part 32| Aqila?

714 50 0
                                    

Hari ini Aretha berencana menjenguk mama Sandy di rumah sakit. Dia membawa beberapa buah-buahan dan juga boneka pokemon kesukaan Aretha. Dia membuka pintu ruang inap dan terlihat Sandy yang sedang berbincang-bincang dengan mamanya.

"Permisi Tante" ucap Aretha masuk dan menutup pintu

"Kamu Aretha kan, terima kasih sudah mendonorkan darah kamu buat Tante, padahal kamu pobia jarum suntik kan" ucap mama Sandy ramah dan tersenyum

"Sama-sama Tante. Ini Aretha bawain buah-buahan ama boneka pokemon" ucap Aretha meletakkan buah di nakas dan memberikan boneka pokemon pada mama Sandy

"Makasih ya dan buat apa boneka pokemon ini" ucap Mama Sandy yang tampak bingung

"Iya, buat apaan Ret?" Tanya Sandy yang ikut bingung

Aretha tersenyum "Dalam filmnya, pokemon ini namanya pikacu Tan, dia memiliki sifat yang baik, ramah, suka menolong dan juga pantang menyerah. Aretha kasih Tante boneka itu agar Tante pantang menyerah melawan penyakit anemia Tante, walaupun sudah membaik dari kemarin" ucap Aretha tersenyum lebar

Sandy dan mama Sandy tertawa geli melihat tingkah abstrul Aretha. Aretha menggaruk Tengkuknya yang tidak gatal dan ikut tertawa karena kelakuannya sendiri. Aretha berbincang-bincang dengan mereka sangat lama, hingga menjelang siang dia pamit untuk pulang. Saat dia menunggu taksi di halte depan rumah sakit, dia melihat seorang gadis yang sedang dijambret. Aretha segera berlari mengejar jambret itu. Aretha berhasil menghadang jambret itu.

"Woy, balikin tas itu. Mau mendekati bulan puasa masih aja nyopet lo, dosa goblok," ucap Aretha.

"Banyak bacot lo," ucap jambret itu langsung menghajar Aretha.

"Langsung ngegas lo, oke gue ladenin," ucap Aretha.

Aretha mulai menendang perut, memukul bagian Tengkuk dan menendang bagian kaki membuat jambret itu. Kedua tangan jambret itu tertekuk ke belakang membuat dia tidak bisa melawan lagi. Para warga berdatangan membantu Aretha.

"Mampus lo, makannya jangan anggep remeh Aretha. Udah bapak-bapak, langsung bawa ke polisi aja. Biar saya yang nyerahin tas gadis itu" ucap Aretha mendapatkan anggukan kepala

Aretha berjalan menuju halte dan menemui gadis yang tasnya kejambret. Dari belakang Aretha merasa kenal sesosok gadis itu. Aretha menepuk pundak gadis itu membuat dia berbalik menghadap Aretha.

"Aretha," ucap Aqila kaget dan memeluk Aretha.

"Ini tas lo, lain kali hati-hati ya," ucap Aretha tersenyum.

"Maafin gue ya Ret, gara-gara gue hubungan lo sama Alta berakhir," ucap Aqila menundukkan kepala.

"Udah itu masa lalu, gue gak suka kalau bahas masa lalu yang gak gue suka. Jadi lo tenang aja, lo gak salah kok, takdir aja yang gak setuju kita bersama," ucap Aretha yang membuat Aqila semakin menundukkan kepala.

"Lo ngapain ke rumah sakit? Kerabat lo ada yang sakit ya. Terus kamu beberapa hari kok gak ada di sekolah," tanya Aretha menepuk pundak Aqila.

"Itu anu...em gue ke sini lagi ngecek ada atau gak pendonor sumsum tulang belakang," ucap Aqila pelan.

Aretha hanya mengangguk tidak paham. Mengapa Aqila mengecek pendonor sumsum tulang belakang, untuk apa?Aretha menggaruk Tengkuknya yang tidak gatal, dia sama sekali tidak mengerti apa maksud Aqila.

"Gue nanya dong, lo ngecek gituan buat apaan?" Ucap Aretha menyengir kuda.

"Buat gue Aretha. Gue terkena penyakit leukimia," ucap Aqila tersenyum.

"Apa? Leukimia, terus lo gimana. Aduh lo kok bisa kena leukimia sih," ucap Aretha merasa khawatir.

"Eh, lo mau kemana? Pulang ya, gue anterin sebagai ucapan terima kasih mau gak," ucap Aqila mengalihkan topik pembicaraan.

"Mau banget, sekalian hemat uang gue," ucap Aretha menyengir kuda.

Aqila hanya geleng-geleng kepala menanggapi sikap Aretha. Lantas, dia segera mengantar Aretha pulang ke rumahnya. Aqila bersyukur Aretha adalah gadis yang baik. Dia tidak menyangka Aretha akan memaafkannya. Sejak di dalam mobil, Aretha selalu mencuri pandang ke Aqila. Dia merasa penasaran hubungan apa yang sebenernya mereka berdua jalani. Mulutnya terkunci saat ingin bertanya.

"Aqila," panggil Aretha.

"Iya. Ada apa?" Tanya Aqila menoleh sekilas ke Aretha.

"Sebenarnya hubungan lo sama Alta itu apa sih?" Tanya Aretha memicingkan matanya.

Aqila hanya tersenyum menanggapi pertanyaan Aretha. Aretha malah bingung kenapa Aqila tersenyum kepadanya, bukannya menjawab pertanyaannya

"Gue bisa jelasin ke lo sekarang, tapi Alta yang harus jelasin ke lo. Bukannya gue gak mau, tapi gue harap Alta yang jelasin langsung supaya hubungan kalian membaik," ucap Aqila masih fokus menyetir.

Aretha merasa sebal dengan Aqila. Kenapa bukan dia aja yang menjelaskan langsung. Aretha menghela nafas. Rasa penasarannya kian bertambah sekarang. Sampai di dalam rumahnya, dia melihat mama dan papanya sedang berada di dapur sedang membuat sesuatu. Aretha mengendap-endap menuju dapur. Dia mengagetkan mama dan papanya membuat tepung yang mamanya pegang terjatuh tepat di wajah Aretha.

"Nah, wajah Aretha putih secara instan," ucap Aretha meniup poninya membuat beberapa tepung berhamburan

"Makannya jadi anak jangan sering ngerjain orang tua," ucap mama Aretha tertawa melihat wajah putrinya

"Udah kamu sekarang ke kamar mandi aja sana," ucap papa Aretha yang di susul tawa yang cukup kencang.

Aretha mengangguk dan berlari menuju kamarnya untuk membersihkan diri mengakibatkan lantai yang Aretha lewati kotor karena tepung. Setelah selesai Aretha melihat layar ponselnya memperlihatkan beberapa motif pesan dari Alta. Aretha memutar bola matanya malas. Dia membuka dan membaca setiap pesan yang Alta kirim.

Alta buaya mars

Gue tahu lo mulai penasaran sama hubungan

gue dan Aqila.

Kalau mau, besok bakal gue ceritain semuanya.

Iya gue mau

Dimana dan kapan?

Besok, di cafe nyokap lo

Jam delapan pagi

Oke

Aretha memijat pelipisnya. Sekarang rasa penasarannya kini kian bertambah. Sebenarnya hubungan mereka berdua apa? Dan kenapa mereka berdua sangat dekat hingga Alta berani membohonginya.

Dan dia teringat kertas yang Alta tulis saat ulang tahunnya dulu. Aretha tidak akan bisa bertemu Alta lagi. Aretha tersenyum mengingat kejadiannya bersama Alta dulu saat masih memiliki hubungan khusus.

Tanpa sadar, Aretha tertidur dan masuk ke dalam mimpi membawa rasa penasarannya. Aretha selalu berharap hari esok lebih baik. Besok rasa penasaran Aretha akan terpenuhi semuanya. Dan jika boleh jujur, aretha merindukan sesosok Alta yang selalu memanjakan dan menjadikan Aretha sosok istimewa dalam kehidupan.

Tapi mau bagaimana lagi, rasa kecewa yang Alta berikan padanya membuat rasa cinta dan sayangnya berkurang hari demi hari. Dan Aretha merasa takut untuk jatuh cinta dan menjalani hubungan dengan seseorang lagi. Sebelum benar-benar tertidur, pikiran Aretha dipenuhi oleh dua sosok laki-laki yang mengisi hari-hari, yaitu Alta dan Sandy.

Gadis OnarWhere stories live. Discover now