Senja - Terakhir

599 12 5
                                    

*-----*

          "Gebetanku bukannya tambah cantik malah tambah ganteng aja" Pram tertawa keras saat ia mendengar sapaan bernada gerutuan itu hanya untuk mendapati bahwa Gilang tampak kelelahan entah kenapa.

Sambil merapikan dokumen yang tengah ia copy, gadis tomboy itu memberikan decihan pada si pemuda yang mengacak rambutnya "Kurasa kamu harus mulai menaksir perempuan lain. Itu solusinya" dan Gilang terkekeh mendengar sindiran itu.

Si lelaki kemudian menaruh beberapa tumpuk map yang ia dapatkan dari atasannya "Apa ini? Kenapa surat tugas buatanku dikembalikan?" protes Pram pada Gilang yang sedang memasang ekspresi tidak enak padanya.

"Gilang? Is everything alright?" dan gelengan dari si pemuda menjawab semua pertanyaan yang sedari tadi hinggap di kepalanya.

"Bos besar meminta kamu berhenti dari sini" dan dengan kalimat itu, Pram menjatuhkan dagu tegasnya "Dia berkata bahwa akhir-akhir ini pekerjaanmu kacau sekali sampai membuat Bos besar kelimpungan karena mendapati sedikit banyak kesalahan di setiap surat tugas yang kamu buat" lanjut Gilang sebelum akhirnya membawa si tomboy ke dalam pelukan hangatnya "Maaf"

Dengan perasaan hampa yang datang hinggap secara tiba-tiba ke dalam dadanya, Pram menegapkan tubuh untuk melepaskan pelukan Gilang padanya "You don't have to say sorry, you know that right?" dan dengan itu, Pram segera meninggalkan badge nama miliknya di atas meja kerjanya.

"Pramita!! If you need something, you can just tell me right away, okay?"

Tanpa ingin mengatakan hal apapun pada Gilang yang sedang berusaha memberi sedikit keceriaan pada hatinya, Pram melangkah keluar ruangan dan kemudian berjalan ke parkiran untuk mengambil motornya.

Perlahan namun pasti, gadis itu memundurkan motor maticnya hanya untuk mendapat teguran dari penjaga parkir karena ia hampir saja menjatuhkan diri ke atas selokan kecil di belakangnya "Loh? Non Pram? Tumben jam segini sudah pulang?" sapa satpam yang gadis tomboy itu kenal dari sejak pertama masuk ke perusahaan.

"Iya Pak Eko. Pram sudah selesai kerja disini. Pram nggak akan kesini lagi" balas si tomboy dengan nada sendu yang ketara.

Sang lelaki senja terlihat murung dalam seketika sebelum akhirnya memberikan satu pelukan hangat "Semoga nanti rezekinya semakin di mudahkan ya nak" bisik lelaki itu dengan usapan lembut di punggung si tomboy yang hanya bisa mengangguk sebagai jawaban.

"Terimakasih loh Pak Eko. Pram banyak mengganggu waktu Bapak belakangan ini" dan si lelaki senja justru terkekeh kecil karenanya.

"Bapak pasti kangen sama jahilnya kamu" dan itu sukses membuat si tomboy meleraikan tawa.

"Yasudah hati-hati di jalan ya Non, lain kali kalau ada waktu luang berkunjunglah kemari" Pram mengangguk mengiyakan sambil lalu melambaikan tangan untuk yang terakhirkalinya pada satpam baik hati yang bahkan selalu ia jahili.

*Senja 2020 by Riska Pramita Tobing*

          Pram tidak ingin pulang ke rumahnya. Ia tidak ingin memberitahukan bahwa ia di pecat dari perusahaan yang selama ini ia bantu, gadis itu tidak ingin memberitahu pada Ibu dan Ayahnya bahwa ia tidak layak di perusaan sana sehingga Bos besarnya meminta ia untuk pergi dari sana dan gadis tomboy itu tidak ingin mengakui bahwa ia tidak cukup baik di sana.

Dengan segala pemikiran yang ada di dalam kepalanya, gadis tomboy itu melajukan motornya ke danau sepi yang bahkan sudah jarang dikunjungi.

Meskipun gadis tomboy itu sempat takut untuk masuk ke wilayah yang bahkan sudah terlihat kumuh di depan matanya, ia tetap saja memarkirkan motornya tepat di samping danau lantas terduduk di pinggiran air yang beriak dari kejauhan karena tertiup angin.

Pram mencoba membuang segala keresahan yang ada di dalam dadanya dengan memejamkan mata dan mengatur napasnya yang terasa berat.

Sambil begitu, Pram mengambil gadget hanya untuk mendapati bahwa messengernya dipenuhi pesan dari Feronica untuknya.

*Messengger*

07:35 AM

Fransiska: Mas tahu nggak sih aku rindu sama mas?😔

07:37 AM

Fransiska: Mungkin kalau kita dekat pasti akan terasa sangat menyenangkan. 😌

08:12 AM

Fransiska: Seringkali aku rindu, tapi nggak tahu juga harus bagaimana😯

08:45 AM

Fransiska: Maaf aku mengeluh terus sama mas

08:47 AM

Fransiska: Hanya saja aku sedang membutuhkan mas sekarang😟

09:56 AM

Fransiska: Semoga harimu menyenangkan mas, I love you.😘😘

10:23 AM

Fransiska: Semoga saja Tuhan mempertemukan kita berdua dalam keadaan masih saling mencintai satu sama lainnya. 😍

*End Of Messenger*

          Pram menggenggam gadget miliknya dengan kuat. Gadis tomboy itu kemudian memejamkan mata seerat mungkin untuk menahan air yang sudah menggenang di kedua kelopaknya. Tuhan tidak adil bagi hidupnya.

Tuhan tidak pernah adil kepada dirinya.

Kenapa pula ia harus dikeluarkan dari perusahaan tempat ia bekerja meskipun ia sudah melakukan segala hal dengan sebaik mungkin di sana? Kenapa pula ia harus menjadi seorang pecinta sesama jenis disaat banyak sekali lelaki yang penasaran dan ingin untuk mengetahui dirinya? Kenapa pula ia memiliki hubungan LRD yang sulit seperti ini? Kenapa ia harus jauh dari Fransiska?

"Fuck" lirih Pram pada akhirnya saat ia sudah tidak bisa lagi menahan rasa sakit yang ada di dalam dadanya.

Air asin yang sedari tadi ia tahan akhirnya jatuh juga membasahi kedua pipi tegasnya saat gadis itu melihat bayangan lemahnya di atas air danau yang bahkan tampak kotor. "FUCK!!!" geram si tomboy sambil lalu melempar bebatuan yang ada didekat kakinya.

"WHY ME?!!!!" lagi, gadis tomboy itu berteriak sekuat tenaga sampai membuat tenggorokannya perih sampai akhirnya ia menjatuhkan tubuh lelahnya di atas tanah yang sempat ia injak.

Sambil terisak di dalam pelukan angin, gadis tomboy itu memegang dadanya yang terasa sesak lantas kemudian menjeritkan nama Fransiska di sana sebanyak mungkin. Kalau saja gadis cantik itu ada di sini, mungkin keadaan kehidupan yang ia jalani tidak akan sesulit ini.

Gadis tomboy itu tidak mampu jika ia harus ditambahi dengan beban rindu disaat kepalanya terbebani dengan masalah perhitungan keuangan dan keluarga, dan juga ditambahi dengan perasaan kelelahan yang mengganggu tubuhnya karena ia harus berbanting tulang untuk membantu menghidupi keluarganya. Ia tidak bisa menahan ini semua, ia bisa saja meninggal di usia muda jika terus-terusan seperti ini.

Pram bisa mendengar riak daun yang terbawa angin menemaninya yang sedang terisak, meskipun ulu hatinya masih terasa sakit dan berat, gadis itu menatap kepada angin yang berterbangan didekatnya seolah sedang berusaha membuat Pram terbuai dengan sejuk yang diberikan olehnya. "Sampaikan perasaan rindu dan cintaku pada kekasihku. Aku mengharapkan apapun yang ia inginkan untuk hubungan kami berdua, tapi sekarang aku butuh untuk sendiri bersama dengan dukaku yang tidak bisa kubagi dengan siapapun termasuk dirinya" gadis tomboy itu mengusap pipinya yang basah sambil lalu kembali menaiki motor miliknya.

"Sampaikan padanya bahwa aku butuh waktu untuk sendiri sampai aku bisa menguatkan hatiku untuk menambah semua bebanku dengan perassan rindu yang menyiksa darinya, but I'm gonna love you still. Until I'm tired with this live and fall asleep for the last time"

TAMAT

*-----*

Riska Pramita Tobing.

Note: Terimakasih sudah terjebak dengan suka duka yang dialami kedua pasang remaja disetiap senja yang datang setiapharinya.

SENJA (COMPLETED)Where stories live. Discover now