Di tengah lamunannya, Jinan melirik Sian,"lagian lo kenapa sih pake cepu ke Wishaka? Saking sakit hatinya pengen bikin semua orang jadi jomblo kaya lo juga apa gimana?"

Tak seberapa lama, terdengar suara hentakan keras. Kaki Sian mendorong kursi putar yang diduduki Jinan ke arah cermin yang menggantung di tembok sekre, seberang tempatnya duduk.

"Lo pikir gue manusia macam apa bajinan!" sungut Sian tak terima.

Dengan santainya Jinan kembali meluncur dengan kursinya ke hadapan Sian.

"Ya terus lo kenapa cepuin si Wira? Udah tahu Wishaka tuh cemburuan. Kanaya sih gue yakin aman gak bakal kena emosi, si Wira tuh yang gue watir balik – balik jadi tempe bacem."

Karena tidak nyaman dengan kecurigaan Jinan, Sian menutup ponsel dan meletakannya begitu saja di atas meja depan sofa yang ia duduki.

"Si Wira-nya yang minta tolong ke gue. Dia yang minta gue buat cepuin dia ke Wishaka. Puas lo?"

"Masochist tuh anak? Nyari mati amat."

Kedua bahu Sian terangkat tah tahu. "Mana gue tahu, tanya aja anaknya sendiri. Gue udah tanya juga gak dijawab."

"Terus lo mau – maunya?"

"Nan, gue tuh ya abis liat si Wira putus dengan menyakitkan, terus gue juga ditolak secara pedih, anggap aja gue berempati sama dia. Meski gue gak tahu apa yang dia pikirin dengan ngelakuin itu, tapi gue yakin, dia gak bakal nyelakain siapapun kok. Liat aja dulu." Terang Sian.

"Sebagai belahan jiwa-nya Wishaka, gue tahu banget omongan lo kemaren sama tingkahnya si Wira tuh bakal bikin tuh anak gila sendiri. Mana gue juga tau gimana pengakuan Wira, dan gue ini sobatnya Wishaka, jelas gue bakal mihak dia."

"Wira tuh sobat sepenanggungan patah hati gue, jadi gue bakal mihak dia."

Kilat tatapan Sian dan Jinan saling beradu sengit.

"Bentar – bentar, lo pada sebelum ngomong bisa jelasin ke gue dulu gak duduk permasalahannya tuh apa? Ketinggalan bahan ghibah tuh gak enak tahu!" sebal Salwa.

"Gak usah ikutan dah lo, urusin aja noh Om – Om buncit lo," tunjuk Sian ke arah pintu. Brian sudah berdiri disana, tersenyum manis dengan tangan kiri menenteng tas ranselnya, dan tangan kanan memegang perutnya yang kekenyangan, abis makan bakso.

"Ih, awas aja lo pada, ada bahan ghibah baru gak bakal gue kasih tahu!"

Sian dan Jinan gak peduli, lalu Salwa ngadu sama Brian, bukannya dikasih tahu, Brian malah pura – pura keram perut yang jadinya malah kaya orang pecah ketuban. Ditimpukin Salwa ujungnya.




. . . . .






Wishaka Kara Bramanty

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Wishaka Kara Bramanty

Pemimpin Redaksi Pers Kampus 2019


Wirasena Zachery

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Wirasena Zachery

Sekretaris Perusahaan 2019


. . . . .


See you on next chapter!


Pers Kampus 2.0✔Where stories live. Discover now