Sepuluh

9.7K 547 21
                                    

Entahlah alasan Ayah sampai tidak menerima lamaran Mas Andy, aku sampai malu bertubi-tubi di hadapan keluarga Mas Andy, mereka begitu sempurna tapi dengan mudahnya ayah menolak lamaran tersebut tanpa berpikir panjang. Setidaknya kasih kesempatan atau apalah gitu, ini malah ayah langsung menolaknya dengan tegas. Tapi setidaknya aku mau berusaha lagi membujuk ayah, meski takut tapi aku harus bisa perlahan, nanti aku bakal bicara lagi dengan Mas Andy, harus. Oh iya, bagaimana keadaan Mas Andy dan keluarga ya? Apakah mereka kesal dan malah membenci diriku serta keluarga? Banyak banget hal yang semakin aku pikirkan soal hubungan aku dengan Mas Andy, aku pikir semua ini sudah di luar rencana, semuanya berantakan.

Pagi ini aku harus kembali bekerja, bahkan setelah sampai di tempat kerja dan duduk di kursi langsung Mbak Syifa mendekatiku dan heboh sendiri bertanya soal akhir pekan kemarin, "Cieee yang habis di lamar, gimana? Lancar kan, tinggal nunggu naik pelaminan aja deh ini mah." ujarnya yang seolah semuanya berjalan dengan sangat mudah seperti apa yang dia tau, padahal itu semua tidaklah benar.

Wajahku berasa kayaknya suram banget, Mbak Syifa mulai bingung dan menatap wajahku terus menerus. "Sudahlah Mbak, aku malas bahas itu. Mending sekarang kita upacara, sudah mau dimulai tuh, ayo ke lapangan." aku menutup semuanya, seolah semua yang terjadi tidak harus orang lain tau, ini bukan berita gembira, melainkan aib yang harus aku terima.

"Kok keliatannya sedih gitu sih? Ada apa si? Dek Reno, cerita dong. Mbak kan penasaran tau." dia bertanya terus, bahkan sudah berjalan di koridor menuju lapangan pun dia masih terus sibuk bertanya, aku sampai pusing mendengar Mbak Syifa bertanya soal itu terus.

Aku tidak mau komentar, daripada malah timbul hal yang tidak diinginkan, jadi lebih baik aku sementara ini tutup mulut. Keputusan yang sangat tepat menurutku untuk tidak bercerita apapun ke siapapun.

•••
•••
•••

Saat upacara berlangsung bahkan aku masih memikirkan soal lamaran itu, kenapa ya kira-kira ayah bisa menolak lamaran Mas Andy? Bukan karena dia seorang pria kan, tapi sebelumnya tidak pernah masalah soal itu sih. Oh bisa jadi beliau marah karena hari sabtu waktu itu, mungkin saja. Seharusnya aku fokus mendengarkan yang di depan bicara saat upacara begini tapi yasudahlah, aky juga nggak bisa fokus.

Bahkan sampai upacara selesai pun aku masih tetap bengong, semuanya bubar dan aku berjalan pelan menuju dalam gedung kantor namun sebuah suara siulan kecil membuatku terkaget, sepertinya siulan itu untukku. Bukan untuk genit, lebih terdengar siulan tersebut memanggil diriku memang. "Dek Reno... Sebelah sini...." benar saja, di balik tembok batas gerbang aku melihat sosok Mas Andy yang mindik-mindik,  kayak lagi ngumpet gitu deh. Oh iya kantor cabang sebelah juga kan ikut upacara termasuk Mas Andy dan temannya yang lain.

Kemudian aku mendekat dan kami sekarang mengobrol agak berjauhan, mungkin karena aku takut salah ambil sikap saja, atau  sebenarnya memang aku sudah terlalu malu menatap wajah Mas Andy, sebenarnya. "Iya?" ujarku setelah itu.

Sambil menggaruk tengkuk kepalanya Mas Andy terlihat malu atau mungkin canggung sih, "Maaf soal kemarin, aku juga gugup banget dan mungkin itu bukan waktu yang tepat. Aku mengerti ini terlalu cepat dan bisa jadi itu yang membuat ayahmu menolak lamaran kemarin."

Mendengarnya aku hanya bisa terdiam, apakah ini akhir dari kisahku dengan Mas Andy, entahlah, hatiku mengatakan jangan, tapi ragaku berkata pasrah dengan keadaan.

"Tapi Mas nggak akan nyerah Dek, mungkin kita butuh waktu untuk saling mengenal lagi, izinkan Mas lebih berjuang lagi buat Adek, boleh kan?" ya ampun, mendengar ucapan Mas Andy barusan aku langsung mendongakkan kepala dan jantungku terasa lega banget. Oh ternyata Mas Andy bukan tipe pria yang gampang menyerah, dia tetap dalam pendiriannya yang akan mengejarku.

"Kalau begitu jangan Mas..."

"Jangan gimana maksud kamu Dek?"

"Jangan pernah berhenti mengejarku, sampai kita benar-benar menikah nantinya." lanjutku yang langsung melihat senyum sumringah di wajah tampan Mas Andy.

"Pasti! Nggak ada kata mundur kalau Adek udah bilang begitu bagi Mas." jawabnya yang terlihat sangat antusias banget.

"Berjuanglah, aku ada di pihakmu Mas." lanjutku lagi.

Baiklah, perlahan, kita harus berjuang lebih keras lagi, semangat!

•••°°°°•••°°°

Note : Assalamualaikum, Marhaban yaaaaRamadhan, selamat bulan Ramadhan yaaa sayang dan semangat puasa pertamanya ini. Alhamdulillah udah sampai Chapter 10, maklum ya namanya Cerpen ya cerita pendek jadi jangan berharap panjang, maaf ya. Semoga suka ya, wassalamualaikum selamat ngabuburit. MOHON MAAF LAHIR BATHIN YAAA... SEMUAANYAA...

•••°°°•••

Reno

•••°°°•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••°°°•••

Andy

Andy

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dikejar Nikah - BoyxboyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang