6-Zahfira

76 13 6
                                    

Secangkir kopi dipagi hari memang membuat keadaan hati merasa nikmat. Minggu, hari libur yang aku nikmati bersama keluarga dirumah.

Aku juga memikirkan sesuatu yang tak terlintas dibenakku sebelumnya. Kata-kata dari adikku, ia menyarankan aku untuk mengambil ijazah SMA. Biasa yang disebut paket C.

Dini mungkin ingin aku kuliah. Sejak masih SMP pun, kami selalu bersama menentukan kampus-kampus impian kami.

Tapi hatiku seakan goyah lagi. Menerima semua yang ada sekarang, pahit memang dirasa. Tapi dukungan yang Dini berikan padaku, juga tak bisa disia-siakan begitu saja.

Sembari memandang langit biru, angin yang sepoi-sepoi meluluhkan rasa bebalku terhadap kehidupan.

Akan tetapi ada sosok wanita berkerudung hitam menghampiri. Dalam fikirku, itu paling temannya dini. Ia ingin menjenguk karena sudah lama teman-temannya tidak melihat dini.

Semakin lama ia semakin mendekat. Aku pun yang duduk langsung berdiri ingin menyambutnya.

"Assalamualaikum." Ucapnya kepadaku.

"Waalaikumussalam, iya Mbak. Cari Dini yah?" balasku sembari bertanya.

"Maaf Mas, apa benar ini rumah Mas Hamzah?" tersontak kaget. Akupun melamun sejenak, berfikir bahwa ada seseorang yang tidak aku kenal mencariku.

"Hehe iyah, dengan saya sendiri. Ada yang bisa saya bantu?" Jawabku terasa heran.

"Iya Mas, perkenalkan saya Zahfira. Anaknya Pak Iksan yang punya Ruko dekat pasar." jelasnya padaku.

"Owalah, gitu ya mbak. Ada kabar apa mbak sampai datang kesini yah? Mari-mari kita sambil duduk, ndak enak kalau berdiri hehe." Kataku pada Zahfira.

"Sebentar yah Mbak, saya kedalam dulu."

"Hehe iya Mas, nggak usah repot-repot. Saya mau cepet-cepet kok." Ucapnya dengan logat khas anak Jakarta.

"Baik mbak, silahkan sampaikan apa yang bisa disampaikan hehe." Candaku.

"Begini Mas, Ayah saya Pak iksan rencananya ingin pindah rumah. Agak jauh disini, kalau Mas berkenan bisa bekerja ditoko kami. Kalau gaji In sya Allah lebih besar daripada pekerjaan Mas yang sebelumnya." Ucap Zahfira sambil menunduk lantaran malu.

"Wah Maasya Allah, Ini tawaran besar hehe. In sya Allah Mbak, tapi saya bilang dulu sama Nenek juga adik saya ya. Nanti kalau sudah fix, bisa saya hubungi." Jelasku padanya, mataku terbuka lebar sesudah mendengar tawaran tersebut.

"Oke Mas, kalau begitu saya langsung pamit ya. Ini kartu nama saya, nanti bisa dihubungi. Sekali lagi terima kasih Mas." Ucapnya sembari tersenyum manis.

"Siap Mbak. Terima kasih kembali."
Balasku juga sambil tersenyum.

Zahfira meraih tasnya yang berada dikursi. Berjalan anggun keluar, sambil mengucapkan salam dan tersenyum hangat padaku.

Ya, ge-eran mulai tumbuh dihatiku. Seakan melihat bidadari jatuh dari langit.

***

"Neek, Dinii. Nih kakak ada berita bagus hehe." Ucapku dengan nada sedikit keras.

Nenek pun keluar dari dapur. Sedang Dini menghentikan sejenak kegiatan mencuci bajunya.

"Iya kak, ada apa nih? Itu muka manis amat. Kayak habis liat keajaiban hehe." Canda dini kepadaku seraya mengelap tangannya yang basah dengan kain.

"Iya nih, kamu kenapa Zah. Muka kamu kayak ada yang beda gitu." nenek pun ikut terbawa suasana.

"Hehe gini Nek, alhamdulillah Hamzah dapet pekerjaan baru. Menurut Nenek bagus ndak nih?" jelasku pada nenek.

"Apa Zah?"

"Iya kak, apa nih?"

Tanya nenek dan Dini.

"Kakak dapet pekerjaan baru. Jaga toko didekat pasar hehe. Menurut Nenek sama Dini gimana nih?"
Ucapku dengan penuh semangat.

"Alhamdulillaah." Ucap nenek dan dini serempak.

"Nah, pada setuju kan kalau Hamzah terima?" Yakinku pada mereka.

"Setuju atuh kak. Semoga dimudahkan pekerjaannya ya kak." Ucap Dini, sambil tersenyum.

"Ya kalau begitu, nenek juga setuju Zah. Tapi yang harus kamu ingat, kamu harus jujur dan amanah ya Zah. Memang kelihatannya mudah, tapi jangan sampai mengecewakan orang lain." Kata nenek sambil menasehatiku.

"Bismillah Nek, mohon do'anya yah. Nenek sama dek Dini. Makasih sudah dukung Hamzah sampai detik ini. Hamzah bersyukur banget sama Allah." Ucapku seraya memeluk Nenek dan Dini dengan penuh kasih.

Kesabaran membuahkan hasil yang tidak disangka-sangka. Setiap ujian yang Allah berikan senantiasa ada hikmah didalamnya.

Bersambung....

Lelaki hitam. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang