Bagian 2

182 15 30
                                    

"Kenalin, gua Ryan Adelardo, alias suami lo dimasa depan"

'Alias suami lo dimasa depan' Kalimat itu benar benar membuat Leo marah. Kenapa bisa seseorang yang tak dikenalinya berkata layaknya orang gila? Apa dia memang orang gila??

Disisi negatif, Leo berasumsi bahwa pria itu hanya ingin menghancurkan reputasinya disekolah. Pasalnya dia mungkin tau kalau dirinya menyamar dan dengan sengaja mengatakan hal yang membuat teman temannya bergidik ngeri.

"Ngomong apa sih lo?! Dasar geblek!" Ucap Leo ketus. Sudah jelas dia sekarang sedang naik pitam. Tak lama lagi, pasti adegan pukul memukul terjadi untuk yang kedua kalinya pada orang yang sama.

"Geblek?!" Pria yang mengaku bernama Ryan Adelardo itu tak terima dirinya dikatai 'Gila' oleh istri masa depannya.

"Banyak bacot lo!"

Syuung...

Lagi lagi meleset. 'Punya jurus apa sih ni orang? Ngeselin amat!' Leo mencoba memukul kembali meski dia tau bahwa pukulan itu akan meleset.

Syuung...

'Dasar orang aneh!'

Entah kenapa, pukulannya selalu meleset. Padahal Leo sangat fokus kali ini. Ternyata ada orang yang mampu menghindari pukulan maut miliknya.

"Santuy dulu lah. Dengerin gua ngomong" Pinta Ryan setelah melihat Leo mencoba memukul dirinya lebih banyak dari perkiraannya. Disisi lain, dia sudah lelah menghindar. Dan Leo juga terlihat kelelahan mungkin karena dia selalu memukul tanpa henti.

"Haa...haa... diem aja lo disitu. Gua mau haa.. ngumpulin tenaga dulu ha..." Ucap Leo disertai dengan deru nafasnya yang tersenggal senggal seperti habis lari marathon. Hingga dia tak sadar, sekarang dia sudah tertunduk layaknya menyerah didepan Ryan.

Greb! "Udah berhenti. Jangan buat keributan disini, liat kalian menghalangi jalan" Tiba tiba Ketua Osis datang sambil menepuk pundak Ryan. Lagian dia tak cukup nyali untuk menepuk pundak Leo, berada 3 meter didekatnya saja sudah membuat Ketua Osis merinding, apalagi menyentuh langsung seperti kesatria pemberani ini?

"Wah Ketua Osis keren ya!"

"Jovano Willyam, emang selalu cerdas"

"Senyumannya bikin meleleh"

"Bentar gua mau ngomo--" Berontak Ryan pada ketua Osis yang sudah kuwalahan menghadapi sikapnya itu.

"Siapa orang ini? Udah lama pak guru gak ngelatih otot otot ini" Dengan tongkat baseball dan badan yang kekar, guru BK ini menyela Ryan berbicara.

'Bawa bawa orang segede bogem kayak gini mah jelas gua kalah' "Kalo gitu gua pamit dulu ya!" Lalu Ryan lari terbirit birit tanpa melihat Leo yang mulai perlahan mengatur aliran nafasnya.

"Kampret tuh orang!!"

"Leo," Leo melirik kearah Jovan. "Jangan gerak"

"Maksudnya?" Ketika Leo menoleh kesamping, tiba tiba pak guru hilang. Saking lelahnya, dia lupa menjaga jarak dengan laki laki.

"Bahkan pak guru bukan tandingan Leo" ujar salah satu gadis dalam gerombolan itu.

"Wtf? Gua gak ngira kalo Leo ho--"

"Liat apa kalian!!" Pekik Leo. Banyak sekali laki laki yang ada dikerumunan itu, kalau tidak ditegaskan maka tidak akan bubar mereka. Sebab itu Leo berteriak untuk membubarkan mereka, tentu saja tujuan utamanya pulang tanpa memukul salah satu laki laki di kerumunan tersebut.

"MINGGIR!!"

Reflek mereka membuatkan jalan untuk Leo. Tak lupa, mereka juga menjaga jarak 3 meter kurang dari Leo. Mereka tak ada yang mau merasakan nikmatnya pukulan Leo pastinya.

A TIME TRAVELER [HIATUS]Where stories live. Discover now