🌞19: Dimanfaatkan

706 66 11
                                    

Sungguh ... ini adalah hari yang paling dinanti oleh Regan. Bahkan ia sangat berterima kasih pada Daun sebagai mantan ketua eskul yang sudah merekomendasikan dirinya 'tuk dijadikan ketua panitia. Tak salah pula sampai sekarang ia masih sering bertanya soal teknik renang kepada Daun.

Hanya tinggal sedikit langkah yang ia perlukan untuk menjadi ketua eskul. Baiklah dikarenakan hari ini adalah hari yang paling beruntung, ia akan mentraktir sahabatnya sebagai bentuk perayaan dan membebaskan Edel di hari ini.

Senyum Regan terulas seusai keluar dari ruang guru. Ia akan sangat berterima kasih pada Daun. Jika bukan karena lelaki itu, mungkin Regan tak akan bisa mendapat pengalaman berharga tersebut.

Sementara Josh dan Doxy hanya memutar bola mata malas. Merasa bahwa Regan terlalu berlebihan dalam menanggapi suatu hal. Tak ada yang perlu dibanggakan rasanya. Hanya terpilih sebagai ketua panitia perlombaan renang bulan depan, dan bukankah itu merepotkan?

Bahkan karena menjadi ketua, Regan harus pulang larut. Terpaksa pula mereka berdua harus menemani Regan sebagai sahabat yang baik dan juga senang mencari keuntungan.

"Gila, akhirnya gue bisa jadi ketua panitia. Kapan lagi coba gue kayak gini?" Regan mendongakkan kepala—masih merasa sangat bangga atas pencapaiannya, sedangkan Josh dan Doxy terus memutar bola mata malas.

Bukan karena tak mendukung usaha Regan, melainkan kuping mereka sudah bosan mendengar hal tersebut. Temannya ini terlalu sering membahas hal tak penting seperti ini. Pembicaraan soal film vulgar mungkin lebih menarik.

"Kok lo berdua nggak bangga, sih?" tanga Regan yang akhirnya kesal karena terus berbicara sendiri. Ketika meminta jawaban ulangan saja ... mereka cepat—seperti ayam yang menyosor cacing buruannya.

"Giliran ada maunya aja langsung jadiin gue kek suami Ratu Cleopatra. Dasar temen nggak guna!"  Regan berdecak, kemudian langsung pergi tak tahu ke mana.

Josh dan Doxy yang tak tahu harus berbuat apa hanya menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Aduh ... lupa pula mereka kalau hari ini belum mengerjakan tugas, woah ... siap mereka harus mengejar Regan dan memberikan pujian sebanyak mungkin agar cowok itu tak lagi marah.

Namun, sesosok perempuan berambut panjang yang sedang berjalan melewati perpustakaan berhasil membuat Josh dan Doxy mendapatkan ide.

"Lo tau nggak, kemaren Biskuit Regal pegangan tangan sama dia?" Kepalanya sedikit melempar anggukkan pada Edel yang sedang berjalan sendirian.

"Eh, mereka udah pacaran?! Kok nggak bilang-bilang sama gue? Oh, apa jangan-jangan Biskuit Regal sirik, ya, liat cewek gue di mana-mana?" seru Josh tak terima.

Doxy sendiri pun dibuat bingung. Bagaimana bisa Josh berkata seperti ini? Cowok itu memang seorang playboy, tapi Edel kan bukan incarannya.

"Lo napa, sih, Buaya?"

Josh terdiam bersama tatapan yang masih fokus ke arah Edel. Dalam benaknya pula sedikit tercipta sebuah fantasi, ah ... tapi andai dilakukan bersama Edel, pasti rasanya akan tak nikmat.

Mungkin gadis itu akan menangis terlebih dahulu sebelum disentuh karena terlalu lembut hatinya. Apalagi kata orang-orang saat malam pertama akan mengalami rasa sakit, pasti Edel akan menjerit dan tak lagi mau melayani Josh.

Plak!

Fantasi Josh buyar seketika saat sebuah pukulan mendarat tepat di atas kepalanya.

"Anjir!"

Lagi pula bagaimana tidak Doxy memukul sahabatnya, wajah Josh sudah tak lagi terlihat normal. Bahkan senyumnya terulas tanpa alasan. Sang mata pun ikut berbinar secara tiba-tiba.

Edelweiss [Completed]✔️Where stories live. Discover now