part 2

25 2 0
                                    

Que lie memikirkan apa yang terjadi dengannya seminggu yang lalu. Dia tiba tiba pingsan setelah beberapa menit didalam jet. Dan sebelumnya que lie juga tidak merasakan sakit apapun. Mungkin hanya kelelahan saja.
Sampai saat ini que lie sama sekali belum keluar rumah. Papa menyuruhku istirahat, menurutku mungkin dia merasa bersalah karena membuatku menunggunya.
Sebenarnya aku sudah sembuh dari kemarin, tapi papa memarahiku ketika aku mulai beraktivitas. Papa sangat khawatir karena kemarin imunt ku sempat rendah, kurang baik. Entahlah..
Apa yang kulakukan sampai, aku seperti merusak diriku sendiri.
Aku berjalan ke arah lift, memencet tombol menuju kearah studio 4. Studio 4 adalah tempat khusus papa melakukan aktivitasnya. Dia selalu mengadakan meetingnya dirumah.
Papa terlihat fokus dengan laptopnya, sebenarnya aku ingin mengatakan sesuatu, tapi..
Aku takut menganggu waktunya.
"masuklah que lie, kenapa kau hanya berdiri diambang pintu dari tadi" suaranya mengatiku, saat aku berbalik badan untuk kembali, dia baru sadar kehadiranku. Rasanya aku seperti tertangkap basah mencuri.
Aku berjalan dengan tersenyum kearahnya, memeluknya dari belakang. Aku akan sedikit manja dengannya.
"pa.."
"bicaralah kau sepertinya menginginkan sesuatu?"
" hari ini aku ingin berkunjung ke rumah grandpa"
"tidak sekarang, kau masih terlihat sakit que lie"
"pa.."
Ucap Que lie memohon kearah papanya.
" aku akan membebaskanmu kemanapun kau pergi, tapi pikirkan kesehatanmu, dan sekarang bukan waktunya untuk pergi."
"lihat kearahku pa!"
Que lie menunjukkan badannya, kalo dia memang sudah sembuh.
"oke, terserah kau, tapi ingat, jangan mengemudi sendiri, papa akan suruh supir papa"
" thanksyou pa"
...**...
Dari kejauhan que lie melihat Seorang tamu datang ke rumah keluarga fang, mungkin dia teman grandpa, pikirku. Grandpa dan temannya seperti terlihat akrab. Entah apa yang dia bicarakan?.
Aku sudah 3 bulan tidak pulang ke chinese, sekarang aku bertemu dengan grandpa, aku terlalu merindukannya.
Sepertinya grandpa membicarakan soal penting dengan temannya.
Aku berjalan menuju kearahnya.grandpa sadar dengan kehadiranku.
"que lie, grandpa sungguh merindukanmu" aku memeluknya dengan menganggunk angguk.
" grandpa, lihatlah aku membawakan hadiah untukmu" ucapku dengan mengeluarkan bingkisan itu dari tas.
"kau sungguh perhatian denganku, que lie" grandpa tampak tersenyum kearahku.
Ternyata dia masih muda, aky tadi sempat mengira kalau laki laki disamping grandpa ini adalah temannya, ternyata dia pria muda yang tampan.
" maxwell, ini que lie, cucuku"
Aku berjabat tangan dengannya.
"fang que lie"
"maxwell mershine"
"nama yang bagus" ucapku kepadanya.dia tersenyum manis kearahku.
"aku pergi kekamar dulu. Mari Lanjutkan bicara kalian"
Que lie berjalan menaiki lift menuju kamar. Di rumah granpa juga menyediakan kamar untuk cucu cucunya. Rumahnya memang sangat besar, cocok untuk tempat kumpul keluarga fang. Sewaktu perayaan natal atau marry critsmat rumah grandpa menjadi tempat tujuan kita. Semua anak,cucu atau seluruh family fang berada di satu atap rumah grandpa. Rumah sebesar ini selalu ramai hanya ketika semua sedang berlibur, jika di hari hari biasa seperti ini, rumah grandpa terlihat sepi tapi ramai berdatangan oleh teman bisnis grandpa.
...**...
Que lie ke luar dari kamar, dia menuju pagar depan kamar untuk melihat kebawah. Rupanya laki laki itu belum pulang dari tadi,bathinnya. Sedari tadi grandpa belum meghampirinya sama sekali, ternyata dia masih ada dibawah. Entahlah....
Aku tidak tau apa yang mereka bicarakan, dia seharian penuh disini, sampai grandpa belum menghampiriku sama sekali.
Aku masuk kedalam kamar lagi. Untung saja aku membawa laptop kesini, jadi aku tidak harus kembali tidur lagi. Satu minggu ini aku tidak tahu berita apapun, aku hanya bisa istirahat di kamar. Dan sekarang aku membuka berita berita baru.
...**...
Hovenn lie is calling...
Melihat nama yang tertera di layar ponsel, aku terburu buru mengangkat telvonnya.
" hovenn lie, aku sungguh merindukanmu" teriakku dalam ponsel.
"cieh... Suara mu terlihat manja sekali, apa kau masih seperti dulu, ataukah sudah berubah ?
"woaw, bicaramu membuatku tersinggung hoven lie, tapi aku tau, kau hanya sekedar bercanda denganku"
"yeah, aku dengar, kau habis sakit que lie, apa itu benar ?"Hovenn lie mengalihkan pembicaraanya.
" ehm, siapa yang memberitahumu ? "
Aku menyuruh papa diam, tidak memberi tahu siapapun, bisa bisa saudaraku fang hovenn lie dan fang dong lie langsung terbang ke sini. Mereka mungkin sangat khawatir denganku. Karena seperti yang mereka lihat, ketika aku sekali sakit, langsung parah, dan bisa sampai berhari hari di rumah sakit.
" kau tau siapa yang memberi tahuku ?" kenapa dia malah bertanya balik padaku, pikirku.
"dong lie yang lie yang memberitahuku, dan sekarang kamu di rumah grandpa kan ? lihatlah, dong lie sekarang ada di rumah"
"oh, my good, apa dia pulang karenaku ? " aku bertanya balik
"ehm tidak, tapi dia meet and great khusus para dokter di chinese besok"
"

 A Man Who Always Fights For MeWhere stories live. Discover now