part 2

3.6K 112 6
                                    

"Gak usah nunduk gitu, kalau kamu gak kasih tau juga gak papa," ucap Aziz beranjak pergi dari ruangan saat ini.

Namun Annisa langsung mencegahnya.

"Tunggu umur gu-gue 19 tahun, gue kuliah di Madan Purin, gu-gue ambil jurusan kedokteran," jelas Annisa secara rinci.

"Bahaha, kamu itu lucu banget," ucap Aziz tertawa, membuat Annisa bingung.

Aziz yang melihat Annisa kebingunan, langsung menjelaskan, apa yang membuat Aziz tertawa.

"Saya tanya umur kamu, bukan tanya kuliah sama jurusan yang kamu ambil," sambungnya, sedangkan Annisa hanya tersenyum kikuk.

"Nanti Dokter nanya-nanya lagi, yah gue jelasin," ucap Annisa malu, sambil menutup wajahnya.

"Ngapain ditutup-tutupi blusing nih," ucap Aziz mengejek.

"Gak, udah kan periksanya? Gue mau keluar," ucap Annisa.

"Jangan lupa obatnya dibayar dan diminum," ucap Aziz memperingati Annisa.

"Udah tau Pak Dokter Aziz Praditya," ucap Annisa pelan, dan masih bisa didengar Aziz.

"Kamu tadi bilang apa Pak? Dokter?" ucap Aziz memastikan.

"Iy-iya, gue merasa gak sopan panggil Aziz. Gue panggil lo Pak Dokter aja," ucap Annisa.

"Gak, masih muda dibilang Pak Dokter," ucap Aziz menolak mentah-mentah.

"Iya panggil Mas aja," ucap Annisa.

"Emang saya tukang jualan, dipanggil Mas?" tanya Aziz.

"Terus panggil apa dong? Argh, orang lagi sakit disuruh mikir nama panggilan kamu," ucap Annisa mengacak-acak rambutnya.

"Siapa yang suruh mikir? Gak ada yang suruh, panggil saya Kak Aziz atau Kakak," ucap Aziz sambil mengacak-acak rambut Annisa.

"Ihh, rambutku jadi berantakan, jadi kusit," ucap Annisa cemberut.

"Jangan cemberut, mau saya cium?" tanya Aziz.

"Gak, jadi Dokter kok mesum," ucap Annisa kesal, sedangkan Aziz tertawa melihay Annisa kesal.

'Sungguh menggemaskan, jadi ingin cepat-cepat dihalalin' batin Aziz.

"Kak, Annisa pulang dulu yah, assalamu'alaikum," ucap Annisa.

"Wa'alaikum salam, gak cium tangan Kakak?" tanya Aziz dengan nada menggoda.

'Dokter kok genit' batin Annisa kesal.

Saat Aziz ingin membereskan pekerjaan, Aziz teringat sesuatu dalan pikirannya.

'Tunggu dulu, tadi Annisa bilang kuliah di Madan Purin, berarti dia siswi saya?' batin Aziz bertanya pada diri sendiri.

Pov Annisa

Setelah Annisa dan Mamanya sampai di rumahnya, Annisa langsung disuruh Mamanya istirahat, karna Annisa masih sakit.

"Annisa kamu jangan kuliah dulu, istirahat di rumah aja, besok kamu boleh kuliah," ucap Dira.

"Annisa mau kuliah Ma, lagian jadwal kuliah Annisa nanti siang," ucap Annisa.

"Gak Na, kamu masih sakit, nurut sama Mama Nak," bujuk Dira.

"Pleas Ma, kali ini Mama turuti kemauan Annisa," ucap Annisa memohon.

"Kalau Mama gak mau menuruti permintaan Annisa, Annisa bakal bilang ke Papa, kalau Mama bikin Annisa sakit," sambungnya dengan ancaman.

'Nih anak kalau gak dituruti selalu mengadu ke Papanya' batin Dira.

"Iya sayang Mama bolehin, tapi jangan bilang ke Papa kamu," ucap Dira dengan nada lembut.

"Nah kalau aku sebut Papa pasti Mama bolehin' batin Annisa tersenyum penuh kemenangan.

"Makasih Ma, Annisa pergi ke kamar dulu mau sholat terus siap-siap kuliah," ucap Annisa beranjak menuju kamarnya.

Holla gusy, jangan lupa vote, komen, and follow cerita akuh.
Aku kagak maksa kok;)
Itu terserah kalian mau bantu mengembagkan whatpad aku atau kagak.
Selamat tinggal.
Sorry lama up, sibuk ngurus tugas and hpku agak eror.
Salam cahaya♥

Dokter TampanTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon