IMAN ADALAH LAYAR PADA PERAHU DIRI MANUSIA

426 14 1
                                    

Siang dan malam kalian berjuang memperbaiki sifat perempuan dan memurnikan kekotorannya. Akan lebih baik memurnikan dan memperbaiki dirimu sendiri melalui dia dari pada memurnikan dia melalui kalian. Pergilah kepadanya dan menyerahlah pada apa pun yang dia katakan, meskipun tampak absurd. Bahkan apabila semangatmu adalah suatu kebajikan, abaikan itu karena sifat baik ini memungkinkan keburukan memasukimu. Untuk alasan inilah Nabi Muhammad bersabda, "Tidak ada (konsep) kependataan dalam Islam!" Seorang pendeta memencilkan diri dalam kesunyian di pegunungan, menjauhkan diri dari perempuan dan mengabaikan dunia. Tuhan menunjukkan kepada Muhammad sebuah cara yang sederhana untuk memperbaiki dirinya, yaitu menikahi perempuan, menahan kesewenang-wenangan, mendengarkan keabsurdan, dan membiarkan mereka menungganginya. Engkau memiliki watak yang terhormat (QS. 68 : 4). Menderita dan menahan kesewenang-wenangan dari orang lain akan membersihkan kekotoran diri sendiri. Sifat kalian akan menjadi baik dengan bersikap sabar, dan akan menjadi buruk melalui penguasaan dan penyerangan terhadap orang lain. Ketika menyadari hal tersebut, murnikanlah dirimu. Anggaplah mereka sebagai pakaian atau sebagai media yang dengan itu kaliam mampu membersihkan dan memurnikan diri. Apabila tidak mampu menaklukkan jiwa badaniah, maka pikirkan dengan nalar dan pertimbanganmu, lalu katakan, "Biarkan aku berpikir bahwa kita belum menikah. Dia adalah perempuan yang penuh kenikmatan. Dia pelacur. Kepadanya aku pergi ketika syahwat menguasai diriku." Dengan cara inilah engkau akan menghindarkan diri dari kebanggan, iri hati, dan kecemburuan kalian.

Pada akhirnya engkau tidak akan lagi membutuhkan pertimbangan rasional. Dan engkau tidak hanya akan mendapatkan kesenangan dalam perjuangan, tetapi juga akan mendapatkan pengalaman spiritual melalui ke-basurd-an mereka. Setelah itu, ketika engkau telah mendapatkan keuntungan tersebut, engkau akan menjadi pengikut kesabaran, meskipun tanpa pertimbangan nalar.

Ada sebuah cerita tentang kembalinya Nabi Muhammad dengan sahabat dari sebuah ekspedisi. Nabi bersabda, "Pukullah genderang dengan keras! Nanti malam kita akan berisitrahat di gerbang kota dan masuk keesokan harinya."

"Wahai Rasulullah," mereka meminta, "Apa baiknya kita melakukan itu?"

"Karena apabila engkau menemukan istrimu dengan lelaki lain, kalian akan terluka. Dan hasutan akan muncul dari sana." Rasul menjawab. Meski demikian, salah satu sahabat tidak mengindahkan perkataan Rasul, lalu memasuki kota dan menemukan istrinya dengan lelaki lain.

Rasul mengajarkan bahwa seseorang mesti menahan luka dengan kenghindari kecemburuan dan fitnah. Seseorang juga harus menahan luka dari perlakukan seseorang terhadap perempuan – sepanjang dengan ratusan ribu penderitaan yang tidak diceritakan – agar ummat Muhammad muncul di permukaan. Isa berjuang dengan cara menahan diri dalam kesunyian dan tidak menurutkan godaan seseorang; Cara Nabi Muhammad adalah menahan kesewenang-wenangan dan kesedihan yang disebabkan lelaki atau perempuan. Apabila kalian tidak mampu melakukan cara yang diajarkan oleh Nabi Muhammad, maka ambillah cara Isa, sehingga kalian tidak tercerabut dari kedua cara itu. Dengan memiliki kedamaian batin, engkau dapat menahan seribu tuduhan dan fitnahan karena kalian bisa melihat dengan baik dan mempercayai diam-diam apa-apa yang dibicarakan oleh orang-orang di sekitarmu. "Sejak hal-hal seperti itu ada," kalian berkata kepada diri kalian sendiri, "biarkan aku bersabar sampai datang padaku buah dari apa-apa yang mereka katakan." Apabila kalian telah berhasil menempatkan hati kalian pada mereka, engkau akan bisa melihat mereka. Kalian akan bilang, "Karena lukalah aku bertahan," dan, "Aku mendapatkan harta, walau pun aku tidak memilikinya saat ini." Dan engkau akan menemukan harta itu Engkau akan menemukan bahwa lebih banyak dari pada yang engkau harapkan atau engkau angankan.

Apabila kata-kata itu tidak berpengaruh saat ini, suatu ketika, ketika engkau telah tumbuh lebih dewasa, kata-kata itu akan memiliki pengaruh yang luar biasa.

Apakah perempuan itu? Tidak peduli apa pun yang kalian katakan, perempuan adalah perempuan. Dia tidak akan berubah dan tak akan mengubah dirinya. Kata-kata tidak hanya tidak berpengaruh pada perempuan, bahkan mungkin akan membuat dirinya menjadi lebih buruk. Ambilah, sebagi contoh, setangkup roti dan letakkan di bawah lenganmu. Jangan biarkan orang lain memilikinya sedikit pun. Lalu katakan, "Walau bagaimana pun, aku tidak akan memberikan roti ini sedikit pun kepada orang lain! Bahkan, tidak hanya aku tak akan memberikannya, aku tak hendak memperhatikan pada siapa pun!" Walau pun apa yang engkau pegang adalah roti, yang bahkan anjing pun tidak akan mau memakannya karena roti demikian melimpah ruah dan murah, segera kalian akan menyembunyikannya. Lalu sesetiap orang menginginkan roti itu dan datang memohon ingin melihat setangkup roti yang engkau sembunyikan. Apalagi jika engkau menyimpan setangkup roti yang sama untuk satu tahun dan bertahan tidak memberikan atau memperlihatkannya pada orang-orang, hasrat mereka untuk melihat dan memiliki rotimu akan bertambah besar, karena "manusia selalu lapar terhadap apa-apa yang dia ingkari." Semakin engkau berkta kepada aperempuan untuk menjaga agar dirinya ditutup, semakin gatal dia memperlihatkan dirinya dan semakin orang lain berhasrat melihat dia. Lalu engkau duduk terdiam, mempertimbangkan hasrat dan kedua pihak dan berpikir bahwa engkau telah melakukan sesuatu yang benar. Tapi sebenarnya apa yang kalian lakukan adalah hakikat kecurangan. Apabila perempuan itu memiliki potensi naluri untuk menolak kejahatan, maka apakah engkau melarang atau tidak melarangnya untuk berbuat jahat, perempuan akan tetap berperilaku sesuai dengan potensi nalurinya. Untuk menghadapi perkara semacam ini sebaiknya engkau beristirahat dan tidak mrepotkan dirimu sendiri. Sebaliknya, jika dia ingin berlaku menurut kehendak dan potensinya, maka pelarangan tak akan menghasilkan apa pun. Melarangnya hanya akan menaikan hasratnya.

Jalaludin Rumi, Fihi ma FihiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang