PROLOG

197 17 1
                                    


Hari ini SMA STARLIGH sangat ramai karena para Guru sedang mengadakan rapat dadakan yang artinya semua murid bebas melakukan apapun yang mereka suka. Mulai dari ke kantin, perpustakan, taman, bahkan ada yang tetap bertahan didalam kelas dengan kesibukan nya masing-masing.

Tapi berbeda dengan Aretha yang masih memutuskan untuk tetap berada di dalam kelasnya dengan pandangan tak lepas dari handpone yang dipegangnya, begitupun dengan ketiga temen nya yang juga ikut duduk didekatnya sibuk dengan kegiatannya masing-masing.

“Kantin yuk, laper nih?” ajak Aksel. Yang mulai memecahkan keheningan diantara mereka.

“bayarin gak?” Arziq yang langsung menjawab. Soal gratisan dia memang yang paling cepat.

Sentak Arza, “otak lo, gak jauh-jauh dari makanan gratis!” yang membuat Arziq langsung menabok lengan nya.

“kaya lo gak suka gratisan aja bro!!!” jawab Arziq dengan nada ngegas nya.

Arza terkekeh, “Paham teruss, kuy gas kantin di traktir Aksel!!” Arza teriak dan langsung langsung cabut pergi bersama Arziq menuju kantin.

“KUYY lahh!!!”

“EH WOII GUA BELOM BILANG BAKAL TRAKTIR YAAA!!!!!” Teriak Aksel yang telah dibuat kesal dengan tingkah kedua temannya itu, namun sama sekali tidak didengar oleh kedua teman nya itu yang sudah cabut lebih dulu ke kantin.

Aretha yang sudah terbiasa melihat kelakuan teman-teman nya hanya bisa menggelengkan kepalanya, karena menurutnya ketiga teman laki-lakinya itu sangat langka untuk di dapatkan di zaman sekarang ini, jadi dia sudah terbiasa dengan kelakuan kekanakan para sahabatnya itu.

Aretha, Arziq, dan Arza itu bukan Cuma sahabatan, mereka masih ada hubungan darah, dalam artian bersaudara. Sampai akhirnya, nambah Aksel deh di team mereka, mereka sudah bersama-sama sejak masih kecil. Cuma waktu SD, Dan SMP mereka terpisah sekolahnya, jadi jarang ada waktu untuk kumpul bersama.

Sampai akhirnya mereka dipersatukan kembali di SMA STARLIGHT, dan lebih hebatnya lagi mereka berempat berada di kelas yang sama XI-MIPA 1.

“Ret, ayo gak ikut ke kantin?” Tanya Aksel yang mulai mengalihkan pandangan nya menatap Aretha.

Aretha menggeleng, “males, pengen dikelas aja.” dengan kepala yang masih setia menempel di atas mejanya.

“kalo gue traktir, apa lo bakal tetep manja-manjaan sama itu meja?” bujukan Aksel sontak membuat Aretha langsung bangkit dan menarik nya untuk menyusul ke dua teman nya yang tadi sudah berjalan ke kantin.

“Ayo kantin, kapan lagi seorang Aksel Juro Reynarld mau traktir gue makan!!!”

Aksel yang terkekeh langsung mengacak-acak rambut Aretha, “gitu aja lo baru bangkit.”

“Rambut gue berantakan Aksel!”  Aretha dengan muka cemberutnya sambil menata rambutnya kembali.

“Biarin lucu!” sahut Aksel. dan langsung cabut menuju kantin meninggalkan Aretha.

“Sel, tungguin!!” Aretha pun lari untuk menyamakan langkah kakinya dengan Aksel dan bersama-sama menuju kantin.

Sesampai mereka berdua dikantin, mereka langsung mengarahkan matanya kesegala penjuru untuk mencari kedua teman nya itu yang tadi pergi kekantin lebih dulu, sampai akhirnya Aksel menemukan dimana teman nya itu yang sedang duduk,  dibagian meja pojok kantin. Lantas mereka pun langsung menghampirinya.

“woi, lama banget si lo berdua laper nih gue!” ucap Arziq dengan muka kelaparan nya itu. Aretha yang melihatnya jadi ingin menabok mukanya sok nya itu.

“bujuk tuan putri, susah banget disuruh ke kantin.” Aksel yang mulai mengejekku, tapi aku hanya menjawab dengan terkekeh ke arahnya, dan langsung mengambil posisi duduk disamping Arza yang kosong.

“TUAN PUTRI GAK TUH!!!” ledek Arza dengan muka datarnya, diantara kita berempat emang dia yang paling datar, tapi dia paling dewasa kalo kita lagi dalam masalah.

“Siapa yang mau mesen jadinya?” Tanya Aksel.

“Tuan putri dong!!” ucap Arziq.

“Disini ada tiga cowo, kenapa harus cewe yang mesen?” ucap Aretha dengan kesal, yang membuat Arziq kembali menyambarnya.

“bilang aja mager TUAN PUTRI!!!” ledek Arziq dengan menekan kata tuan putri.

“ngeselin banget si ziq!!!” Aretha yang langsung melempar selembar tisu yang sudah ia kepal ke arah Arziq.

“Gak kena wlee!” ejek Arziq. Yang membuat Aksel dan Arza hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah kedua teman nya itu yang selalu bertengkar karna hal sepele.

“Yaudah gue aja yang pesen.” usul Aksel yang mulai beranjak berdiri, namun ditahan oleh Arziq.

“Janganlah lo kan udah traktir kita, masa lo juga yang bergerak!” ucap Arziq. Yang membuat ketiga temennya menatapnya.

“Ya terus siapa yg mau mesen, daritadi Cuma debat gak jelas!” Ucap Arza.

“Yaudah gue ajaa, bentar!” akhirnya Aretha mengalah dengan ketiga cowo itu, dan memutuskan memesan makanan yang biasa mereka berempat pesan.

“YANG IKHLAS TUAN PUTRI, JANGAN SAMBIL CEMBERUT!!!” Teriak Arziq. yang membuat semua murid yang berada dikantin mengalihkan pandangan nya kearah mereka duduk, tepatnya ke arah Arziq,

Aretha pun berjalan menuju tempat Pak Yosan yang menjual Baso favorit mereka berempat, sambil mendumel dalam hati “NGESELIN DASAR!”  karna kesel dengan tingkah Arziq, dia berjalan dengan mata yang tidak tentu arah membuatnya menabrak seseorang.

“Eh maaf sumpah maaf gue gak sengaja. Jadi tumpah deh, gue ganti ya?” Aretha yang langsung meminta maaf ke siswa yang ia tabrak tersebut dengan gerakan tangannya meminta maaf juga, namun matanya belum juga menatap seseorang yang ditabraknya itu, karna takut kena makian.

“gapapa santai aja.”

Deg, suara itu.

ARETHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang