"Aku ingin mampir."

"Baiklah, terserahmu Tuan Kang." Yoongi melenggang pergi, disusul Daniel yang mengejarnya. Mereka berdua berbarengan 'lagi' memasuki pintu utama kafe. Banyak pelanggan yang sedang berbincang ria, ada yang bersama keluarga, bersama pacar, ataupun sahabat. Yoongi memperhatikan, sampai matanya menangkap satu sosok dimeja kafe paling ujung,

Park Jimin!?

Untuk apa pemuda itu kemari?

Tapi? Pemuda itu tidak sendiri,

Dia bersama-

Jimin bersama Jihoon?

Yoongi memperhatikan Jimin yang berbincang ria dengan Jihoon, sesekali tertawa. Mereka sangat cocok, dan Yoongi tersenyum miris melihatnya. Ada bagian dalam hatinya yang koyak, seperti dimakan hewan buas dengan ganas.

"Itu Jihoon! Eh? Siapa laki-laki itu? Apa itu pacarnya Yoon?" Daniel juga melihatnya, lantas dia bertanya kepada Yoongi. Yoongi menggeleng sebagai jawaban. Menggeleng berarti 'tidak tahu' entah dia menjawab pertanyaan yang mana, yang 'siapa laki-laki itu?' ataukah 'apa itu pacarnya?' dia tidak tahu, belum ataupun tidak akan itu menjadi urusan Jimin dan Jihoon.

"Ayo kesana, Yoon!" Daniel menarik paksa lengan Yoongi menuju meja paling pojok.

"Eh? Eonni sudah datang? Sejak kapan? Aku tidak menyadari."

Bagaimana kau menyadari kalau fokusmu hanya pada Park Jimin.

"Eonni bersama Daniel Oppa?"

Yoongi masih diam, Jimin hanya menatap mereka berdua. Biasa saja, tidak ada raut cemburu ataupun kesal disana. Mukanya masih santai.

"Halo, Yoon!" Sapa Jimin

"E-eh? Halo juga, Jim!" Yoongi menjawab kikuk.

"Ayo gabung Oppa, Eonni!" Jihoon menepuk-nepuk kursi satunya, menyuruh Daniel dan Yoongi ikut duduk.

Yoongi duduk hadapan Jimin, sedangkan Daniel duduk di hadapan Jihoon. Mereka sama-sama bersampingan.

"Dia siapa, Yoon?" Jimin bertanya, sepertinya pertanyaan itu sedari tadi sudah susah-susah ia tahan, tapi akhirnya kelepasan juga.

"Ah? D-dia.... Perkenalkan ini Kang Daniel, kekasihku." Yoongi mau tidak mau berbohong, agar tidak ada yang tahu kalau sebenarnya hatinya hanya untuk pemuda di hadapannya, Park Jimin.

"Yoon?-" Daniel hendak bertanya tapi Yoongi memberinya isyarat untuk mengiyakan saja perkataanya. Daniel senang? Jelas. Dia kan yang paling menginginkan Yoongi, dan tentu dia mengangguk, mengiyakan.

Jimin hanya ber-oh ria, tidak peduli, tampak acuh.

"Woahh! Jadi kalian sudah?"

Daniel mengangguk.

"Kalau begitu, weekend nanti bagaimana kalau kita jalan-jalan ke Lotte World?" seru Jihoon,

"Boleh saja. Bagaimana kalau ajak kekasihmu ini?"

Jimin yang sedari tadi hanya menyimak, kini ia buka suara, "Aku bukan kekasihnya." ucapnya datar.

"Oh, aku kira kalian pasangan. Kalian sangat cocok."

"Ah? Begitu ya? Terimakasih Oppa." Jihoon tersenyum kikuk.

"Kalau dia bukan kekasihmu, tidak apa-apa ajak saja. Bagaimana kau mau ikut tidak?" tanya Daniel. Jimin menatap Daniel, lalu kemudian menatap Yoongi yang hanya diam, menunduk.

Sepertinya dia harus menjaga Yoonginya dari pria sialan ini.

"Terserah." jawabnya Jimin datar, kelewat datar.

SCINTILLA ; MINYOONWhere stories live. Discover now