"Land Kak Liam udah dateng belum?" tanya Alle menghampiri Arland dengan satu tangannya memegang sebuah laporan.

Gue yang dari tadi disini gak ditanyain! Giliran tuh cowok dateng baru ditanyain!

"Cowok lo didepan." ujar Arland datar kemudian kembali duduk disofa. Seolah tidak mengizinkan Alle pergi nantinya. Sekalipun dirinya diusir.

Alle mengerutkan keningnya. Namun, tanpa mau menjawab perkataan yang melantur itu Alle pun segera berlari kecil keluar guna memberikan berkas laporan osis.

"Makasih All. Nanti gue tinggal revisi sedikit kalau ada kesalahan." ujar Liam menerima laporan itu.

"Iya, Kak." jawab Alle singkat.

"Humm Arland dirumah lo ya? Ngapain?" tanya Liam penasaran.

Alle mendadak gugup."O-oh, itu dia lagi nunggu Varel katanya mau ke sini. Sama yang lain juga." jawab Alle terpaksa berbohong.

Liam mengangguk. "Pengennya tadi mampir dulu, tapi mau jemput adik. Lain kali aja nanti." ujar Liam seraya menaiki motornya. Alle pun hanya tersenyum menanggapinya, kini ia mulai tidak fokus.

"Hati-hati, Kak." kata Alle tersenyum.

Tin!

Alle langsung segera masuk guna menghampiri laki-laki itu. Namun, Arland tidak ada disofa membuat Alle celingukan sendiri.

Dilihatnya cowok itu tengah ke dapur sambil membuka kulkas. "Mana cowok lo? Gak jadi jalan." sembur Arland saat Alle ingin membuka suara.

Alle lantas memegangi dahi cowok itu. "Lo sakit?" ujar Alle menatap Arland bingung. Cowok? Cowok siapa?

Arland mendengus seraya melewati gadis itu. "Kenapa pacar gak disuruh masuk? Ada gue?" cecar laki-laki itu kembali tanpa menghiraukan wajah kebingungan Alle.

"Pacar? Pacar apan sih?!" ujar Alle mendadak kesal. Namun, seketika ia kembali terdiam. "Maksud lo Kak Liam? Kak Liam pacar gue gitu?" kata Alle dengan wajah kagetnya.

Arland melirik berarti iya.

"Sumpah lo gak waras! Gue sama dia gak pacaran!" ujar Alle berkacak pinggang.

"Pinter benget lo bohong." ketus Arland kembali duduk disofa.

Alle menggeleng heran. Dari mana cowok itu dapat pemikiran seperti itu. "Gue gak pacaran! Apalagi sama dia." jelas Alle mendadak kesal. Namun, kenapa juga ia harus menjelaskannya?

Tunggu? "Jangan bilang lo nguping waktu diruang osis?" selidik Alle memincing dan tanpa sadar gadis itu memajukan wajahnya menatap cowok itu intens.

Arland lantas gelalapan sendiri. "Gak! Apaan sih lo!" kata Arland mendorong kening Alle sehingga gadis itu terhuyung pelan.

Tawa Alle seketika pecah diudara. "Makanya kalau nguping tuh sampai habis! Jangan setengah doang," ejek Alle.

Arland lantas menjitak kening Alle saking kesalnya dengan gadis itu. Alle pun langsung memperbaiki posisi duduknya.

"Jangan bilang lo cemburu?" tuding Alle seketika, entah dari mana pemikirannya itu.

Arland langsung menoleh, menatap balik gadis itu intens. "Kalau iya kenapa?" ujar Arland serius.
Ada rasa senang menyelusup saat mendengar bahwa ternyata Alle dan Liam tak berpacaran.

"Halah ngaco!" kata Alle berdiri dari duduknya. Jika apa yang dikatakan cowok itu memang benar ia harus apa? Haruskah senang?

Arland langsung mencekal lengan gadis itu. "Mau kemana?" tanya Arland.

My BadBoy In Sweet ✔️[SEGERA TERBIT]Место, где живут истории. Откройте их для себя