1//Kantin SMW

166 24 22
                                    

Pagi yang cerah. Matahari sudah menampakkan diri diatas sana. Jalanan pagi ini tidak terlalu macet, sehingga Ara tidak akan terlambat untuk datang kesekolah barunya. Kini, Ara tengah berada didalam mobil bersama Gilang ,abangnya.Ara melihat Gilang yang hanya sibuk menyetir.

Gilang Aldinata yang selalu buat Ara kesal dan terkadang membuat Ara tambah sayang. Ara pindah sekolah karena papanya dipindahkan bekerja di Jakarta. Gilang yang sudah sedari SMA kelas X tinggal sendirian di Jakarta, membuat dirinya lebih mandiri dan dewasa.Itu semua kemauan Gilang sendiri.

Ara memilih sekolah yang berbeda dengan Gilang. Padahal bunda sama papa sudah memaksa Ara untuk bersekolah di SMA Bantara, tetapi Ara tidak mau. Ara lebih memilih bersekolah di SMA Sinarmas yang notabenenya SMA Favorit.

"Ra kalo ada apa apa disekolah bilang ya" ujar Gilang yang masih fokus menyetir.

"Iya lang tenang aja" ujar Ara. Ia memang sering tidak menggunakan embel embel bang. Jika bunda sama papanya tau pasti Ara digeplak mereka.

Gilang memiliki banyak fans di sekolahnya. Ia termasuk kedalam kategori cassanova SMA Bantara. Yang katanya Gilang itu pintar, irit bicara dan menyeramkan. Tapi, menurut Ara gilang ini jail dan menyebalkan. Entah sifat Gilang yang sok sok an atau memang mengikuti keturunan papanya. Yah papanya memang irit bicara,pintar,dan tampan.

Setelah menempuh perjalan. Mobil merah milik Gilang tiba didepan gerbang yang bertuliskan SMA SMW (Sinarmas World Academy) atau biasa disapa SMA Sinarmas. Ara kemudian turun dari mobil Gilang.

"Nanti pulang sekolah gue jemput ya ra" Ara mengangguk.

"Jangan macam macam disekolah baru"

"Iya bawel,yaudah sana! Hati hati lang" ujar Ara melambai kearahnya.

Lalu, Ara berjalan memasuki sekolah tersebut. Terlihat sangat elite,ternyata pilihannya tidak salah.

Ara tidak ingin membuang banyak waktu. Ia segera melangkahkan kaki menuju ruang kepala sekolah. Ah iya. Dia tidak mengetahui dimana ruang kepsek. Dan harus bertanya kepada siapa?. Toh tak ada yang dikenalnya di SMA ini.

Ketika Ara sibuk menelusuri untuk mencari ruang kepsek. Tiba tiba ada yang melemparnya dengan sebuah botol aqua. Sial, ulah siapa ini.
Ara mencari siapa pelakunya.

Ah dapat.Ara melihat gerombolan cowok sedang duduk dilapangan basket dan menatap kearah Ara. Ara tidak marah hanya saja ia ingin sipelaku meminta maaf.

"siapa yang ngelempar?" tanya Ara ketika sudah sampai didepan gerombolan cowok itu.

"Nih Delan" tunjuk salah satu cowok kepada temannya yang sedang menatap Ara intens.

Cowok itu berdiri.

"Gue ga sengaja" ujarnya didepan Ara. Yaampun.kenapa dia menatap Ara seperti itu? Kenapa dengan jantung Ara. Rasanya Ara ingin mencolok matanya.

"Cuma itu doang?"

"Apnya?emang gue ga sengaja" ujarnya. Dasar cowok ini tidak peka sama sekali.

"Lan kode tuh. Minta maaf lan! Dasar lo gak peka" ujar salah satu teman Delan. Akhirnya. Ada yang menolong Ara.

Ara mengangkat alisnya.

"Kalo gue ga mau gimana?" Tantang Delan.

Ara mengerutkan keningnya mendengar penuturan Delan.

"Lo cowok ga?"

"Iyalah lo pikir apa?"

"Ga ngentle banget lo"

Delan [slow update]#SMWWhere stories live. Discover now