"Alle baik-baik aja tan, cuma pingsan. Mungkin kecapean tadi." jelas Arland halus.

Alisha lantas mengalihkan pandangannya pada Arland. "Kamu sejak kapan ada disini? Dan Alle kenapa?" tanya Alisha beruntun.

Laki-laki itu lantas menarik nafas kemudian menceritakan awal terjadinya ia bisa sampai ke sini. Arland sempat meringis pelan saat mengatakan bahwa pintu utama dia dobrak karna saking paniknya.

"Dan saat Arland sampai, Alle seperti orang ketakutan tan. Dia ngeracau terus sampai akhirnya tertidur sendiri." jelas Arland jujur.

Alisha terisak pelan. "Alle takut gelap, maka dari itu trauma besar yang dialaminya kembali jika dalam gelap." ujar Alisha mengelus-elus rambut panjang alle yang sudah tertata dari sebelumnya.

Arland lantas menoleh ke arah Alisha. "Trauma?" beo Arland.

Alisha mengangguk lirih. "Waktu kecil Alle pernah diculik, bahkan hampir mengalami pelecehan. Makanya setiap mati lampu Alle selalu teriak-teriak ketakutan." tutur Alisha mengenang masa pahit sang putri.

Arland tercengang. Pantas saja ia seperti melihat sisi berbeda cewek itu.

"Tante ngerasa bersalah udah ninggalin Alle sendiri, untung kamu dateng. Kalau enggak tante gak tau lagi gimana kondisi Alle." ujar Alisha tak mau melepaskan pandangannya dari Alle yang nampak tertidur amat pulas. Tidak merasa terganggu sama sekali dengan percakapan keduanya.

"Bukan salah tante. Mending sekarang tante istirahat, udah tengah malem tan." kata Arland tersenyum tipis, teramat tipis.

Alisha mengusap wajahnya. Karna terlalu larut dalam kesedihan, wanita itu tidak sempat memperhatikan Arland. "Baju kamu basah? Astaga, nanti kamu masuk angin. Ayo ganti." ajak Alisha menarik lengan Arland.

"Eh, gak usah tan. Arland mau pulang aja." tolak Arland halus.

Alisha menggeleng tegas. "Gak! Ini udah malem, tante tahu kamu anak laki. Tapi bahaya juga kalau malem-malem." omel Alisha pada cowok itu.

Arland bimbang. Namun, ia tidak ada tujuan lagi saat ini. Ingin pulang kerumah? Omanya sudah pulang ke Bandung waktu ia telpon tadi. Jika pulang pasti ia hanya berdua dengan wanita ular itu.

"Gak papa Arland nginep disini?" tanya Arland ragu.

Alisha menggeleng cepat. "Kamu bisa tidur dikamar sebelah Alle, nanti tante ambilin baju buat kamu." kata Alisha menepuk pundak Arland kecil kemudian berlalu.

Arland mengangguk sekilas. Sungguh, ini kali pertamanya ia menginap dirumah seorang gadis. Terlebih lagi dirumah gadis galak seperti Alle.

•••

Cahaya matahari menyelusup dicelah-celah tirai yang sudah dibuka sebelumnya. Sang empu menggeliat, merasakan sekujur tubuhnya sakit semua. Terlebih dibagian lengan dan kepala yang sakit nyeri.

Dilihatnya jam di dinding sudah menunjukan pukul setengah 7 pagi. Gadis itu lantas terbangun, ingatannya kembali pada kejadian mati lampu mendadak, ditambah hujan deras beserta petir yang teramat menakutkan.

Alle pun segera pun turun dari atas kasur. Ia tidak peduli akan tubuhnya yang acak kadul seperti gembel dipagi hari.

"Bunda!" teriak Alle menuruni anak tangga cepat.

"Alle, jangan lari kamu masih sakit." tegur Alisha langsung menghampiri Alle.

Alle langsung memeluk sang ibu. "Bunda maaf, pasti malam tadi Alle kasarin bunda. Sumpah bun, Alle gak inget apa-apa." kata Alle merasa bersalah. Sungguh jika benar malam tadi ia telah membuat ibunya terluka, ia sendiri tidak akan pernah memaafkan dirinya.

My BadBoy In Sweet ✔️[SEGERA TERBIT]Where stories live. Discover now