25. Ombak Yang Berlari Menjauhi Pantai

1.3K 367 59
                                    

Bersiaplah

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Bersiaplah

***

Samudera menatap pria di depannya tanpa ekspresi yang pasti. Antara bingung, tidak nyaman, dan segan? Entah, tapi kehadiran Dione di rumah Langit Utara jelas bukan hal yang dia duga maupun inginkan.

Tidak hanya pria dengan tatapan memaku itu saja, tapi hadir pula gadis dengan rambut cokelat panjangnya yang nampak mahal dengan senyuman yang jika saja tidak disandingkan dengan nama dan reputasinya, maka akan jadi salah satu senyuman terindah yang pernah Samudera lihat. Iya, gadis Meridies itu di sini, dengan mata membelalak sejak menangkap eksistensi Samudera.

Diam-diam Samudera tersenyum samar, ini adalah gadis yang menciumnya di depan Raya. Tidak heran matanya seperti ingin melompat keluar.

Berada satu ruangan dengan dua orang yang paling dihindari Samudera jelas tidak menyenangkan, maka kehadiran Langit Utara dengan setelan jas merah maroonnya mau tidak mau berakhir dihujami tatapan tajam dari masing-masing penghuni yang hadir. Tergelak, Langit Utara menggeser kursi untuk duduk kemudian melipat tangan dengan mata mengabsen ketiga orang yang menatap ofensif padanya.

"Saya menyediakan camilan dan minuman tapi masih utuh, padahal tidak ada racunnya." Langit mencomot kukis coklat dan melahapnya pelan seolah tidak menyadari hawa peperangan di ruangan.

Terkutuklah Langit Utara.

Menyadari tatapan membunuh yang diarahkan padanya semakin intens, pria itu kembali tergelak sebelum akhirnya meneguk wine mahal miliknya dalam sekali teguk, meraih remote untuk kemudian ia gunakan untuk menyalakan layar di depannya.

"Kalian ini uratnya serius sekali. Oke, sebelum terjadi pertumpahan darah disini, mari kita mulai saja," sergah Langit Utara.

Samudera menyenderkan diri di salah satu tiang marmer dengan tangan terlipat. Matanya menatap layar yang menunjukkan slide-slide mengenai cuplikan koran, hasil autopsi, hingga rekaman cctv yang telah dikumpulkan Langit Utara.

Minus rekaman yang saat ini ada di tangan Samudera.

Slide pertama menunjukkan foto mayat Esta ketika autopsi dilakukan. Jasadnya terlihat membiru, tidak ada tanda-tanda kekerasan selain bekas tali tambang di lehernya. Tidak ada lidah yang terjulur keluar. Samudera menahan nafas sejenak, ia membayangkan bagaimana jika yang ia lihat adalah Raya.

Slide kedua menunjukkan tempat kejadian perkara. Rumah Nebula, ruang tengah dengan keadaan cukup berantakan. Tali tambang yang tergantung di plafon dalam keadaan terputus, dan kertas yang diduga surat bunuh diri di atas piano.

Tidak ada jejak kaki, atau jejak sesuatu diseret, setidaknya begitulah kondisi yang terekam dalam gambar. Tidak ada kursi yang bisa digunakan untuk mencapai tali untuk menggantung diri. Letak piano yang agak menjorok ke sisi kanan dari titik tali tambang, agak tidak mungkin bisa digunakan sebagai pijakan. Samudera tersenyum, Esta memang tidak pernah bunuh diri.

Geotopia Where stories live. Discover now