cewek pemalu bila berada di keramaian, apalagi jika diperhatian semua orang. Gebby mencoba melerai kedua sahabatnya.

"Udah-udah jangan pada ribut, kalian makan cepet gak usah rebutan sambal gitu."

"Tapi By, lo tahu sendiri kalau gue gak suka makan bakso kalau gak pakai sambal," ucap Aretha dengan wajah yang ditekuk.

"Dan lo tahu sendiri kan, kalau Aretha punya penyakit lambung walaupun makan pakek dua puluh sendok sambal gak ngaruh buat dia, tapi gue tetep khawatir kalau nan..." Ucap Sandy yang terpotong omongan Gebby.

"Udah, Aretha kamu udah ambil tujuh sendok sambal itu lebih dari cukup, Sandy cuma khawatir sama lo dan Sandy sini mangkok sambalnya biar Gebby yang bawa," ucap Gebby tegas membuat Aretha dan Sandy menatap tak percaya

"Kenapa pada diem? Gebby ngomongnya galak ya?" ucap Gebby menggaruk tengkuknya yang tidak gatal sambil menyengir kuda.

Mereka bertiga kembali ke aktivitas masing-masing. Alta sendiri berada di rooftop sekolah, saat bertemu Aretha di kantin tadi, Alta sangat ingin menyapa dan bercanda gurau seperti dulu dan ingin rasanya Alta mengelus pucuk kepala Aretha seperti dulu, tapi itu tidak akan mungkin bisa terjadi lagi.

Dari atas rooftop, Alta dapat melihat Aretha dan Sandy yang berjalan beriringan. Sesekali mereka tertawa lepas, hati Alta tiba-tiba merasa sakit melihat mereka berdua yang terlihat sangat akrab. Dia hanya bisa di tanpa bisa melakukan sesuatu lagi, sekarang Alta bukan siapa-siapa lagi di kehidupan Aretha, dia hanya mantan.

*****

Aretha sedang menunggu Sandy di gerbang sekolah, Gebby sudah pulang dari tadi. Aretha dan Sandy berencana pergi ke sebuah cafe yang baru saja dibuka. Mereka berdua ingin menikmati beberapa cake yang tersedia di cafe yang baru itu.

"Mana sih si Sandy, lama bat sih."

"Udah nunggu lama ya," ucap Sandy yang baru sampai.

"Enggak lama kok, cuma sebentar gue nunggunya sampai kaki gue rasanya tumbuh akar," ucap Aretha yang membuat Sandy tertawa geli

Mereka berdua segera pergi dari lingkungan sekolah. Tanpa mereka sadari, ada sebuah motor yang mengikuti mereka dari belakang, mengikuti kemana pun mereka pergi.

Gadis OnarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang