[7] midnight cars

Start from the beginning
                                    

"Kita belum ada ngobrol sama dia sih," jawab Chaeyeon, "But she knows what should we do."

"Yeah... she's never disappointed us."

"Percaya aja sih sama dia, gua yakin rencana kita gak bakalan gagal walau sesulit apapun," kata Chaeyeon sambil menepikan motornya di sebuah warung.

"She's the best leader i've ever meet in my life," tambah Chaeyeon dan Hitomi menyetuji ucapan Chaeyeon tersebut.













***













"Wonyoung, mau ikut?" Tanya Nako saat melihat Wonyoung yang hampir terkelap di atas sofa.

"Kemana?" Tanya nya seperti anak polos.

"Pergi beli bahan makanan hehe," sahut Nako.

Wonyoung menggeleng, "Nggak Ko, ngantuk."

Nako mengangguk, kemudian dia menarik paksa Hyewon untuk ikut bersamanya.

"Ya Tuhan gua mau dibawa kemana," protes Hyewon saat Nako menariknya ke arah sebuah mobil.

"Ayo beli makanan, lo kan tau tempat makan," sahut Nako.

Hyewon melotot, "Hellow Nako ini Brazil???"

Ucapan Hyewon itu ada benarnya juga, saat ini mereka berada di Brazil bukan di Jepang ataupun di New York.

"Insting," sahut Nako sambil terkekeh.

"Huh, okelah. Tapi hati hati, kita jadi buronan lho," peringat Hyewon.

"Iya. Eunbi bilang mereka gak bakalan nangkep kita sekarang kok."














***













"Ayolah Bi, gua butuh mobil baru yang cepet," kata Yuri.

Eunbi mengangguk, "Ya udah cari mobilnya."

"Dengan balapan?"

"Do what ever you want to do," sahut Eunbi, "This is Brazil, not New York."

Yuri mendapatkan lampu hijau, dirinya tersenyum dengan penuh semangat sampai sampai membuat Yena terheran heran.

"Hah kenapa lo senyum senyum kayak orang gila?" Tanya Yena dengan mimik wajah yang sulit diartikan.

"Malam ini balapan!" Serunya heboh.

"Balapan? Ikut dong!" Sahut Yena antusias.

Yujin yang mendengar obrolan mereka langsung beralih menatap Eunbi.

"Iya iya ikut aja sono, asal balik balik bawa mobil, awas aja gak bawa malah ilang satu mobilnya ya," peringat Eunbi.

Yujin menggumamkan yes. Dirinya hanya ingin menonton, tidak ingin ikut balapan, cukup Yuri saja yang balapan.

Hari sudah menjelang malam, mereka juga sedang makan malam bersama. Sudah seperti keluarga yang tidak lama bertemu, padahal dulunya mereka adalah musuh besar.

Selesai makan, Yuri segera bersiap siap, begitu juga dengan Yujin dan Yena. Padahal Yena kehadirannya tidak begitu penting, tapi dia pengen aja ikut, udah lama gak ngerasain euphoria balapan liar.

"Minju, mobil lo gua pinjem ya," izin Yuri pada Minju.

Minju mengangguk, "Pastiin lo balik bawa mobil baru."

Yuri mengangguk dengan pasti, "Gua janji."

Mereka berangkat ke tempat balapan di salah satu tengah kota. Tapi letak perkumpulan mereka berada di lapangan kosong.

mission impossible | izoneWhere stories live. Discover now