Jalan Damai

994 77 3
                                    

"Istri Anda mengalami syok yang sangat berat, kalau bisa jangan membuatnya berpikir keras, wanita yang tengah hamil itu tidak bisa berpikir yang keras-keras, hal itu bisa berpengaruh dengan kondisi tubuh dan janinnya," jelas dokter yang rambutnya tersisir rapi ke belakang itu. Sementara di ranjang bersprei putih, seorang wanita tengah tertidur setelah dokter menyuntikkan obat tidur. Kyu Hyun duduk terpekur, sama sekali tak terusik saat dokter yang ia panggil tadi berpamitan. Kesunyian menjadi teman akrabnya, merutuki betapa bodoh dirinya.

"Halo?" Kyu Hyun menempelkan ponsel di telinga, dua detik lalu benda itu bergetar menandakan sang ibu menelepon.

"Rhae Hoon-ie dimana? Kenapa pergi ke Gangwon-do tidak bilang dulu?"

"Eomma, kenapa mengganggu bulan madu kami sih?"

"Bulan madu apa? Ah, iya, kalau diingat kalian tidak bulan madu ya setelah menikah. Tapi Eomma rindu sekali padanya, apalagi Eomma sudah membeli banyak makanan dan vitamin untuk calon cucu."

"Wah, Eomma perhatian sekali."

"Tentu, lalu dimana anak itu? Kenapa ponselnya mati? Awas ya, jangan membuatnya kelelahan, dia sedang mengandung, kalian harus hati-hati."
Tangan Kyu Hyun yang bebaspun terkepal, dia malah membuat kesalahan fatal dengan membenani pikiran Rhae Hoon.

"Eomma tenang saja, aku tahu apa yang harus kulakukan, sudah dulu ya? Rhae Hoon sedang tidur, nanti kutelepon lagi."

"Kenapa dia tidur sepagi ini? Ck, kau pasti tak bisa menahan diri bukan? Aigo, kasihan sekali menantuku."

Pasti ibunya membayangkan yang tidak-tidak.

Kyu Hyun tertawa mendengar ocehan ibunya yang selalu cerewet itu, andai wanita setengah baya tersebut tahu fakta yang sebenarnya, pasti Kyu Hyun sudah diamuk habis-habisan. Setelah berbasa-basi sebentar, Kyu Hyun mematikan sambungan telepon dan terus saja menatap wajah pucat Rhae Hoon, yang ada di pikirannya sekarang adalah menghubungi Changmin, siapa tahu laki-laki itu punya solusi untuknya.

"Kenapa?" ketus suara di ujung sana saat sambungan sudah tersambung.

"Kau sibuk? Aku butuh bicara denganmu."

"Dari tadi kau juga sudah bicara Tuan Cho yang terhormat."

"Aku baru saja.. maksudku, semalam aku menyatakan cintaku pada Rhae Hoon."

"Benarkah? Lalu bagaimana?"

"Dia syok, bahkan sekarang jatuh pingsan."

"Memang apa yang kau lakukan padanya?"

Kyu Hyun diam seketika.

"Jangan bilang kau mengutarakan perasaanmu tanpa persiapan sedikitpun, astaga, untung saja dia tidak mati berdiri!"

"Memang aku harus bagaimana?"

"Aish! Kenapa sih aku harus punya sahabat dungu sepertimu!"

"Hah?"
***

Dalam dunia Rhae Hoon yang sederhana, hanya ada dirinya dan setumpuk naskah yang ia kerjakan bersamaan dengan tugas-tugas kuliahnya, gadis itu mencoba bangkit dari keterpurukannya dengan membunuh Kyu Hyun dalam setiap detail uraian kata dalam naskah yang ia tak tahu akan bernasib seperti apa, memakai nama Marcus, yang merupakan nama Inggris Kyu Hyun, ia membuat sebuah kisah dimana ia --yang memakai nama Claire-- menjalani kisah cinta yang berliku bersama Marcus, disakiti pria itu adalah makanan sehari-harinya, tapi entah mengapa sampai halaman terakhir naskahnya, keduanya terus saja bersama dan menjadi sepasang kekasih hingga mencapai jenjang pernikahan yang menghabiskan masa bulan madu di villa kecil di atas bukit. Dalam dunianya yang sempit itu, Claire dan Marcus saling menggenggam tangan dan menukar senyum. Jika ia boleh meminta, maka ia ingin punya kisah cinta seperti Claire dan Marcus, tapi ingatan tentang kejujuran Kyu Hyun langsung saja menusuk jantungnya dan membuat kesadarannya kembali.

SORRY✔️Where stories live. Discover now