Pertemuan pertama.

6.5K 142 16
                                    

Part 1

"Mah, Annisa kedinginan," ucap gadis bernama Annisa Cahya Putri.

"Ya Allah nak demam kamu tinggi banget, Mama anter ke rumah sakit yah," tawar Dira Mamanya Annisa.

"Gak mau, Annisa takut disuntik," ucap Annisa ketakutan.

"Gak papa nak, Mama takut kamu kenapa-napa, Mama juga takut Mama dimarahi Papa kamu, gara-gara Mama gak becus jaga kamu, kamu tau sendiri kan Papa kamu seperti apa?" bujuk Dira.

"Yaudah Mah, tapi Mama harus pastikan kalau Annisa gak disuntik," ucap Annisa dan hanya dibalas senyuman Mamanya.

Mamanya langsung melajukan mobil menuju rumah sakit Jaya Pura.

Sesampainya di rumah sakit, Dira mendaftar nama anaknya untuk diperiksa.

'Pasti Dokter yang periksa aku udah tua, seperti kemaren-kemaren' batin Annisa.

Selang beberapa menit Annisa menunggu namanya dipanggil.

"Annisa Cahya Putri silahkan masuk," ucap Suster yang memanggil nama Annisa.

Annisa masuk masuk ke ruang periksa dengan keadaan takut.

"Assalamu'alaikum Pak Dokter," salam Annisa.

"Wa'alaikum salam, kamu Annisa yah, silahkan berbaring di sana," ucap Dokter sambil menunjuk kasur pasien.

"Baik Pak dok, tapi Pak Dokter Annisa jangan disuntik yah, nanti kalau Annisa mati gimana? Terus Pak Dokter mau dituntut? Gara-gara Pak Dokter suntik Annisa," ucap Annisa memperingati Dokter, sedangkan Dokter terkekeh melihat pasiennya ketakutan.

"Pak Dokter kok ketawa, ih nyebelin," ucap Annisa mencubit tangan Dokter.

"Aww, kamu jangan panggil saya Pak Dokter, emang saya ini kelihatan tua? Saya masih muda umur 21 tahun," ucap Dokter.

'Ya Allah Dokter ini tampan banget, masih muda udah jadi Dokter aja' batin Annisa.

"Maaf Dokter, Annisa panggil Dokter aja," ucap Annisa sambil menunduk.

"Haha, kamu itu lucu yah, nama saya Aziz Praditya, panggil saya Aziz," ucap Aziz.

"Baik Dok, eh Aziz," ucap Annisa yang masih menunduk.

"Eh, jangan nunduk gitu, saya gak makan kamu kok," ucap Aziz terkekeh.

"Sekarang kamu tiduran," sambung Aziz, dan Annisa hanya mengikuti perintah Aziz.

'Maaf Annisa saya harus suntik kamu, semoga kamu gak marah' batin Aziz dengan senyuman.

"Aaa ... sakit," teriak Annisa dan menangis.

"Gak papa cuma disuntik, cup cup cup, jangan menangis," ucap Aziz.

"Sakit, lo bohong katanya gak disuntik, pokonya kalau ada apa-apa sama saya Pak Aziz harus bertanggung jawab," ucap Annisa menunjuk-nunjuk wajah Aziz.

Aziz menghela nafas panjang.

"Nih," ucap Aziz sambil menyodorkan sebuah kartu.

"Apa ini?" tanya Annisa.

"Masih nanya lagi, ini kartu identitas saya, kalau kamu ada apa-apa tinggal datang ke alamat saya, atau kamu bisa telvon saya," jelas Aziz.

"Baik, awa aja kalau ada ap-apa sama saya, saya tuntut anda," ucap Annisa dengan tatapan tajam.

'Gadis ini kok lucu, cuma disuntik coba-coba tuntut saya' batin Aziz.

"Hey, Aziz ngapain? Ngelamun?" tanya Annisa sambil mengkipas-kipas tangannya diwajah Aziz.

Aziz langsung tersadar dari lamunannya.

"Oh, iya kamu gak papa cuma demam, gak ada yang serius, jangan kecapean," ucap Aziz.

"Saya boleh nanya umur kamu berapa?" sambung Aziz.

"Ngapain lu nanya umur gue oh, apa lu jangan-jangan mau ngelamar gue," ucap Annisa penuh selidik.

'Tunggu saya sukses, baru saya lamar kamu' ucap Aziz dalam hati.

"Gak," ucap Aziz dingin dan tegas.

"Maaf gu-gue cuma bercanda," ucap Annisa menunduk.

Dokter TampanWhere stories live. Discover now