pertama: kak jaemin.

12.3K 902 101
                                    

tau jaemin, gak?

perkataan guanlin membuat si gadis depan gawai mengerutkan kening. “kenal, lah. kenapa?” begini-begini, ia bukan gadis introvert yang gak tahu dunia luar. jauh, ia bukan kaya gadis-gadis novel yang gak kenal siapa itu kapten futsal atau bisa dibilang wajah dari club futsal itu.

si gadis membenarkan letak masker, melirik kanan-kiri dengan kresek penuh makanan di tangan kanan. mana sih bisnya?

kemaren dia bilang tolong bilangin somi buat ketemu sama dia,” aku makin mengerutkan kening. membuka masker karena engap juga.

“heh, guanlin. lu lupa nama gua?”

inget lah, pekok. cuma gua kan gak terlalu kenal sama somi nih, boleh lah lu aja yang nyampein,” begitu kata pemuda kelebihan tinggi berbibir tebal itu.

si gadis mengangguk-ngangguk, sedangkan gadis satunya di asik dengan ponsel. “ngapain sih jin? udah kelar nulisnya belum? langsung difoto kirim ke google classroom gih.”

emang aneh-aneh aja. disaat dunia sedang kelimpungan, virus menyebar dimana-mana, sekolah masih asik-asiknya menggempur mental anak-anaknya. memberikan tugas seperti hari akan berakhir hari itu juga.

ryujin menoleh sekilas, berdehem.

dah ah gua mau berak. kelarin aja ini zoomnya, na. ryujin jangan sampe telat lu ya, gua udah kumpul.

nana melirik sekilas ponselnya, menatap anggota kelompoknya itu. kemudian mengakhiri panggilan video dari aplikasi zoom itu. tak lama jarinya menari di atas layar gawai, mengirim file berisi jawaban tugas mereka. tik, selesai.

gadis itu menghembuskan nafas, bertepatan dengan bis yang terlihat.

“TUNGGU PAK TUNGGU,”

eh?

si gadis berhenti di depan pintu bis, melihat seorang pemuda berambut biru muda membungkuk, membenarkan tali sepatu. tak lama ia melanjutkan langkahnya, ngapain malah diem di pintu bis. mengumpat dalam hati.

mengambil duduk di salah satu kursi, hampir penuh. iya penuh tuh maksudnya dikasih space kosong, padahal orangnya gak penuh. duh gimana ya ngomongnya pokoknya gitu. social distancing.

mengutak atik ponselnya di salah satu kursi, gadis itu menerima panggilan. tepat saat pemuda yang mengikat tali sepatu tadi masuk ke bis, lah kak jaemin dari matanya sih. si gadis menunduk, lebih memilih menatap sepatu. kalau ketemu kakak kelas tuh selalu aja segan.

tapi... jaemin malah duduk di sebelahnya. gak sebelah banget sih, dibatasin sama satu kresek besar punya si gadis. “ka—”

“ini masih social distancing, na. tuh dibatasin sama belanjaan lu,” kata jaemin. tahu namira mau memprotesnya. mengangguk, si gadis kembali pada aktifitasnya.

“halo ma? heeh, nggak. cuma banyak banget ini prnya yatuhan, gak kalah sama masuk sekolah. gak ah, gak punya uang. yaaa, babay.”

ditaruhnya ponsel itu, tak sengaja matanya menabrak netra hitam bergurat abu milik kakak kelasnya itu. namira menaikkan alisnya, “kenapa kak?”

jaemin menurunkan maskernya. “oh kirain lu gatau ini gua,” katanya nyengir konyol.

yakali. hampir setiap hari kan ketemu. mau tahu satu fakta kebetulan? si gadis dan kakak kelas hobi nyengirnya ini sama-sama anak rantau. entah jaemin darimana, tapi setahu namira, si tinggi biru muda ini menempati kost putra di sebelah tempat tinggalnya. rumah neneknya.

“tau lah kak.”

jaemin ngangguk setengah senyum. menyenderkan badan ke kursi di belakang, “lusa mudik gak na?”

“kak jaemin?”

“yeh kok nanya balik,” kekeh jaemin. “balik, kan besoknya habis itu puasa.”

kembali mengangguk, oh iya puasa pasti jaemin mau sahur sama keluarganya lah ya, namira kemudian menggeleng. “nggak kak, kan saya gak ikut puasa. mama juga gak nyuruh. demen dia anaknya jauh-jauh.”

jaemin ketawa kecil, “lumayan tau. ntar gak dibolehin mudik lagi kan katanya. gak kangen apa lu?”

“kangen sih iya...”

“selama bisa ketemu kenapa nggak?”

si gadis hitam legam mengangguk. bener juga. kembali mengetik penggalan kalimat di atas gawainya, mama pokoknya aku mau pulang, pesenin tiket naik apa aja asal jangan naik becak. pegel. tak lama jaemin ketawa.

“kak???”

sorry sorry. lu sama dah kaya haechan,”

“sama-sama lucu ya?”

“iya, setipe begitu lah.”

icikiwir.









rekayasemu
proudly present

nabastala
ft. na jaemin

© 2O2O

•••

ditautan hiruk piruk
paras kerap ditekuk
memancarkan sejuta rasa
terisi penuh dibalut masa.

nabastala, kutitip kak jaemin
serta lengkungan cermin,
agar terus aku mengingat
ditengah sesaknya penat.

—gadis hitam pekat
ditelan suka yang selalu melekat
namira anjasha.

buku ini baik bila dikonsumsi
dengan sepotong hujan deras
dan alunan melodi ini.

buku ini baik bila dikonsumsidengan sepotong hujan derasdan alunan melodi ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
nabastala, jaemin.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang