Senja - Keempat

580 13 8
                                    


WARNING!!!

PART INI AKAN MENGANDUNG KATA-KATA SANGAT TIDAK MANUSIAWI YANG BISA MEMBUAT PEMBACA JADI PANAS DINGIN UNTUK MEMBACANYA!!

HATI-HATI YA 😂

*-----*

     "Maaaas Prammm"

          Bulu kuduk milik Pram meremang karena sebutan gadis cantik itu padanya. Hal itu membuat Pram jadi semakin semangat untuk mengecupi bahkan sampai menggigit titik sensitive milik Fransiska sehingga membuat gadis cantik itu menjambak rambut belakangnya.

Pram mengangkat tubuh hanya untuk menatap mata bergairah milik gadis cantik yang sedari tadi mendesahkan namanya dengan tertahan "Fuck! Fransiska!" seru si tomboy dengan geraman yang terdengar seperti sangat menderita.

Dengan gerakan yang terkesan sangat cepat, Pram membuka bra hitam yang menutupi tubuh bagian atas milik Fransiska lantas segera tersenyum menungging setelah melihat payudara milikya.

Pram bisa melihat semburat malu dari ekspresi yang diberikan Fransiska padanya dan gadis tomboy itu tidak bisa tidak tersenyum saat ia melihat kedua lengan si cantik berupaya menutupi dirinya yang tengah dipandangi "Jangan" ujar gadis tomboy itu seraya menarik kedua lengan Fransiska agar gadis itu tidak menyembunyikan buah dadanya lagi "Mas suka melihatnya" ujat Pram menyebut dirinya sendiri sebagai 'mas' karena Fransiska memintanya begitu.

Pipi berisi milik Fransiska bahkan memerah karena godaan si tomboy padanya, belum lagi Fransiska menyembunyikan rasa malunya, Pram sudah menangkupkan tangannya pada payudara milik si cantik yang nyatanya tidak bisa masuk kedalam genggaman tangannya "Cukup besar" komentar si tomboy dengan nada bajingan di dalam ucapannya, hal yang tentunya membuat pipi tembam milik si empunya payudara jadi semakin memerah karenanya.

Tanpa memberdulikan pipi Fransiska yang semakin memerah, Pram segera saja menundukkan dirinya untuk memberikan kecupan bergantian pada payudara si cantik dan perbuatannya membuat senyum milik Fransiska jadi kembali terukir di bibirnya yang terlihat basah.

Pram mengangkat tubuhnya dengan kedua tangan hanya untuk meletakkan Fransiska di bantal empuknya sebelum akhirnya menjatuhkan kecupan manis pada kening miliknya. "Kamu gadis spesial untuk Mas, Franisika" ujar si tomboy sebelum akhirnya menurunkan ciumannya ke kedua mata si cantik yang otomatis jadi tertutup karena ulahnya.

"Kamu satu-satunya gadis yang bisa membuat Mas manggil diri sendiri dengan panggilan sayangnya" dan dengan itu, Pram mengecup hidung milik Fransiska sebelum akhirnya beralih pada kedua pipi chubby milik si cantik lantas melanjutkan untuk mengecup bibirnya yang berisi.

Fransiska sedikit mendesis saat bibirnya digigit secara lembut oleh si tomboy yang berani-beraninya menggerayangi tubuh cantik miliknya. Fransiska bahkan hanya bisa membiarkan tingkah Pram yang sudah membubuhkan bibir tebalnya di salah satu puting payudara miliknya dan menjilatnya perlahan.

"Fuck" ujar si cantik saat merasakan gigitan lembut di puting payudaranya.

Gadis cantik itu bahkan hanya menikmati kelakuan kurang ajar Pram kepadanya. "Kamu memiliki tubuh yang indah, Fransiska. Jangan pernah malu untuk memamerkaannya padaku" ujar si tomboy seraya berusaha membuka hot pans yang dikenakan si cantik malam ini.

Fransiska sedikit tersentak saat si tomboy menyentuh klitorisnya dari luar celana dalamnya, namun gadis cantik itu kemudian terpejam saat merasakan sentuhan tangan berbakat milik Pram semakin membuatnya basah di bawah sana. "Do you want me to stop?" bisik Pram saat ia melihat Fransiska kesulitan untuk mengatur napasnya.

Meskipun gadis cantik itu terlihat kesulitan untuk mengatur napasnya, ia tetap menggeleng sebagai jawaban untuk pertanyaan yang dilontarkan Pram kepadanya.

Fransiska kemudian membuka mata sesaat untuk melihat ekspresi menggoda milik Pram yang hanya beberapa senti dari wajahnya, tanpa bisa menahan diri gadis cantik itu mengangkat tangan untuk meraba rahang tegas milik si tomboy selagi berbisik "Don't you even dare to stop" balas Fransiska sehingga membuat si tomboy kembali mendekat pada lehernya untuk memberikan ciuman di sana.

"Maassssss"

Pram tersentak saat ia merasakan sesuatu yang basah mengenai kelopak matanya. Gadis tomboy itu kemudian membuka mata untuk mendapati bahwa ia telah memimpikan Fransiska dan menelanjangi gadis cantik itu di sana.

Sialan! Umpat gadis tomboy itu di dalam kepalanya sambil berusaha untuk mengatur napasnya yang masih memburu.

Punggung tangan Pram kemudian mengusap keringat yang jatuh di keningnya, poni dan rambutnya bahkan basah karena mimpi sialan itu. Bukan hanya itu, tubuh Pram juga nyatanya dipenuhi dengan peluh.

Gadis tomboy itu membuka selimutnya untuk melihat kondisi tubuhnya yang masih terasa panas, bahkan meskipun gadis tomboy itu tidak bisa melihat wajahnya, ia yakin bahwa wajahnya tengah memerah karena birahi. "Benar-benar sialan!" geram gadis tomboy itu setelah duduk dan mengacak rambutnya yang basah.

Pram berusaha untuk mengatur napasnya sambil sesekali mengusap rambutnya yang basah namun tetap tidak bisa membuat napas berburunya jadi lebih teratur. "FUCK!" ujar gadis tomboy itu menyerah dengan keadaan dimana dirinya memang harus dipuaskan.

Gadis tomboy itu berjalan perlahan menuju kamar mandi setelah melihat bahwa jam di dinding menunjukkan pukul 03:45 dinihari. Meskipun malas untuk menenangkan isi kepalanya yang terus-terusan mengulang adegan panas dirinya dengan Fransiska di dalam mimpi seperti kaset rusak, gadis tomboy itu tetap saja menyalakan keran untuk mengguyur kepalanya yang terasa pening akibat gadis itu.

"Sialan!! Benar-benar sialan!" ujar gadis tomboy itu seraya tetap berusaha untuk menenangkan diri.

*07:24*

          Pram bisa melihat Ibunya memberikan kekehan kecil saat melihat gadis tomboy itu menyeduh kopi "Ibu baik-baik saja?" ujar si tomboy sambil mendekat ke meja makan yang diisi dengan berbagai menu.

Wanita senja itu masih menunggingkan senyuman kecil saat menyodorkan susu pada putrinya untuk mencampuri kopi hitam miliknya "Tumben sekali kamu sudah mandi" ujarnya sambil menyodorkan satu buah apel pada si tomboy yang sedang sibuk mengetikkan sesuatu di layar gadgetnya.

"Hanya karena ingin sih bu" jawab Pram sambil menggigit buah apel dengan perlahan tanpa ingin melepaskan pandangannya dari gadget yang ada di tangannya.

Si wanita senja terkekeh cukup keras sehingga membuat Pram mengangkat pandangannya pada sang Ibunda "Ada apa sih bu?"

"Kamu mandi pukul tiga dirihari, Erika"

Karena itu, Pram memutar bola mata pada Ibunya "Kan sudah kubilang bu, aku hanya ingin" kukuhnya masih tidak ingin untuk mengaku.

"Dan Ibu bisa mendengar kalau kamu mendesahkan nama seseorang di tidurmu"

Kalau saja Pram masih mengunyah apel yang tinggal setengah dan dianggurkan di atas meja makan, ia pasti akan tersedak dan merrenggut nyawanya karena pernyataan Ibunya.

Dengan perasaan malu, Pram akhirnya mengangguk untuk mengakui bahwa ucapan Ibunya memang benar adanya "Kepalaku pening, bu" balas si tomboy dengan menundukkan kepala karena malu pada Ibunya.

"Kasihan" komentar Nyonya Sanjaya seraya menyodorkan satu gelas jus jeruk dan mengambil gelas kopi milik Pram yang bahkan belum sempat dicicipi olehnya "Kalau minum kopi, kepalamu bisa makin pening. Makanya Ibu kasih jus jeruk supaya birahi kamu menurun"

Dan Pram ingin pergi secepatnya dari hadapan Ibunya.

*-----*

Riska Pramita Tobing.

SENJA (COMPLETED)Where stories live. Discover now