Part 17

1.4K 155 14
                                    

"Restoran Grassfed Grill cabang Central Park, sedang mengalami masalah dengan menurunnya omset di bulan ini, Pak. Setelah saya melakukan auditing, ada banyak kerugian yang terjadi," lapor seorang perempuan yang bertugas sebagai auditor keuangan khusus restoran kepada Andreas. Ia membawa dokumen keuangan bulanan yang baru saja direkap, lalu disodorkan kepada Andreas yang duduk di hadapannya--di kursi kebesaran.

Andreas memeriksa. Ia mulai membaca dengan teliti tabel daftar pemasukan dan pengeluaran setiap harinya yang tercatat. Tak lama kemudian keningnya mengernyit. "Setiap hari omset mencapai target. Tapi, uang yang masuk ke rekening perusahaan jauh di bawah dari perhitungan. Sudah melakukan pemeriksaan?"

Susan--nama perempuan itu--mengangguk. "Sudah, Pak. Kami beserta tim telah memeriksanya dengan teliti. Dari uang belanja, persediaan porsi setiap hari dan berapa total habisnya sudah match dengan uang yang masuk ke kasir. Kami juga meneliti lebih dalam, pengeluaran apa saja yang dibutuhkan restoran bulan ini. Namun, masih ada yang menjanggal dari semua total pengeluaran. Tidak match dari peritungan akhir. Dan ada barang bukti, terdapat transferan uang restoran ke rekening pribadi dengan jumlah lumayan banyak."

Satu dokumen yang masih di tangan Susan, ia sodorkan kepada Andreas. "Ini hasil penelitian kami. Semua bukti sudah konkrit. Dan yakin ada penggelapan uang dari restoran tersebut."

Dokumen warna cokelat di depannya, Andreas ambil. Lelaki itu kembali membaca, sangat serius. Dari pandangan Susan, tatapan Andreas berubah dingin, rahangnya mengeras seperti menahan amarah.

"Sebelumnya tidak pernah mengalami hal seperti ini," ucap lelaki itu, sambil menutup dokumen.

"Kecurangan ini baru pertama kali terjadi setelah dua tahun restoran itu berdiri."

"Sore ini kita ke sana. Kamu dan tim yang melakukan penyelidikan ini ikut denganku. Jam lima kita berangkat." Dengan kedua tangan mengepal di sisi kanan dan kiri dokumen, Andreas berkata tegas. Sorot matanya seakan-akan ingin menguliti Susan hidup-hidup, membuat perempuan itu menciut.

"Baik, Pak. Akan saya beritahu yang lain. Kalau begitu saya permisi."

Melihat Andreas mengangguk, Susan segera berlalu dari ruang kerja yang terlihat rapi dan teratur. Dengan lemari arsip warna hitam yang berdiri kokoh di samping meja kerja lelaki itu, telah berisi ratusan dokumen dan buku-buku bisnis. Di sebelah pintu, terdapat satu set sofa. Sedangkan di pojok ruangan sebelah sofa, terpajang vas berukuran besar tertanam tumbuhan Daun Artificia.

***

Andreas dan tiga orang karyawan kantornya baru sampai di Mall Central Park--mall terbesar di ibukota--dengan luas dan kemewahan yang tak tanggung-tanggung. Berbagai macam toko barang branded berjajar di sana, memamerkan koleksinya yang terlihat elegan dan glamour dari balik dinding kaca. Sedangkan pengunjung yang datang lebih banyak dari wisatawan dan kalangan orang atas, sehingga membuat Andreas tertarik untuk mendirikan salah satu cabang restorannya di mall tersebut. Berkonsep Jepang dan berada di lantai satu, restoran itu menyajikan makanan yang lebih dominan barbeque dan steak. Namun, ada juga makanan lain sebagai tambahan.

Sore menjelang malam, restorannya mulai ramai. Dari luar terlihat banyak pengunjung yang mengantre, dengan beberapa orang membawa nomor urut masuk sesuai jumlah orang per meja. Berjalan melewati mereka tanpa menyapa, Andreas masuk diikuti tiga karyawannya. Aroma dari asap barbeque menguar kuat di indra penciumannya. Tepat di meja utama setelah pintu masuk, ada sekelompok pengunjung yang sedang melakukan barbeque. Andreas melirik. Ia melihat irisan daging sapi segar, paprika, dan jagung, yang terletak di atas wajan panggang sedang dibolak-balikkan oleh salah satu dari mereka.

Terus melanjutkan langkah melewati meja-meja pengunjung, Andreas pun sampai di depan pintu yang berada di pojok ruangan. Ia membukanya tanpa permisi, membuat kaget seseorang yang berada di dalam sana.

FORCED BRIDE [ENDING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang