Epilog

141 6 0
                                    

Selembar undangan berwarna biru muda dipegangnya. Wajah yang memancarkan senyum bahagia dan lega membuat Salwa terdiam kaku. Salwa tidak bermaksud mengorek luka yang telah dikuburnya, tetapi Najwa pun harus tahu.

“Kamu, ikhlas?” Salwa berhati-hati. Najwa hanya mengangguk, ia mengembalikan undangan tersebut.
Jika banyak orang yang mengira Najwa akan terpatahkan, kiraan itu salah. Justru Najwa bersyukur dan berlapang dada atas apa yang ia lihat hari ini. Karena cinta yang telah dirajut mereka kini berbuah indah. Tidak seperti nasibnya.

“Kamu gak apa-apa, kan?” Najwa menggeleng, lalu tersenyum.

“Tidak apa-apa. Ucapkan selamat pada mereka.” Sayang sekali Najwa tidak mendapatkan undangan tersebut. Undangan pernikahan Azka dan Rahma. Iya, mereka memutuskan untuk menikah di Jerman.

Kabar itu memang baru saja Najwa dengan saat ia diberitahu oleh Salwa. Namun Najwa tidak kaget, karena ia pun tahu kisah pilu mereka berdua. Mereka sama dengan Najwa yang menjadi korban keegoisan orang tuanya. Yang jelas Najwa berdoa semoga pernikahannya berkah, dan Azka bisa menjadi suami terbaiknya.

“Aku bangga lho sama kamu, Naj. Kamu kuat.” Salwa memeluk erat sahabatnya. Bagi Salwa Najwa worder women sesungguhnya. Najwa yang dikenal sekarang lebih tenang dan dewasa. Najwa yang sekarang ialah perempuan terhebat yang pernah ia kenali.

“Gak udah berlebihan. Lagi pula jika aku terus menyimpan dendam, bukan malah menyembuhkan, tetapi lebih menyakitkan. Jadi, aku harus berusaha ikhlas dan terima takdir yang telah disiapkan untukku.” Tatapannya mengarah ke luar. Sesekali terpejam menghilangkan seluruh kesakitannya.

“Dan aku di sini masih punya banyak harapan untuk kebahagiaanku. Ada orang tuaku, sahabatku dan seluruh orang yang telah mendukungku. Jadi, aku pun tidak boleh egois dengan kesakitan ini. Aku gak mau lihat Bunda sedih, Ayah dan kamu, Sal,” lirihnya.

Najwa tahu mereka sudah berkorban banyak kebahagiaan untuknya. Maka dari itu Najwa ingin membayar semua pengorbanan mereka dengan semangat hidupnya.

Najwa yakin akan ada pelangi setelah hujan.

Akan ada terang setelah gelap

Akan ada siang setelah malam

Dan,

Akan ada kebahagiaan setelah kesakitan.

Selamat menikah, Azka dan Rahma. Di mana pun kalian berada. Semoga Allah senantiasa memberikan kebahagiaan yang berlimpah, Najwa membatin.

Tamat

Liku Najwa (COMPLETE)Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt