part4 marah

2.8K 94 2
                                    

Sebelum baca alangkah baiknya mengucapkan bismillah terlebih dahulu.

Bismillah .... happy reading.

"Wajar saya khawatir, kamu jangan panggil saya Bapak, udah berapa kali saya bilang," ucap Aziz menahan emosi.

"Emang kenapa saya panggil Bapak, toh gak ada salahnya kan? Saya sebenarnya gak mau panggil kamu dengan sebutan kakak, seharusnya saya panggil lo-gue, paham!"

"Masalah, kamu udah berani membantah saya, saya gak segan-segan hukum kamu, paham!" ucap Aziz sudah meluap emosi.

"Silahkan hukum saya, saya gak takut," ucap Annisa.

"Saya memang siswi, yang harus nurut perintah Dosen, tapi saya juga sadar kalau saya harus panggil kamu Bapak," sambungnya dan berlalu pergi.

Tapi saat Annisa beranjak dari ruangannya Aziz, tiba-tiba kepala Annisa pusing, dan Annisa terduduk di lantai.

"Argh, pusing," ucap Annisa memegang kepalanya.

"Kamu gak papa? Biar saya bantu," ucap Aziz.

"Gak perlu, gue bisa sendiri," ucap Annisa.

"Maafkan saya," ucap Aziz memegang tangan Annisa, tapi langsung ditepis kasar oleh Annisa.

"Jangan pegang-pegang gue, gue gak butuh bantuan lo," ucap Annisa.

"Yaudah, saya cium kamu kalau kamu gak mau dibantu saya." ancam Aziz, dan membuat Annisa takut.

Aziz tersenyum melihat Annisa ketakutan olehnya.

"Kamu duduk dulu di sofa," ucap Aziz, seraya membantu Annisa berdiri.

"Kamu tunggu disini," ucap Aziz.

"Mau ngapain?" tanya Annisa.

"Mau bilang siswa-siswi saya kalau hari ini saya gak mengajar," ucap Aziz.

"Kenapa?" tanya Annisa.

"Nganterin kamu pulang," jawab Aziz.

"Gak, gue gak mau pulang, gue mau kuliah," kekeuh Annisa.

"Kamu  masih sakit," ucap Aziz.

'Sebenarnya kepalaku pusing banget sih' batin Annisa.

"Gak, gue gak sakit, gue sehat."

"Terus tadi kamu bilang 'Argh sakit' itu apa?" ucap Aziz sambil memperagakan gerakan dan ucapan Annisa tadi.

"I-itu gu-gue cuma bohong kalau gu-gue sakit, yah gue bohong," ucap Annisa gagap dan pasti berbohong.

"Kamu bohong," ucap Aziz dingin.

"Gak saya eh, gue gak bohong," ucap Annisa.

"Saya ini Dokter, saya tau mana yang sakit dan mana yang pura-pura sakit," ucap Aziz tegas.

'Aduh, gue lupa kalau dia Dokter' batin Annisa sambil menepuk kening Annisa sendiri.

"Saya beneran gak sakit kok, kamu percaya kan?" tanya Annisa agak ragu.

'Kok dia berubah jadi panggil saya-kamu? Tadi lo-gue' batin Aziz.

"Gak, kamu gak pulang atau saya cium kamu." ancamnya.

"Cium aja saya gak takut," ucap Annisa menantang.

"Oke," ucap Aziz.

Kini Aziz mulai mendekatkan wajahnya ke wajah Annisa, sehingga Annisa bisa mendengar hembusan nafas Aziz.

Annisa yang merasa takut plus risik melihat wajah Aziz yang begitu dekat. Annisa langsung berbuat sesuatu, agar tidak jadi dicium.

PLAK ...

"Dasar mesum," ucap Annisa.

Aziz terkekeh melihat wajah Annisa kesal.

"Kok ketawa sih," ucap Annisa tambah kesal.

'Mana mungkin saya mesum, saya gak berani nyentuh cewe yang bukan mahramnya, tunggu saya halalin kamu' batin Aziz.

Selamat menjalankan ibadah puasa♡

Akhiri membaca cerita Dokter tampan dengan mengucapkan alhamdulillah.

Terimakasih sudah mampir♡

Dokter TampanWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu