(22) Keluarga

5.6K 319 2
                                    

Ares POV

Hubungan gue dan Nina berjalan seperti biasa lagi. Ga terganggu dengan pikiran gue yang bisa melayang-layang seperti kemarin. Dan hari ini tepat satu tahun kami berpacaran. Ga ada pertengkaran yang berarti yang membuat hubungan kami retak. Malah gue merasa semakin hari gue dan Nina semakin dekat. Karena itu gue memutuskan untuk mengajak Nina ke rumah untuk diperkenalkan kepada Papa dan Mama.

"Res, kamu yakin mau bawa aku ketemu orang tua kamu? Aku ga yakin orang tua kamu bak-..."

"Mereka mau ketemu kamu dan mereka bakal suka sama kamu." kata gue menenangkan.

Nina sepertinya terlalu gugup hanya karena ingin bertemu dengan orang tua gue. Dari tadi dia terus bertanya tentang penampilannya, orang tua gue yang akan suka sama dia atau engga, bahkan dia bertanya bagaimana dia harus bersikap.

Gue pun hanya bisa geleng-geleng kepala. Gue ngerti sih bagaimana gugupnya dia, karena minggu lalu gue pun gugup setengah mati karena punya ide spontan untuk bertemu kedua orang tua Nina. Bahkan rasanya tangan gue sampai dingin dan berkeringat!

Untungnya, orang tua Nina sangat ramah menerima kedatangan gue ke rumahnya. Bahkan mempercayakan Nina kepada gue. Jelas rasanya gue pun seperti ingin melayang! Gue mendapat restu!!!

"Udahhh... ayo cepet keluar. Papa sama Mama pasti udah nunggu kamu.." kata gue sambil membukakan pintu mobil Nina.

"Aduhh Ress... besok aja ya ketemunya. Aku ... aduhh, aku takut. Nanti gimana kalau orang tua kamu ga suka sama aku!?" kata Nina yang masih duduk diam di jok mobil.

"Engga... ayo. Jangan mikir yang engga-engga deh." Kata gue sabar sambil menarik tangan Nina keluar dari mobil.

"Resss... aduhhh!"

"Udahhh... Ga apa. Ayo cepet kita masukkk..." ajak gue.

Gue baru aja mau buka pintu, tiba-tiba pintu sudah terbuka dengan lebar.

"Oh. Ares... Hai Kak Nina... silahkan masuk. Udah ditunggu sama Papa dan Mama." Kata Rina sedikit gugup sambil mempersilahkan masuk.

"Loh, kok... kamu pelayan yang waktu itu kan? Kok kamu ada di sini?" tanya Nina bingung.

Ah iya. Gue lupa cerita ke Nina! Bodohnya gue.

"Ah iya Nin... jadi Rina sekarang ini kerja di rumah aku. Udah setengah tahunan lah." Jelas gue.

"Oh gitu.. Hai, gue Nina. Lu?" Kata Nina sambil mengulurkan tangannya.

"Hai Kak... gue Rina." Kata Rina sambil menjabat tangan Nina.

Entah ini perasaan gue aja atau emang beneran, tapi gue lihat Nina ga suka sama Rina. Bahkan ga ada senyum yang biasa Nina kasih ke orang yang berkenalan dengannya. Kenapa? Atau mungkin karena dia terlalu gugup untuk ketemu orang tua gue kali ya?

"Papa sama Mama ada dimana Rin?" tanya gue.

"Itu... udah nunggu di ruang keluarga. Tadi baru selesai makan jadi ke sana. Lu sama Kak Nina udah makan?" tanya Rina.

"Udah kok. Gue sama Nina ke sana aja langsung ya." Kata gue lalu mengacak rambut Rina.

"Ihhh... Ares! Rese deh!" kata Rina kesal.

"Hahaha... lagian punya rambut berantakan banget sih!"

"Sembarangan! Gue udah rapi-rapiin tau dari tadi pagi! Udah ah, sana lu masuk. Gue mau keluar dulu. Daaahhhh...." Pamit Rina yang sudah seenaknya pergi.

"Loh... Rin!!! Mau kemana???! Kan biasa lu pulang jam tujuh, sekarang kan baru jam satu???" teriak gue ke arah Rina yang sudah membuka pintu pagar.

But I Love HerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang