(2) Boyfriend

12.4K 484 3
                                    

Gue tau Nina suka makan seafood dan minum es jeruk. Nina suka warna biru daripada pink, dan lebih suka memakai flat shoes daripada high heels. Nina ga bisa nyetir. Nina lebih memilih naik taksi daripada merepotkan orang untuk mengantarnya.

Nina selalu membawa sketch book dan sebotol air minum di dalam tasnya. Dia lebih suka make up yang natural daripada berlebihan. Nina lebih suka mengikat rambutnya daripada digerai, dan jika dia kepanasan dia akan berdecak sebal. Nina ga suka binatang kecil, tapi dia sayang banget sama kucing.

Nina suka menggambar, bahkan dia bisa menggambar dimana saja dan kapan saja. Nina ga suka ada orang yang di-bully, dan dia akan maju tanpa berpikir panjang untuk menolong. Nina selalu memberikan uang pada pengemis.

Nina suka nonton film romantis, dan benci film horor. Lebih suka tertawa daripada menahan-nahan. Nina suka bersikap terbuka, tanpa takut imagenya hancur. Nina sayang keluarganya, terutama kakak satu-satunya yang sudah menikah.

Dan banyak lagi hal yang gue tau tentang Nina. Banyak sekali! Bahkan semua udah gue hapal di luar kepala dan hanya bisa tersenyum setiap kali memperhatikan Nina melakukan segala sesuatunya persis seperti yang gue tau!

Tapi sayangnya... Nina ga memilih gue sebagai pacarnya.

"Aressss!!!! Gue punya kabar bahagia hari ini!!!" teriak Nina saat menghampiri gue di perpustakaan.

Tentu saja semua mata langsung menatap Nina kesal, apalagi petugas perpustakaan. Ini kan PERPUSTAKAAN. Tapi Nina hanya mengangguk-angguk minta maaf, dan semua orang kembali tenang.

Nina kembali menatap gue dengan matanya yang begitu berbinar-binar. Dia bahagia, dan gue yakin itu.

"Apa kabar bahagianya?" tanya gue penasaran.

"Gue pacaran sama Angga!!!"

Apa?!

"Lu pacaran sama...?"

"Iyaaa! Gue pacaran sama Angga dan orang pertama yang mau gue kasih tau itu lu! Aaaaa gue seneng banget Resss.. gue seneng banget!!!"

Rasanya dunia gue runtuh seketika. Selama tiga tahun gue menemani Nina, ga ada satupun cowok yang mendekatinya karena Nina menolak mereka semua. Nina bilang dia mau kuliah dengan baik tanpa terlibat dengan yang namanya cinta, takut menganggu katanya. Tapi sekarang...

Sekarang Nina menghampiri gue di perpustakaan, lalu teriak begitu bahagia kalau dia pacaran dengan Angga? Oh my. Please jangan Angga!

Cowok playboy dan yang bisa gue pastikan bakal membuat banyak cewek-cewek menangis jika mereka tau Nina pacaran dengan dia! Dan gue pun juga rasanya ingin menangis. Gue kalah jauh dari Angga. Kalau setiap cewek yang masa kecilnya selalu ingin menjadi tuan putri yang berharap pangeran berkuda putih dateng, nah... mereka seratus persen udah pasti bakal pilih Angga.

Karena Angga itu top idol di kampus gue!

Vokalis dari band yang lagi naik daun, kaya, playboy, dan yang gue benci... dia itu bukan cowok cupu kayak gue!

Nina masih terus bercerita betapa bahagianya dia pacaran sama Angga, sedangkan semua mata di perpustakaan udah menatap gue kasian. Kenapa kasian? Karena akhirnya gue dicampakan dan Nina lebih memilih dengan pangerannya, bukan pelayannya!

"Selamat ya Nin.." kata gue sambil memaksakan sebuah senyum.

"Makasih Aresss!!! Lu emang sahabat gue yang paling baikkkk!!!" kata Nina sambil mengenggam tangan gue.

Bukankah ada yang bilang kalau kita bakal bahagia kalau orang yang kita cintai bahagia?

That's bullshit! Gue ga bisa kayak gitu. Gue ga bisa bahagia kalau nyatanya Nina pacaran sama orang lain dan bukan gue!

Rasanya gue ga sanggup ikut kuliah hari ini. Dosen Cuma ngoceh hal yang ga jelas, orang-orang pada natap gue kasian, dan hati gue bener-bener sedih. Rasanya beginikah patah hati? Gue bahkan belum punya suatu hubungan, tapi kenapa gue bisa ngerasain patah hati??!

Gue langsung keluar dari kelas, ga peduli dengan dosen yang memanggil gue ataupun dengan bisik-bisik orang-orang di kelas. Yang gue inginkan sekarang ini hanya ketenangan dimana gue bisa membuang semua rasa patah hati ini!

Ah, Nina... kenapa lu lebih memilih cowok itu...

Gue tau gue ga pantes, tapi kenapa gue ga bisa berharap sedikit aja?

Tiga tahun... itu bukan waktu yang singkat! Apa setiap kali gue menatap Nina, ga adakah sesuatu yang bisa dia rasakan? Ga bisakah dia melihat betapa gue mencintainya?

I love her!

But she doesn't even look at me...

But I Love HerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang