Dilema

1K 72 17
                                    

Rhae Hoon menata beberapa kotak lauk yang di dalam lemari pendingin, beberapa saat lalu ibu mertuanya datang dan membawakan banyak makanan untuknya, wanita setengah baya itu memperlakukannya dengan sangat baik, Kim Hanna sangat senang karena sebentar lagi cucunya akan bertambah. Rhae Hoon masih ingat betul betapa Hanna berbahagia di hari pernikahannya dan Kyu Hyun beberapa bulan silam, Hanna bilang dia jauh lebih menyukai Rhae Hoon ketimbang Ha Kyo untuk jadi menantunya, karena menurut Hanna, ia sudah lebih lama mengenal Rhae Hoon dan keluarganya, sedangkan Ha Kyo sendiri tidak pernah mencoba mengenal keluarga Kyu Hyun lebih jauh.

"Sedang apa?"

Rhae Hoon berbalik, dan segera terkejut dengan kedatangan Kyu Hyun, pria itu memeluk Rhae Hoon sebentar, lalu membuat spasi dengan kedua tangan masih berada di pinggang istrinya.

"Oppa yang sedang apa disini?" heran Rhae Hoon lalu melirik jam di dinding, masih pukul 3 sore, "kau bolos kerja?"

Kyu Hyun meringis saja, sedang berpikir apakah harus menceritakan kedatangan Ha Kyo ke kantornya, tapi kemudian dia pikir itu bukan hal penting, "aku merindukanmu, aku juga cemas kau masih marah padaku jadi kupikir harus pulang," ujarnya cepat. Dia tidak sepenuhnya berbohong, lagipula gadis itu jadi sedikit menjaga jarak darinya sejak kepulangan mereka kemarin.

"Aku butuh waktu, untuk menerima kejujuranmu," kata wanita cantik itu lalu tersenyum enggan.

"Jangan lama-lama marahnya, nanti anak kita bisa sedih," Kyu Hyun pergi ke lemari pendingin dan meneguk segelas air dingin, diam-diam Rhae Hoon yang sudah duduk di kursi meja makan memerhatikan suaminya, apa lagi yang harus ia risaukan? Bukankah hidup penuh kebahagiaan seperti ini yang ia impikan?

"Katamu, aku boleh marah selama yang kumau."

Kyu Hyun meletakkan gelas kosong di atas tempat cuci piring lalu tertawa kecil, "ah, aku lupa. Baiklah, kau boleh marah, aku memang pantas menerimanya."

Kyu Hyun duduk di seberang Rhae Hoon, dengan mata yang terus mengamati gadis itu yang kini lebih memilih menunduk dan menekuni ponselnya, "ngomong-ngomong, tadi Ibumu datang."

"Aku tahu, Eomma menelepon tadi pagi."

Suasana menjadi canggung, setidaknya selama hampir sepuluh menit, keduanya sibuk dengan pikiran masing-masing, Kyu Hyun masih saja terkenang kata-kata Ha Kyo padanya dan itu cukup membuat frustrasi. Kenapa wanita itu harus datang dan mengusik hidupnya yang sudah tenang?

"Apa aku boleh memanfaatkanmu?" tanya Rhae Hoon tiba-tiba, wanita yang menggerai rambutnya itu menunjukkan foto sederet makanan di sosial media.

"Apa itu? Kau ingin makan sesuatu? Pesan saja apapun yang kau mau."

"Aku ingin kau yang mencarinya langsung, aku mau makan carrot cake yang dijual di Mousse Rabbit."

"Maksudmu aku pergi sendiri?"

"Iya."

Kyu Hyun berpikir sebentar, "kita tidak pergi berdua saja?"
Bukan masalah besar baginya mendatangi kafe milik Yesung, si penyanyi terkenal itu, tapi kalau bisa pergi bersama bukankah lebih menyenangkan?

"Aku malas keluar rumah, kau saja yang belikan?"

Pria beralis tebal itu mengerutkan dahi lalu mengambil kunci mobilnya, "kalau carrot cakenya berhasil kudapatkan, kuharap kau sudah tidak marah lagi, " ujarnya lalu beranjak dari duduk dan mengelus rambut Rhae Hoon dengan lembut, "aku pergi dulu, tidak akan lama."
***

Kyu Hyun sudah masuk ke dalam mobilnya lagi dengan menenteng sekotak cake yang ia letakkan hati-hati di kursi belakang, ia hampir menghidupkan mesin mobil ketika sebuah pesan masuk ke ponselnya.
"Nuna?" ujarnya pendek, saat menemukan satu pesan dari Ahra. Kakaknya meminta supaya Kyu Hyun pergi ke Family Love Hospital, katanya ada sesuatu yang mendesak, meski sedikit merasa aneh pria itu lalu memenuhi permintaan nuna-nya, entah mengapa perasaan Kyu Hyun menjadi tidak enak.

SORRY✔️Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin