| Ex Husband • 06 |

16.7K 979 83
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Minta tolong, tandai yang typo...🤕

Selamat membaca...

Prilly pikir, saat pagi menyapa perasaannya yang kacau kembali membaik. Sayangnya, itu hanya keinginannya saja karena pada nyatanya, saat dia terbangun dari tidur nyenyaknya, saat itu juga kedua matanya disuguhkan oleh pemandangan yang tidak terduga olehnya.

Dia nyaris lupa bagaimana caranya bernafas. Sebab, pada saat kedua matanya terbuka, dia melihat Ali yang tertidur sambil memeluk Raihan.

Pertanyaan yang menghantui pikirannya adalah, bagaimana bisa?!

Bagaimana bisa lelaki itu tertidur di apartemennya? Dia ingat betul semalam lelaki itu pergi dari apartemennya dan menemani Renata di rumah sakit. Tapi... kenapa sekarang....

"Mama."

Lamunannya buyar mendengar suara putranya. Dia menoleh, menatap sang putra yang menatapnya dengan wajah bantalnya.

"Papa beneran tidur disini?" Pertanyaan itu jelas ditujukan padanya. Tatapan putranya terarah pada wajah damai papanya dengan mata terpejam.

"Iya. Raihan senang?" tanyanya dengan senyum hangat sembari mengusap puncak kepala Raihan.

Tanpa menoleh ke arahnya, Raihan mengangguk. "Papa menepati janjinya," sahut Raihan dengan mata berbinar dan tangan mungilnya mengusap pelipis Ali.

Prilly terenyuh melihat betapa sayangnya sang putra kepada papanya. Raihan begitu nyaman berada di dekat Ali dan itu selalu saja sukses membuat hatinya tercubit. Membuatnya mengutuk dirinya sendiri dan takdir yang membuat hidupnya serumit ini.

Mengusap puncak kepala sang putra, Prilly bertanya, "Menepati janji?"

Raihan memusatkan tatapannya pada sang mama dan beranjak dari posisi tidurnya. Raihan duduk di pangkuan Prilly dan memeluk sang mama. "Jangan marahi papa, ma."

Prilly tertegun. Nada suara Raihan menyiratkan kesedihan dan tatapan Raihan yang memohon padanya. Apa ini yang dinamakan ikatan batin antara anak dan ayah? Kalau iya, kenapa ini menyakitkan baginya?

"Papa kemarin janji sama Raihan. Papa bakal temani Raihan tidur. Papa menepati janjinya, mama." ujar Raihan dengan senyum lebarnya.

Dengan senyum pedih, dia mengecup puncak kepala Raihan berkali-kali. Ini menyakitkan. Lelaki yang menyakitinya justru menjadi lelaki yang berarti bagi putranya. Dia tidak tahan terus-menerus berada di dekat Ali. Berada di dekat Ali, sama saja membunuhnya secara perlahan. Tapi, dia bisa apa jika Ali adalah kebahagiaan putranya?

Disaat dia kalut, tiba-tiba suara berat menyapa indera pendengarannya. Dia tertegun. Jantungnya berdebar. Apalagi saat tangan kekar melingkari pinggangnya dengan sangat erat sehingga kepalanya membentur dada bidang yang dulu pernah menjadi tempat ternyaman baginya.

Ex Husband [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang