11-Keluarga Baru

65 13 3
                                    

"Sekuat apapun dirimu, kamu tak akan bisa hidup seorang diri. Kamu butuh orang yang ketika sedih ia mengusap air matamu, ketika senang ia selalu berdampingan bersamamu kemanapun kamu pergi." ~ Ukhuwah.

***

Langit biru Kota Bandung memberikan kepadaku secercah harapan. Merehatkan dari kepenatan dengan menghirup napas panjang perlahan lalu mengeluarkan dengan cepat.

"Fyuuuh...."

Dan akhirnya kami sampai dengan rasa gembira dalam hati, bahwa ada sesuatu yang baru dalam kehidupan. Aku perlahan membuka pintu mobil dan keluar, tak lupa menunggu Dini untuk keluar layaknya tuan putri yang disambut oleh pangeran.

Jhaaa ... Aku lagi ngawur sepertinya.

"Jebbreet...!" Suara pintu mobil yang ditutup Dini mengagetkanku.

"Pelan-pelan atuh Din, mobil orang ini hehe ... Kalau mobil kakak mah ndak papa, mau setiap hari juga!" Sindirku kepada Dini.

"Iya kak, Dini juga udah pelan-pelan kok." Jelas Dini kepadaku.

Zahfira dan Humairah pun datang menghampiri.

"Udah-udah masalah kecil kok. Yuk buruan kita udah ditunggu sama temen-temen!" sahut Zahfira.

"Lho ... Bukannya kita-kita aja yah?" Tanyaku heran kepada Zahfira.

"Ngaji tuh bukan cuma nambah ilmu aja Mas, juga kudu nambah temen." jelas Zahfira kepadaku.

"Hayuuuk...!" Ajak Zahfira sembari memegang tangan Dini dan Humairah. Lalu mereka pun tersenyum bersama.

***

Zahfira mengajak kami menuju selasar Masjid, ia masih menggenggam tangan Dini dan Humairah dengan erat. Seolah ingin menunjukkan sesuatu yang sangat hebat.

Aku pun melihat sekitar, banyak sekali anak-anak Mahasiswa. Mereka sedang berbincang seru mengenai tema kajian yang sebentar lagi akan dimulai. Aku tak menyangka bisa disini berkumpul dengan orang-orang berpendidikan.

"Assalamualaikum Temen-temen, bagaimana kabarnya nih?" Sapa Zahfira penuh semangat.

"Waalaikumussalam, baik Alhamdulillah. Kamu gimana Ra?" balas salah satu teman Zahfira.

"Alhamdulillah baik, masa aku semangat gini kok ditanyain!?" Balas Zahfira seraya menggerakkan dua tangannya layaknya seorang gym berotot.

"Cieee ... Alhamdulillah kalau begitu. Nah kayaknya harus ada yang di kenalin nih?" Ucap salah satu teman Zahfira.

"Iya dong, nih ini namanya Dini. Kalau yang ini Humairah, dan terakhir namanya Mas Hamzah." jelas Zahfira berjalan sambil memegang pundak Dini dan Humairah.

"Salam kenal kak." Ucap Dini dan Humairah sambil bersalaman.

"Iyaa ... Kenalin aku Firda."

"Aku salma."

"Gua Rey." Ucapnya dengan suara berat dan sedikit serak.

"Siap, salam kenal juga. Saya Hamzah." terangku padanya seraya menjulurkan tangan untuk salaman.

Agak lama aku menunggu, lalu Rey meraih tanganku kemudian menjabatnya.

"Rey ... Jangan canggung gitu dong!" Teriak Zahfira kepada Rey.

Rey tersenyum sinis lalu memalingkan wajahnya, ia berjalan lebih dahulu masuk kedalam Masjid. Aku yang memperhatikannya, lalu merasa keadaan hatiku berkata bahwa ini tak baik.

Bersambung...

Bagaimana kabarnya temen-temen!? Masih semangatkan?

Yuk bantu share, VOTE, juga berikan komentar terbaiknya. Jangan bosen yah sama aku. Hehe baarakallahufiikum. 😊🤣

Lelaki hitam. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang