part 22| maaf

Mulai dari awal
                                    

"Gerbangnya ditutup lagi, gimana ini, gue bisa dihukum deh. Sejak kapan gue takut dihukum ya. Biasanya paling semangat. Manjat aja lah mumpung satpam ama guru piketnya belum dateng,” ucap Aretha.

Aretha memanjat gerbang yang lumayan tinggi sampai suara seseorang mengagetkan Aretha, membuat dia kembali turun dari gerbang dan tersenyum menampilkan gigi-giginya. Aretha berdiri tegak dengan senyum yang masih terukir jelas di wajahnya

"Aretha kamu telat," ucap pak botak yang saat itu menjadi guru piket di gerbang

"Eh pak botak, guru paling ganteng bagi Aretha tapi bohong, pak botak pasti kangen sama Aretha ya pak"

"Kamu ini, baru keluar dari rumah sakit sikap kamu masih aja gini. Suka banget ya kamu itu numpuk skors gara-gara keonaran yang kamu buat," ucap pak botak membuka kunci gerbang

"Masalah aja yang selalu datang ke saya pak, mungkin suka sama saya"

"Ngawur kamu ini, mumpung suasana hati saya lagi baik dan kamu baru saja keluar dari rumah sakit, kamu gak saya hukum. Sekarang kamu ke kelas kamu"

"Makasih pak Botak"

Aretha segera berlari menuju kelasnya, untungnya guru yang mengajar sedang sakit. Aretha bernafas lega, dia berjalan dengan lesu menuju mejanya.

"Aretha kok bisa telat sih"

"Gebby diem dulu, gue ngantuk. Ini beberapa soal yang semalam gue kerjain. Gue mau tidur dulu" ucap Aretha mulai menutup mata dan tertidur

Saat bel istirahat berbunyi, Aretha lebih memilih ke perpustakaan untuk membaca beberapa komik yang ada, Alta yang waktu itu juga ke perpustakaan segera menghampiri Aretha dan duduk di depannya.

Aretha yang melihat Alta hanya memutar bola matanya malas dan kembali membaca komik. Apa masih merasa bersalah karena kejadian di parkiran tempo hari lalu.

"Ret, maafin gue yang udah egois, gue mau kita perbaiki hubungan kita seperti awal lagi gue nggak mau kehilangan lo gue itu sayang sama lo Aretha" ucap Alta sambil memegang salah satu tangan Areta

mereka yang diperlakukan seperti itu oleh Alta, membuat hatinya luluh seketika. Boleh dibilang, Aretha tidak bisa marah terlalu lama ke Alta.

"Lo mau kan, kita mulai hubungan kita dari awal lagi" ucap Alta

Mereka berdua saling menatap satu sama lain, mata mereka saling mengisyaratkan dan saling melepas rindu. Aretha tampak berpikir dulu, lantas dia tersenyum sangat manis, lalu dia mengangguk.

"Makasih ya, lo selalu maafin kesalahan yang gue lakuin ke lo. Lo baik banget Ret" ucap Alta memegang kedua tangan Aretha

"Baru tahu kalau gue baik lo" ucap Aretah tertawa kecil dan Alta mengusap pucuk kepala Aretha

Iya, lo baik. Terlalu baik malah, lo masih bisa maafin kesalahan gue. Batin Alta

"Maaf, ini perpustakaan tempat membaca dan meminjam buku, bukan tempat ngebucin ya, hargai saya yang masih jomblo" ucap penjaga perpustakaan yang membuat Alta dan Aretha tertawa geli

Mereka berdua keluar dari perpustakaan dan berjalan menuju kelasnya masing-masing, sepanjang perjalanan Aretha dan Alta tak luput dari pengamatan siswa atau siswi yang berada disepanjang lorong kelas.

Yang mereka tahu hubungan Aretha dan Alta sudah kandas di tengah jalan karena mereka selalu bertengkar, nyatanya tidak. Peristiwa itu juga tak luput dari pengamatan seorang gadis bermata coklat, siapa lagi kalau bukan Aqila, dia tersenyum kecut saat melihat dua insan berjalan beriringan dengan bergandengan tangan.

"Nanti pulang bareng gue ya"

"Iya, lo tunggu di parkiran aja"

"Siap Bu bos" ucap Alta mengangkat jempol tangannya

Alta mengacak-acak gemas rambut Aretha dan pergi menuju kelasnya. Aretha merasa senang hari ini. Dia masuk ke kelasnya dan duduk di samping Gebby.

"Gimana By, bener semua yang gue kerjain?" Tanya Aretha

"Bener semua kok. Ada yang salah satu sih, tapi itu udah hebat banget" ucap Gebby menunjukkan kedua jari jempol tangannya

"Pintar juga otak gue, IQ gue meningkat pasti" ucap Aretha merasa bangga kepada dirinya sediri

Aretha sedang menunggu Alta di parkiran sekolah, Aretha pikir Alta sudah menunggunya disini, ternyata dia belum datang. Sampai dia melihat Alta berlari kecil menuju dirinya.

"Maaf telat, piket bentar tadi" ucap Alta masih ngos-ngosan

"Tumben, biasanya juga langsung cabut"

"Kalau gak piket nanti didenda dua ribu rupiah, kan sayang. Buat beli gorengan di kantin udah bikin perut kenyang" ucap Alta yang membuat Aretha tertawa

"Sa ae pantat panci" ucap Aretha memukul pelan lengan Alta membuat cowok itu mengerang kesakitan

"Aduh....tangan gue sakit lo pukul Ret" ucap Alta memegang lengannya

"Eh.. ma...maaf perasaan gue pukul pelan tadi, sakit ya" ucap Aretha mengusap-usap lengan Alta lembut

Alta yang melihat Rekasi Aretha ingin sekali tertawa, namun dia tahan. Akhirnya Alta tertawa geli saat melihat raut khawatir yang Aretha tunjukkan.

"Ngapain lo ketawa, nipu gue ya lo. Gak lucu tahu gak!" Ucap Aretha melipat kedua tangannya di depan dadanya

"Eh...jangan ngambek dong. Maaf ya" Ucap Alta memegang pipi Aretha

"Bodo"

"Maafin gue dong, atau gak lo minta apa aja deh pasti gue turutin, asal lo jangan ngambek lagi" ucap Alta mencoba membujuk Aretha

"Beneran, ya udah kalau gitu. Nanti malam temenin gue pergi, berdua doang" ucap Aretha menekan kata 'berdua'

"Iya sayang buat kamu apa sih yang enggak" ucap Alta kembali mengelus pucuk kepala Aretha

Aretha yang mendengar Alta memanggilnya seperti itu membuat kedua pipinya berkedut karena senang dan malu. Sebelum Alta menyadari bahwa pipi Aretha memerah, Aretha segera mengajak Alta untuk segera pulang.

 

Gadis OnarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang