2 - Mantan Tapi Menikah

299K 25.1K 2.9K
                                    

💓 PART MASIH LENGKAP 💓

Capek-capek move on dari mantan,
Eh, ujung-ujungnya nikah.
______________

Tujuannya hidup Ana tidak aneh-aneh, dia ingin menjadi ibu negara. Atau jika menjadi ibu negera tidak terwujud minimal Ana harus mendapatkan suami seorang pejabat yang menjamin kebutuhan finansialnya. Mungkin karena itu, dan terlalu pemilih pula hingga di usia 27 tahunnya dia belum juga menikah.

"Tataaa, gue ketemu mantan," ujar Ana heboh begitu sambungan teleponnya tersambung.

"Mantan yang mana?" tanya lawan bicara Ana dari seberang sana.

Ana memutar langkahnya ketika keluar dari lift. Berjalan menuju lobi kantor yang luas. Ana memilih duduk sebentar pada satu set sofa yang berada tidak jauh dari meja resepsionis.

"Siapa lagi kalau bukan mantan gue yang paling melegenda," dengus Ana.

"Siapa? Saka? Bayu?"

Ana berdecak. Malas untuk menyebut nama yang tidak ingin dia temui seumur hidupnya. "Saka. Dia bos baru gue di kantor. Kalau bukan karena gaji gede, gue nggak bakal mau kerja di sini."

"Apa? Sumpah lo? Mimpi apa lo semalam ketemu sama si Saka?"

"Gue nggak tau, Ta! Sumpah, gue sial banget hari ini bisa ketemu sama dia. Hueeee--"

"Jadi, menurut Anda saya ini sebuah kesialan?"

Nah lho, suara siapa itu? Terdengar seseorang berujar dari arah belakang sofa single yang Ana duduki. Suara yang terdengar dingin, datar dan mencekam.

Ana tidak ingin menebak siapa yang berada di belakangnya. Namun jika tidak salah menebak suara ini milik... Saka. Iya, Saka si mantan. Saka si calon bos. Saka si tampan. Oke, bagian terakhir lupakan saja.

"P-pak," sapa Ana terbata. Ia menoleh ke belakang, menatap lawan bicara dengan kepala mendongak dan tatapan nelangsa.

Jika ada yang mengatakan Ana belum menikah kerena gagal move on, big no! Walau terakhir kali Ana pacaran saat dibangku kuliah, tapi jangan salah, yang dekat dengannya saat ini banyak. Yang kasih perhatian juga banyak. Teman chat setiap malam lebih banyak lagi.

Maklum saja Ana itu cantik dengan wajah oriental. Mata yang kecil dibingkai dengan bulu mata lentik, hidung mancung untuk ukuran orang Asia, bibir tipis kecil dan kulit putih yang terawat. Dan semua itu didukung dengan tubuhnya yang molek bak model.

"Ah, peraturan ini tadi terlewatkan ketika saya mewawancarai Anda. Saya paling tidak suka dengan karyawan yang tukang gosip, menyebar gosip dan sibuk mengurusi gosip," ujarnya tajam.

Dengan gerakan pelan Ana menurunkan ponsel dari telinganya. Mengabaikan panggilan Tata yang mencak-mencak tidak jelas karena tidak direspons. Mendadak Ana menjadi serba salah, tidak tahu harus memberi jawab seperti apa.

"Dan jika sudah mulai bekerja dengan saya, tolong ubah mulut berisik Anda! Saya tidak suka! Bertahun-tahun tidak bertemu tabiat buruk Anda tidak berubah sama sekali!"

Ana menelan ludah menatap laki-laki tampan yang menjulang tinggi di depannya. Setelah puas mengatakan semua kalimat tajam itu, dia pergi meninggalkan Ana diikuti dua orang berjas di belakang.

Ana baru dapat menghela napas begitu sosok itu tidak terlihat lagi. "Ya ampun," Ana mengusap dada, coba untuk bersabar dan tidak emosi.

Rasanya Ana ingin meninju wajah tampan itu dan balas memaki. Jika tidak mengingat tabungannya sudah menipis bukan tidak mungkin Ana melancarkan aksinya. Hei, bagi Ana harga diri adalah segalanya. Tapi tidak untuk sekarang, harga diri itu harus disimpan dulu. Kebutuhan rupian lebih mendesak.

Mantan tapi MenikahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang