Detik itu juga, Taeyong langsung memeluk Mamanya.

"Maafin Taeyong, Ma. Taeyong udah ngebuat Mama kecewa,"

"Hush! Ngomong apa, sih, kamu? Dengan kamu seperti sekarang ini, udah cukup ngebuat Mama, Papa dan Kakakmu bangga."

"Tapi aku gak nurutin permintaan Mama untuk sama Tzuyu."

"Gapapa, nak. Mama gak mau ngelihat kamu gak bahagia karena udah nurutin permintaan Mama yang gak masuk akal. Mama harusnya yang minta maaf."

Taeyong semakin mengeratkan pelukannya. Taeyong bahagia sekali hari itu. Itu berarti, Taeyong bisa menjalani kisah cintanya tanpa ada hambatan, dong? Ah, tidak. Masih ada satu lagi yang tersisa.

Agensinya.

"Ada apaan, sih, aku pulang, kok, malah keadaan mellow begini?"

Jaejoong baru aja datang. Soyeon langsung menyambut cowok itu dengan girang.

"Jae Oppa!! Kangen parah!!" Soyeon berlari menghampiri Jae untuk memeluk tubuh laki-laki itu.

"Soyeon?! Kamu kok bisa disini?"

"Aku sebenarnya udah ada di Seoul waktu konsernya Taeyong Oppa. Tapi aku tinggal di dorm-nya mereka,"

"Kamu tinggal sama sebelas laki-laki?"

Soyeon mengangguk. Jae langsung masang muka datar ngelihat ke arah Adiknya. Untung Taeyong yang ditatap begitu, langsung mengerti.

"Soyeon yang mau, Hyung." ujar Taeyong membela diri.

"Ih! Jangan salahin Tae Oppa. Emang aku yang minta buat tinggal disana," kata Soyeon mencoba membuat Jae tenang.

Jae pun mendengus. "Lagian kamu kayak gak punya keluarga aja, disini. Harusnya kamu kalau mau ke Seoul, bilang sama Jae Oppa. Kan Oppa bisa jemput kamu. Kalau kamu minta dijemput sama Tae, kan, belum tentu Tae bisa."

"Bisa, kok, Oppa! Buktinya kemarin yang jemput aku Taeyong Oppa sama Mark!"

"Lah, waktu itu kamu gak ada jadwal emangnya, Yong?" tanya Jae mengalihkan pandangannya pada Taeyong.

Taeyong kembali mengingat kejadian beberapa hari lalu. "Waktu itu aku ada jadwal kosong beberapa jam, doang, sih. Untungnya bisa aku gunain buat jemput Soyeon ke Bandara."

Mendengar jawaban Adiknya, Jae kembali menoleh pada Soyeon. "Denger, kan? Tae waktu itu lagi sibuk, banget. Lain kali kalau kamu mau ke Seoul, kabarin Jae Oppa biar Oppa yang jemput kamu."

"Iya, Oppa! Mianhae!"

Jae menghela nafasnya kemudian memeluk serta mencium pipi Soyeon. Gak cuma Taeyong doang yang sangat menyayangi Soyeon, begitu juga Jaejoong. Jae sama kayak Tae yang menganggap diri Soyeon kayak Adik sendiri.

Balik ke keadaan semula. Taeyong gak berhenti untuk ngungkapin rasa bersalahnya sekaligus ngungkapin rasa terima kasihnya kepada sang Mama. Walaupun Jae baru sampai di rumah, tapi Jae tau apa yang sedang dibahas keluarganya.

"Lagian, Mama penasaran, deh, Tae, siapa gadis yang bisa naklukkin hati kamu,"

Kedua mata Taeyong sukses melotot. "Lah? Mama tau aku lagi suka sama seseorang?"

"Mungkin bisa dibilang begitu. Soalnya selama ini kamu gak pernah nolak perjodohan itu. Gak salah, dong, kalau Mama ngiranya kamu lagi suka sama seseorang. Eh ternyata dugaan Mama benar."

Hampir aja Taeyong mengira kalau Jaejoong sama Soyeon yang udah ngasih tau gadis yang Taeyong suka ke Mamanya.

"Siapa, sih, nak?" tanya Mamanya lagi.

Terjebak - Taeyong ✔Where stories live. Discover now