Hurts So Good

11.9K 684 387
                                    

Warning : mature content, nsfw, kinky, kotor kotor kotor.

if you're too soft to handle those things please don't read this story.

Dia yakin seratus persen kalau dia straight, dia penganut hubungan tradisional dimana laki-laki berpasangan dengan perempuan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Dia yakin seratus persen kalau dia straight, dia penganut hubungan tradisional dimana laki-laki berpasangan dengan perempuan.

Yah, dia berpikir begitu setidaknya sampai seminggu yang lalu.

Kalau Hyunjin tidak salah ingat, otaknya mulai memikirkan hal-hal diluar nalar dan diluar kebiasaan sejak seminggu yang lalu. Hari saat ia tertidur pulas setelah membersihkan diri sepulang latihan.

Saat itu dia tidur berpelukan dengan Jeongin dan tebak apa yang terjadi, Hyunjin bermimpi. Di dalam mimpinya Jeongin mendesahkan namanya saat ia menunggangi kejantanan maknae grup mereka. Hyunjin terbangun dengan gundukan di celana, penisnya berdenyut nyeri memohon pelampiasan, setelah itu dia bahkan tidak sanggup untuk sekedar melihat lengan telanjang Jeongin.

Hyunjin pikir mimpinya hanyalah bunga tidur random yang kerap datang saat kita terlelap dengan pulas, tapi bayangan-bayangan tidak senonoh yang melibatkan dirinya dengan para anggota grupnya ternyata juga kerap datang saat dia dalam keadaan sepenuhnya sadar, saat mereka menonton film bersama, makan bersama, saat latihan, saat mengobrol biasa, bahkan hal sederhana seperti bersisian jalan dengan salah satu anggotanya saat hendak pergi ke dapur saja sudah mampu menimbulkan bayangan asusila di kepalanya.

Hyunjin menyimpulkan kalau dia sudah gila, karena dia tidak mampu memikirkan hal lain selain mendapatkan salah satu anggota grupnya untuk menidurinya, gila. Tetapi sayangnya tidak mungkin Hyunjin menceritakan keresahannya pada siapapun terutama teman satu grupnya.

Jadi hal terbaik yang bisa Hyunjin lakukan adalah mengunci diri di dalam kamarnya, menolak untuk ikut yang lain makan malam di luar dengan alasan kelelahan, dia memang kelelahan secara mental bukan fisik.

"Hyunjin-ah, sudah tidur? kalau belum keluarlah makan sebentar, kami membeli makanan untukmu."

Itu suara Chan, sepertinya teman-teman satu grupnya sudah kembali.

"Hyung," lirih Hyunjin, tentu saja Chan tidak akan mendengarnya.

"Sudah tidur ya," Suara Chan terdengar lagi kali ini diikuti bunyi langkah kaki yang menjauhi pintu kamar Hyunjin.

Di atas ranjang, di balik selimut tebalnya Hyunjin berbaring telanjang, kaki-kakinya yang panjang tertekuk menekan dadanya.

"Cha-ah, Chan Hyung—" begitu putus asa Hyunjin menjari liang senggamanya, napasnya pendek-pendek dan keringat serta air mata sudah menganak sungai di wajahnya yang elok.

"Please," Ia memohon pada Chan yang ada di dalam kepalanya untuk menghajarnya lebih keras lagi, ia membayangkan senikmat apa jemari besar Chan jika benda itu menampar pantatnya saat pria tampan itu hancur karena kenikmatan lubangnya.

strawberries or chocolate sir?Where stories live. Discover now