Chapter 20 : End of Conflict

147 22 1
                                    

Sesampainya di istana, Vesper memerintahkan tabib kerajaan untuk mengobati luka Alexander. Sedangkan pelayan pribadi Esther menyiapkan pakaian baru untuk Esther. Setelah itu, Vesper pun mengunjungi Esther dan meminta maaf atas perlakuannya yang tidak sopan pada Esther serta menjelaskan semua rencana Alexander.

Vesper diminta oleh Alexander untuk berpura-pura mengkhianatinya agar dia bisa tahu semua gerak gerik Farhan dengan mudah. Tentu saja agar bisa mendapatkan kepercayaan Farhan, Vesper diminta untuk membocorkan rahasia Alexander yang sudah bertahun-tahun dirahasiakan dengan baik dari kakaknya sendiri.

Perencanaan untuk menangkap Esther memang dari semula sudah direncanakan oleh Farhan dan Vesper hanya melaksanakan rencana penangkapan itu dengan baik. Alexander sendiri sebenarnya tidak begitu kaget ketika melihat giwang yang ada di dalam amplop tersebut. Dia tahu jika dia melihat itu berarti Vesper sudah menjalankan rencananya. Amplop itu bahkan diletakkan oleh Vesper sendiri.

Anggota dewan kerajaan lainnya bisa tiba di gubuk itu setelah mendapat surat rahasia dari Alexander. Surat itu diberikan semalam sebelum Esther ditangkap dan ditulis jelas instruksi agar mereka mengikuti Vesper ke tempat Esther disandra pada malam hari. Meskipun rencana Alexander berjalan dengan lancar, namun tidak dapat dipungkiri kalau sebenarnya dia khawatir Farhan tahu tentang rencananya. Belum lagi rasa khawatirnya pada Esther karena Alexander tahu kalau Esther akan berhadapan hal yang mungkin membahayakannya. Selama ini Alexander selalu bekerja sendirian, namun kali ini dia malah menaruh kepercayaannya kepada beberapa orang yang mungkin selama ini bukan termasuk ke dalam daftar orang kepercayaannya.

Setelah mendengarkan penjelasan Esther, Esther meminta Vesper untuk membawanya ke istana dalam – tempat Alexander beristirahat. Vesper menuruti permintaan Esther, kemudian mengantar Esther ke tempat Alexander.

Setelah sampai di depan pintu, seperti biasa Esther pun masuk sendirian ke dalam koridor panjang itu. Tanpa mengetuk, dia langsung menyambar masuk kamar tidur Alexander.

"Esther?!" Alexander kaget melihat Esther yang masuk ke ruangannya tiba-tiba. Padahal dia sudah berpesan pada Vesper agar membiarkan Esther beristirahat dan tidak usah bekerja pada malam yang melalahkan ini.

"ANDA BENAR-BENAR KETERLALUAN!!" teriak Esther dan langsung mengambil bantal lantai dan melempar Alexander.

"VESPER TELAH MENCERITAKAN SEMUANYA PADAKU!! KAMU DAN PENASEHAT SAMA SAJA! MENGGUNAKAN PEREMPUAN UNTUK MENDAPATKAN APA YANG KALIAN MAU!" teriak Esther dan kali ini dengan lancang dia menaiki tempat tidur Alexander dan mencengkram kerah baju Alexander. Alexander yang baru saja bersandar di atas tempat tidurnya tidak memberikan perlawanan.

"ANDA BENAR-BENAR LAKI-LAKI BRENGSEK!" teriak Esther dengan jengkel tanpa lagi memperhatikan sopan santunnya.

"Iya, Esther. Aku tahu aku benar-benar brengsek karena telah menggunakanmu. Aku benar-benar terpaksa, maafkan aku. Aku benar-benar minta maaf," kata Alexander dengan rasa bersalah. Baru kali ini Esther mendengar Alexander mengulang kata maaf.

"Anda benar-benar menyebalkan!! AKU BENCI ANDA! SEHARUSNYA AKU MEMBIARKAN ANDA DIBUNUH SAJA!!" teriak Esther dengan geram. Dia benar-benar sangat marah dan jengkel setelah mengetahui dirinya digunakan oleh Alexander agar bisa menangkap basah kejahatan Farhan.

"Kamu benar-benar ingin aku terbunuh, Esther? Bukankah tadi kamu melindungiku?" tanya Alexander dan itu membuat Esther semakin jengkel. Esther langsung mencengkram lebih kuat lagi kerah Alexander.

"Pelan sedikit, Esther. Kamu bisa melukai lenganku. Lengan kiriku terluka, ingat?" tanya Alexander pada Esther dan Esther benar-benar lupa kalau lengan Alexander terluka karena melindunginya tadi. Akhirnya Esther dengan terpaksa melepaskan cengkramannya.

Night Storyteller [COMPLETE][SHORTLIST WATTY'S 2021]Where stories live. Discover now