Sebelas

9.2K 483 16
                                    

Terkadang aku masih terus kepikiran soal bagaimana aku bisa meyakinkan ayah supaya bisa menerima Mas Andy, semakin dipikirin aku malah punya pendapat bahwa mungkin saja ayah terkejut dengan lamaran tersebut, sehingga beliau belum bisa menerima begitu saja Mas Andy tanpa mengetahui gimana sifat asli pria tersebut. Benar juga, seharusnya aku memikirkan posisi ayah sebagai orangtua, pasti ayah juga punya maksud tersendiri sampai tidak menerima lamaran Mas Andy.

Seharusnya aku juga sadar sebagai anak bontot juga aku masih banyak kekurangan, masih banyak malas-malasan, masih ngambekan, masih juga teledor, terlebih masih kadang bersikap seperti anak-anak. Mungkin kalau aku mulai belajar sedikit menjadi dewasa maka ayah akan lebih percaya bahwa aku bisa membina rumah tangga dengan Mas Andy nantinya, benar juga, bisa jadi dengan aku pintar masak sendiri, siapin makanan dan juga beres-beres rumah bisa jadi ayah melihat diriku yang berbeda, dengan begitu pikiran ayah bisa lebih terbuka soal lamaran Mas Andy.

Kalau begitu aku segera ke dapur, malam ini aku ingin coba masak sesuatu. Banyak sih makanan kesukaan ayah dan untungnya beliau tidak pernah pilih-pilih makanan. Aku mengecek kulkas dan menemukan beberapa sayur seperti wortel, kembang kol, sawi hijau, serta bawang bombay. Tinggal aku cari udangnya ternyata ada di freezer dan menyiapkan yang lain seperti minyak wijen, saus tiram, bawang putih, garam, gula dan lada bubuk. Kurasa semua sudah lengkap, atau mungkin kurang, sudahlah aku coba saja buat. Urusan enak atau tidak enak ya nanti, namanya juga usaha, semoga saja enak.

Sembari aku sedang sibuk memotong sayurannya, ternyata datanglah ibu yang melihat aktivitas memasakku, dengan senyuman beliau mulai membantu mengiris sayuran juga. "Mau masak apa kamu? Tumben Dek, mau belajar masak buat calonmu nanti ya?" memang ikatan bathin sorang ibu nggak pernah salah, tau aja deh ibuku itu. Beliau pintar menebak dan aku bohong di depan ibu memang nggak pernah berhasil dari kecil.

Dengan senyuman malu-malu aku menjawab, "Sebenarnya sih buat ayah, aku mau masak capcay udang untuk ayah. Tapi belajar masak juga buat calonku nanti nggak salah sih, jadi dapat dua-duanya kan. Oh iya ibu sedang apa disini? Tadi bukannya di kamar sama ayah." ujar menjawab beliau.

Perlahan ibu malah memegang tanganku, beliau mulai mengelus pangkal kepalaku dan memandang wajahku dengan senyuman. "Sabar, ayahmu butuh waktu, beliau hanya belum bisa melepasmu saja. Bila kau jadi menikah dengan sosok pria itu, pasti kau juga akan pergi dari rumah ini kan, pasti ayahmu akan merindukanmu, begitupun ibu juga akan sangat rindu dengan sikap manja dan kekanakan dari kamu, Dek." baiklah, aku mulai sangat menyadari hal itu, benar saja, pasti ketika aku beneran menikah dengan Mas Andy pasti aku bakalan ikut dengan dia, entah itu di rumah sendiri atau gimana aku juga belum tau, tapi yang jelas bukan dengan ibu dan ayahku, pasti Mas Andy akan kalah dengan ayah.

Aku langsung memeluk ibu dengan sangat erat, aku dimabuk cinta Mas Andy sampai lupa dengan apa yang ibu dan ayahku rasakan nanti ketika aku beneran menikah. Pasti dirumah ini bakalan sepi, biasanya tiap pagi aku repot bertanya dan berteriak soal kaos kaki dan baju kerja tapi semuanya akan hilang ketika aku menikah nanti. Biasanya mendengar ibu yang kerepotan buat sarapan, ayah yang sibuk minta ambilin pacul saat berkebun, atau bahkan rindu dengan sosok kakakku yang bakalan menginap di akhir pekan. Tapi tenang saja, aku tidak akan lupa dengan orangtuaku sendiri kok, lagian nanti di akhir pekan bila sudah menikah nanti kan aku juga bisa berkunjung ke rumah ini lagi untuk kangenan sama ayah dan ibu.

•••
•••
•••

Bersyukur masakan aku sudah jadi, yaialah bersyukur karena sudah dibantu buat juga sama ibu. Setidaknya ada campur tangan aku loh untuk buat capcay udang ini, ya ampun jadi seneng banget rasanya bisa masak, pokoknya nanti aku mau banyak belajar masak lagi. Setidaknya aku harus banyak mengenal aneka bumbu dapur untuk masakan supaya tidak salah mencampur rasanya, begitu sih yang aku tau.

Dikejar Nikah - BoyxboyWhere stories live. Discover now