Chapter 8: Fear of Sleep

144 23 0
                                    

Esok malamnya...

"Penasehat, tidakkah Anda khawatir sama sekali?" tanya seorang pengawal kepada Farhan.

"Adik Anda," kata pengawal itu lagi kepada Farhan yang sedang sibuk membaca gulungan kertas yang ada di mejanya.

"Apa aku perlu mengkhawatirkannya?" tanya Farhan balik kepada pengawal tersebut dengan tatapan yang tajam.

"Penasehat, Anda tahu budak yang dibeli Adik Anda masih berkeliaran di sini bukan?"

"Lalu?"

"Penasehat! Ini sudah hari keempat! Dan dia masih ada di sini. Tidakkah Anda merasa aneh dengan perbuatan adik Anda?" Kemudian Farhan mengambil sebuah pisau dari lacinya dan melemparnya ke hadapan pengawal tersebut. Pisau tersebut langsung menancap di lantai, beberapa langkah dari tempat pengawal tersebut berdiri.

"Ma...maafkan aku," kata pengawal tersebut dengan ketakutan.

"Dia hanya bermain dengannya. Beberapa hari lagi dia juga akan sama seperti yang lainnya," kata Farhan pada pengawalnya tersebut.

"Tapi Penasehat...."

"Theo, bawa pisauku kemari," perintah Farhan kepada Theo, pengawalnya dan dengan taat Theo membawa kembali pisau yang tertancap di lantai.

"Ini pisau Anda," kata Theo kemudian menyerahkan pisau tersebut kepada Farhan. Farhan mengambil pisau tersebut dari tangan Theo kemudian mengacungkannya kepada Theo.

"Sekali lagi kamu berbicara, Theo. Maka aku akan memotong lidahmu itu," kata Farhan dengan tatapan yang tajam kepada Theo.

"Ma.... Maafkan aku," kata Theo sambil berkeringat dingin.

"Untuk sementara ini awasi saja mereka. Sampai aku memberimu perintah, jangan berbuat apapun. Mengerti?" tanya Farhan pada Theo.

"Me...mengerti," jawab Theo yang masih ketakutan.

"Sekarang keluar dari ruanganku," perintah Farhan pada Theo. Dan dengan cepat Theo meninggalkan ruangan tersebut.

Sementara itu di ruang kerja Alexander yang ada di istana utama...

"Vesper, ada yang ingin kamu laporkan kepadaku?" tanya Alexander sambil menandatangani beberapa dokumen penting yang ada di mejanya.

"Yang Mulia, sepertinya beberapa pengawal mulai mencurigai keberadaan Esther," kata Vesper sambil berlutut.

"Wajar saja karena memang seharusnya dia tidak berada di sini lebih dari tiga hari. Ini tidak sesuai dengan rencana, Vesper," kata Alexander yang masih sibuk dengan dokumennya.

"Yang Mulia, Anda tidak apa-apa bukan?" Tanya Vesper dengan nada khawatir.

"Aku hanya pusing dengan begitu banyak hal yang terjadi di istana ini setelah aku pulang dari Kerajaan Eldin," kata Alexander kemudian menghela nafas yang panjang.

"Ngomong-ngomong, Yang Mulia. Apakah Anda sudah membaik?" tanya Vesper penasaran.

"Maksudmu?" tanya Alexander sambil menghentikan apa yang dilakukannya. Dia menatap Vesper sejenak.

"Tidur Anda," jawab Vesrper singkat.

"Sedikit membaik. Setidaknya aku bisa tertidur selama beberapa jam," kata Alexander pada Vesper.

"Anda masih belum bisa tidur sepenuhnya?" tanya Vesper.

"Tidak, Vesper. Aku tidak bisa melakukannya. Aku akan terbangun setelah dua atau tiga jam kemudian setelah itu aku terbangun sampai pagi harinya," kata Alexander kemudian menghela nafasnya.

Night Storyteller [COMPLETE][SHORTLIST WATTY'S 2021]Место, где живут истории. Откройте их для себя