Tunangan?

2.5K 77 4
                                    

Bismillah  ....

Malam hari tiba, Aziz beserta keluarganya datang ke rumah Annisa.

Tok ... Tok ... Tok ...

Tak lama kemudian ada seseorang wanita paruh baya yaitu Mamanya Annisa.

"Assalamu'alaikum tante," ucap Aziz mencium punggung tangan Mamanya Annisa.

"Wa'alaikum salam, lho Dokter ini yang periksa Annisa tadi pagi ya?" tanya Dira.

"Iya Tante, saya kesini beserta keluarga saya, mau berbicara penting dengan Tante dan anak Tante Annisa," jelas Aziz.

"Iya, silahkan masuk," ajak Dira.

Mereka pun masuk ke rumah Annisa.

"Annisa ada tamu tuh, nyariin kamu," teriak Dira dari ruang tamu.

"Iya Mah," teriak Annisa dari dalam kamar.

Annisa turun dari anak tangga satu persatu.

"Kak Aziz?" tanya Annisa, sedangkan Aziz hanya membalas dengan senyuman.

"Sini sayang, duduk disamping Mama," ucap Dira, sedangkan Annisa hanya menurut.

"Bismillah, maksud kedatangan saya dan keluarga saya kesini, mau melamar putri ibu, Annisa," ucap Aziz dengan mantap.

"Maaf nak Aziz, ibu serahkan semua kepada Annisa saja," ucap Dira dengan senyuman.

'Hah? Ngapain Dokter ini mau ngelamar gue? Jadi ini apa alasan Dokter datang ke rumah gue? Atau dia mau memperlihatkan kegantengannya ke gue?' Pertanyaan itu terus berputar-putar di otak Annisa.

"Nak, gimana?" tanya Dira, namun tidak ada jawaban dari sang anak.

"Annisa," ucap Dira sambil mencubit hidung Annisa.

Annisa langsung tersadar dari lamunannya.

"Aww, sakit Mah," ucap Annisa sambil mengelus-ngelus hidungnya.

"Jadi dari tadi kamu melamun," ucap Dira disertai kekehan.

Semua keluarga Aziz dan Aziz tertawa melihat tingkah Annisa yang menurut mereka lucu.

"Lucu juga yah calon istri kamu," bisik Mamanya Aziz yang bernama Kartika.

"Iya dong Mah, gak salahkan Aziz pilih calon," bisik Aziz.

"Ekhm." deheman seseorang yang tak lain Ayahnya Aziz bernama Samirki.

Mereka berdua pun berhenti berbisik.

"Gimana nak Annisa?" tanya Kartika.

"Hm ... Maaf semuanya Annisa gak mau," ucap Annisa.

Seketika wajah semua yang ada di ruang tamu, tampak kecewa.

"Maksutnya Annisa gak nolak," sambungnya dengan senyuman.

"Alhamdulillah," ucap semuanya serempak.

'Mungkin ini yang terbaik untukku, usiaku gak bakal lama lagi' batin Annisa lirih.

"Yaudah sekarang kalian ngobrol-ngobrol Mama sama Tante Kartika ke dapur dulu mau masak," ucap Dira kepada Annisa.

"Yuk Mbak ke dapur," ajak Dira.

°•○●°•○●

Di ruang tamu hanya ada keheningan yang menyeliputi antara ke-tiganya.

"Kok pada diem?" tanya Samirki memecah keheningan.

"Ayah berasa jadi jomblo, yaudah kalian ngobrol aja, Ayah mau nonton tv aja," ucap Samirki kesal, karena dicuekin oleh keduanya.

Masih tetap ada keheningan, akhirnya Annisa mengalah untuk berbicara terlebih dahulu.

"Kak Aziz kenapa tiba-tiba ngelamar Annisa?" tanya Annisa.

"Karena saya mengagungimu dan menyukai sifatmu," jawab Aziz apa adanya.

"Sejak kapan Kak? Perasaan Annisa baru kenal Kak Aziz tadi pagi, apa sebelumnya Kak Aziz sudah mengenal Annisa?" tanya Annisa kebingungan.

"Gak usah bingung gitu, saya suka kamu sejak tadi pagi, saya juga baru kenal kamu," jelas Aziz.

"Secepat itu Kak? Kenapa Kakak menyukai Annisa, Annisa berbeda dengan cewe lain, Annisa gak suka make up, bukan seperti cewe lain yang suka make up, satu lagi Kak, Annisa itu suka apa adanya," jelas Annisa.

"Yang namanya cinta gak butuh alasan, saya juga gak mempersalahkan kamu  gak pakai make up, justru saya suka perempuan yang apa adanya seperti kamu," jelas Aziz.

Blusing, pipi Annisa seperti kepiting rebus.

Aziz terkekeh melihat pipi Annisa merona merah.

"Kamu lucu yah, kalau lagi blusing," ucap Aziz terkekeh.

"Ish, apa-apaan sih Kak," ucap Annisa malu-malu.

Alhamdulillah ...

Vote☆
Follow!
Komen¤

Dokter TampanWhere stories live. Discover now