part 2

70 13 10
                                    

Tajamnya tatapan mu tak pernah menutupi pesona yang terpancar dari dirimu.

-Anggara-


"Dek! ... bangun dek! Udah pagi emang kamu gak ke kampus!" teriak Dika menggedor pintu Vivi.

"dasar kebo!" dumel Dika merasa tidak ada jawaban dari Vivi, Dika langsung membuka pintu kamar Vivi yang ternyata tidak terkunci.

"Dek bangunn!" Panggil Dika menggoyang-goyangkan tubuh Vivi.

"Dekk"

"Dekk"

"Viviii!" Panggil Dika terus menggoyangkan tubuh Vivi,
Bukannya bangun Vivi malah mengeliat mengubah posisi tidurnya.

"gini amat, gue punya adik kebonya minta ampun." dumel Dika, terbesit ide jail dari Dika, kini Dika beralih mengambil secangkir air yang ada di nakas.

"ViVi BANGUN! ADA SUNAMIII!!" teriak Dika di kuping adiknya sambil menuangkan air di dalam gelas hingga tandas.

"HUAAAAAAA! Tolong Vivi mahh ... pah ... Vivi tenggelam!" teriak Vivi langsung berdiri melompat-lompat diatas kasur.

"Hahahaaaaaaa!" Tawa Dika pecah, hingga memegang perutnya yang terasa sakit menertawakan sang adik.

Vivi tersadar melihat kakak tertawa terpingkal-pingkal memegang perut, Vivi hanya bisa memanyunkan bibirnya.

"Abang nyebelin!" Melempar bantal ke arah Dika namun Dika cepat menghindar.

Dika melihat Vivi merajuk seperti itu segera menyudahi tawanya.
"Ekhem, habisnya kamu tidur susah di bangunin, ini udah jam 06:23 lo dek. Emang kamu tidak ke kampus?" kata Dika lembut agar tidak membuat mood Vivi makin buruk, entar dia juga yang repot.

"APA!! huaaa! aku telat bang!" teriak Vivi langsung berlari kekamar mandi dan...

"Aawww!" Kejedot tembok kamar mandi.

"Hati-hati dek," ucap Dika sambil cekikikan melihat Vivi kejedot namun Vivu hanya menghiraukan sakit kepalanya langsung masuk kedalam kamar mandi dan melakukan ritual mandi mandinya.

"Cepetan mandinya udah di tungguin buat sarapan." teriak Dika yang melihat Vivi sudah masuk ke kamar mandi.

"Iyaa ..." teriak Vivi dari dalam sana.

Dika keluar dari kamar Vivi, turun ke bawah menuju ruang makan.

****

Beberapa menit kemudian Vivi keluar dari kamar menggunakan baju kaos hitam polos lengan pendek dipadukan dengan jaket maron dibiarkan terbuka dan memakai rok selutut berwarna maron lalu rambut hitam pekat dibiarkan terurai, menuruni tangga menuju ruang makan disana terlihat kedua orang tuanya dan sang kakak makan bersama tanpa menunggunya.

"Morning! mah, pah, abang." Sapa Vivi berlalu mencium pipi ketiga orang yang ia sayang dan mengambil sepotong roti berisi selai coklat yang sudah disiapkan.

"Abang ngga kerja?" tanya Vivi melihat Dika hanya memakai baju santai.

"Abang ambil cuti satu hari." jawab Dika sementara Vivi membentuk mulutnya "O".

"Yaudah Vivi berangkat ya mah, udah telat." ucap pipi meninggalkan kedua orang tuanya dan sang kakak.

"Hati hati Vi belajar yang bener." sahut Saras yang melihat Vivi semakin menghilang dari pandangannya.

"Yaudah mah papa mau berangkat kerja juga," ucap Dimas beranjak dari duduk lalu mengambil tas hitamnya.

"Iya pah, mamah antar ke depan tapi beres beres piring dulu taro ke tempat cuci piring." Saras ikut beranjak dari tempat kursinya membersihkan meja makan dan menyimpan piring kotor ke tempat cuci piringnya.

"Iya mah." sahut Dimas singkat. ya memang Dimas agak pendiam.

Sedangkan Dika ia beranjak dari kursi dan ingin menuju kamar.

"Dika ke kamar yah mah?" ucap Dika sambil meninggalkan ruang makan menuju kamarnya di lantai atas berdampingan kamar Vivi.

"Iya bang" sahut Saras selesai melakukan pekerjaannya.

"yuk pah" ajak Saras di angguki Dimas.

****

Saat Vivi di depan kelasnya dengan napas ngosngosan karena harus berlari ke kampus, untung saja jarak kampus dan rumah Vivi tidak terlalu jauh.

"hosh hosh hosh ... semoga pak Bono belum masuk." gumam Vivi sambil menetralkan napasnya lalu ia jalan pelan-pelan mengintip ke dalam kelas dan serasa tidak ada, ia segera masuk ke dalam, semua temannya yang sedari tadi sedang asik bercanda ria begitu gaduh sempat terhenti saat Vivi datang mengira Dosen mereka yang masuk, setelah mengetahui bukan dosen mereka melanjutkan aktifitas mereka kembali.

"Akhirnya pak dosen belum datang." gumamnya sambil menuju kursi tengah di samping sahabat-sahabatnya.

"Yaelah baru nongol nih anak, masih untung pak Dosen yang baru belum masuk." ucap Devana.

"Iya, untung Pak Dosen yang baru belum masuk kalau tidak habis lo kena hukum." sahut Renata yang sedari tadi memoleskan bedak di mukanya.

Vivi menaikan satu keningnya berusaha mencerna apa yang sahabatnya bicarakan.
"Dosen baru? emangnya siapa?"
tanya Vivi datar.

"Iya, katanya Pak Bono ada keperluan yang membuat dia gak bisa masuk beberapa bulan ini." jelas Devana singkat

"terus terus lo tau gak? Dosen baru itu ganteng banget! tapi kata anak-anak yang lain dosen ganteng tapi killer abis, tapi gppa lah yang penting ganteng," Sambung Renata antusias dengan senyum-senyum berhayal.
Sesangkan Vivi hanya ber 'oh' ria.

"yaa ... lo berdua gak asik!" ucap Renata setelah tidak dapat respon dari kedua temannya.

Kalau Vivi dan Deva merespon ucapan Renata bisa-bisa Renata akan terus cerocos gak karuan kalau sudah menyangkut cogan.

"yah jangan gitu dong Ren gue kan terlalu fokus baca novel." Bujuk Deva mengedip ngedipkan matanya.

"Iya iya Devana sayang," balas Renata tersenyum, mana bisa ia merajuk dengan sahabatnya itu.

Tok tok tok

Semua siswa terdiam dan duduk dengan rapi.

"Permisi." ucap seseorang lalu memasuki ruang kelas dan ruangan tersebut kembali ribut dengan suara suara hawa dengan centilnya tepesona akan ke gantengannya

"Ganteng banget sumpah."

"Pengen jadi istri bapak bolehkan?"

"Meleleh eneng bang,"

"Lebay! gantengan juga gue." ucap para adam tak terima.

"Ganteng dari mana? B aja."

"Inceran gue yang baru nih."

"Love you cogan!"

"Jadi anget rahim gue liatnya,"

Begitu lah kiranya teriakan penghuni kelas Vivi, kecuali Vivi hanya menatap datar sedangkan Devana memandang penuh kagum.

Orang yang sedari tadi sudah masuk berdahem sebelum memulai memperkenalkan dirinya.
"Ekhem, maaf mohon tenang semuanya!" Serasa sudah tenang ia melanjutkan bicaranya.

"Perkenalkan nama saya Anggara Wijaya bisa di panggil Pak Angga, saya disini menggantikan Pak Bono dosen Sastra kalian.
Apa kalian mengerti dan apa ada yang ditanyakan? kalau tidak ada kita bisa langsung belajar melanjutkan materi yang kalian pelajari." ucap Angga tegas, datar di sertai tatapan tajam yang awalnya semua Hawa kegirangan dan terpesona sekarang beralih menjadi diam tanpa suara hanya bisa menelan saliva dengan kasar.

         Akhirnya selesai juga..
maaf  yah ceritanya gak karuan
mohon di maklumi baru belajar..^_^

vote and coment nya yah..
jangan bosen nungguin cerita aku...😙

         ♡salam rindu♡

Tolong kasih saran dan keritik

My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang