Senja - Kedua

1K 13 4
                                    

*-----*

          Sudah sekitar satu minggu terakhir ini si gadis tomboy bergelut dengan aplikasi messenger hanya untuk saling berbagi pesan dengan gadis misterius yang tinggal di pulau yang berbeda dengannya. Tanpa bisa menahan diri, gadis tomboy itu jadi penasaran dengan sosok bernama Fransiska Zulni yang sering menggodainya semenjak seminggu terakhir.

Ada rasa ingin tahu di dalam diri si tomboy dan ia tidak bisa untuk menghentikan perasaan itu. Sambil mengikat tali sepatu sport yang baru saja dikenakannya, Pram melirik pada gadget miliknya karena ia mendapati notivikasi dari sana 'Selamat pagi' sapa si gadis dunia mayanya. Tanpa menunggu lama, si tomboy kemudian mengetikkan jawabannya di sana.

Berdiri cepat setelah selesai dengan kegiatannya memakai sepatu, Pram kemudian pamit kepada gadis di seberang telepon untuk memulai pekerjaannya hari ini. Menghela napas panjang yang terasa menyakitkan karena bosan, Pram kemudian membuka pintu pagar rumahnya sebelum beranjak dengan motor besarnya.

Gadis tomboy itu menggumamkan lagu kesukaannya yang akhir-akhir ini sudah sangat jarang didengar olehnya saat ia menikmati keramaian jalanan. Lampu merah di depan sana membuat Pram jadi berhenti hanya untuk mengecek gadgetnya 'Aku rindu padamu' pesan dari Fransiska membuat gadis tomboy itu jadi tersenyum menungging sebelum akhirnya si tomboy kembali memasukkan gawainya ke saku jaket lantas segera kembali mengemudi menuju perusahaan tempat ia mencari rupiah.

Setelah sampai di parkiran perusahaan, Pram cepat-cepat membuka helm lantas kembali merapikan rambut pendeknya yang terlihat sangat amat berantakan karena ulah helm berwarna merah yang kini bertengger di spion motornya "Sepertinya aku harus memotong rambutku" ujar si tomboy menggumam setelah merasa kesal karena rambutnya tak kunjung rapi.

Gadis tomboy itu mendengus kesal karena rambutnya tetap saja berantakan meskipun ia sudah mencoba merapikannya dalam beberapa puluh detik yang lalu. Pram akhirnya menyerah dan membiarkan rambutnya berantakan seperti sebagaimana adanya saat ia berjalan menuju ruangan karyawan. "Hai!! Selamat pagi!!" sapa seseorang dari kejauhan disertai lambaian tangan yang terkesan berlebihan karena semangat.

Pram hanya bisa terkekeh kecil saat lelaki yang tadi menyapanya datang untuk memberikannya segelas kopi. "Bagaimana kabarmu hari ini, gadis penggerutu?" lanjutnya setelah ia mengambil tempat duduk kosong di samping si tomboy yang kini tengah menunggu komputernya untuk menyala.

"Tumben kamu datang pagi-pagi, pemuda sialan?" balasan makian dari si tomboy justru membuat senyum si lelaki jadi terbuka lebar karenanya "Hanya untuk mengingatkan kalau surat tugas yang kemarin belum dibuatkan. Pak Haris meminta agar kamu segera melaksanakannya"

Pram terkekeh kecil "Ya, sebentar lagi kuantarkan ke mejamu, Gilang" ujar si tomboy seraya mulai sibuk membuka dokumen yang harus ia kerjakan secepat mungkin sebelum bosnya mendatanginya dan memarahi gadis itu lebih daripada Gilang yang hanya sekedar mengingatkannya.

*Senja 2020 by Riska Pramita Tobing*

          Pram merentangkan tangannya yang terasa pegal. Gadis tomboy itu kemudian menyeruput sisa kopinya sebelum akhirnya berdiri untuk merenggangkan tubuhnya yang terasa lelah.

Sambil menyerahkan surat tugas yang akhirnya selesai, Pram akhirnya turun dari kantor utama lantas segera berjalan ke Kantin untuk mengisi perutnya. "PRAM!!!" gadis tomboy itu memutar bola mata karena harinya terus diganggu oleh banyak orang yang bahkan tidak ingin ia jumpai.

Setelah memilih tempat duduk dan membiarkan Gilang ikut serta menjadi penghuni meja yang ia duduki, Pram cepat-cepat membuka gadget hanya untuk mengetikkan pesan singkat untuk Fransiska. "Jadi, mau pesan apa untuk makan siang kali ini?" ujar Gilang sambil mencoba mengintip isi pesan yang sedang dituliskan Pram di gadgetnya.

"Tolong pesankan mie bakso. Aku lapar sekali" ujar gadis tomboy itu tanpa mengalihkan perhatiannya sedikitpun dari gadis yang tengah ia gombali di dalam dunia mayanya.

Pram bisa merasakan bahwa Gilang pergi dari sampingnya namun segera digantikan oleh Tamara yang ternyata tidak kebagian tempat duduk. "Sedang berbalas pesan dengan siapa sih? Kok se-fokus itu?" ujar si gadis cantik seraya menyodorkan satu buah apel pada si tomboy.

Sambil mengetik balasannya untuk Fransiska yang masih saja senang untuk menggodanya, Pram kemudian mengambil satu gelas air mineral dari tengah meja dan lalu meminumnya secepat kilat "Hanya berbalas pesan dengan gadis cantik" ujar si gadis tomboy tanpa ingin mengangkat pandangannya dari gadgetnya.

"Gadis cantik?" ulang Tamara dengan nada penasaran sambil lalu mengintip gadget Pram hanya untuk mendapatkan bahwa si gadis tomboy tengah mengintip isi facebook profile milik Fransiska dan melihat foto milik gadis itu.

"Jadi? Kamu berbalas pesan dengan gadis itu?"

Pram menangkap nada tidak suka dari Tamara dan hal itu membuat si tomboy jadi mengangkat pandangan padanya "Ada apa? Kamu tidak berpikir kalau dia cocok untukku?" ujar Pram dengan nada menggoda yang membuat Tamara jadi memutarkan bola matanya "Kamu cocok dengan siapapun. Tapi aku lebih memilih kamu untuk bersama denganku"

"Woah, itu agresif Tamara" ujar Gilang saat lelaki itu baru saja datang dengan dua mangkuk mie bakso dan menyerahkan salah satunya pada si tomboy "Terimakasih" ujarnya setelah menerima mangkuk berisikan bakso besar dan juga berisi mie kocok bandung yang langsung saja membuat tenggorokannya bergemuruh.

Gilang segera saja mengambil tempat duduk di seberang Tamara dan Pram lantas segera menyerahkan satu wadah sambal yang tidak bisa digapai oleh tangan panjang milik si tomboy "Sedang membicarakan apa sih?" ujar Gilang setelah lelaki itu memutar bola mata karena si tomboy kini tengah kesulitan untuk membuka segel saus yang membuat dirinya harus mengambil saus tersebut dari tangan si tomboy dan membukakan itu untuknya.

"Dia sedang menggodaku" jawab Pram masih tanpa mengalihkan perhatiannya dari gadget yang terus-terusan bergetar.

Pram mengangkat pandangan pada Tamara saat ia merasakan tamparan di atas pahanya yang dibungkus oleh celana bahan berwarna biru tua yang adalah seragamnya hari ini "Apa kamu memang tidak punya hati dan merasakan kalau aku tidak ingin kamu memberi tahu Gilang kalau aku memang menggodamu?"

"Ya, dia memang tidak punya hati" balas Gilang yang ternyata tidak menarik sedikitpun perhatian si tomboy dari gadis yang tengah berbalas pesan dengannya.

"Aku bahkan memberikan semua perhatianku untuknya disaat dia tidak memperdulikanku sama sekali" lanjut si pemuda yang membuat Pram jadi mengangkat pandangan pada lelaki itu untuk memastikan bahwa kedua pasang telinganya memang benar-benar berfungsi dengan baik karena ia baru saja mendengar godaan dari si lelaki itu.

"Jadi kalian berdua sedang sama-sama menggodaku sekarang?" ujar si tomboy sambil lalu menusuk bakso dengan ukuran kecil lantas segera menyantapnya. "Isn't it obvious?" ujar Tamara dengan nada gemas tak terkira "Tapi aku sudah punya Fransiska yang melakukannya kepadaku. Jadi, terimakasih"

*-----*

Riska Pramita Tobing.

SENJA (COMPLETED)Where stories live. Discover now