12 : Lie

557 122 61
                                    

Vote dulu gratis ko:v

•••

Seminggu sudah sejak insiden Yoongi yang masuk ke rumah sakit, sebenarnya itu agak membuat Jihoon khawatir, tentu gadis itu menghubungi Daniel untuk menanyakan Yoongi. Tapi nihil, Daniel tidak tahu, pemuda itu juga langsung menghampiri Jihoon dan ikut membantu mencari Yoongi. Nomor Yoongi tidak aktif, tapi ketika paginya Jimin memberi ponsel Yoongi, lalu menyuruh sang pemilik ponsel untuk mengabari adik sepupu kesayangannya. Kalian berharap Jimin membiarkan Yoongi untuk jujur? Tentu saja tidak, Jimin menyuruh Yoongi mengatakan kalau dia menginap di rumah temannya karena ada tugas, dan Yoongi mengiyakan karena dia juga tidak ingin Jihoon sakit hati karena tahu sekarang dirinya bersama orang yang dia sukai. Jadilah dia berbohong, dan Jihoon percaya saja.

Hari itu juga Jimin memberitahu Taehyung dan Jungkook untuk membelikan beberapa pakaian untuk dirinya dan juga untuk Yoongi. Esok harinya Yoongi diperbolehkan pulang karena keadaan tubuhnya sudah membaik, Jimin mengantarkan Yoongi pulang dan semua kembali seperti biasa. Selama seminggu tidak ada yang tahu kalau Yoongi masuk rumah sakit dan ditemani Jimin.

Setelahnya mereka sudah kembali ke aktivitas mereka masing-masing. Dan Jimin belum juga mempunyai nomor gadis itu.

.

.

"Yoon, mau ku antar ke tempat kerjamu tidak?" Yoongi berfikir sejenak untuk menerima ajakan Daniel. Mungkin mengiyakan akan lebih baik? Untuk membuat Jihoon tidak curiga dan tidak akan pernah berfikir bahwa dia akan merebut Jimin. Setelahnya Yoongi mengangguk sambil tersenyum manis, sangat manis. Hampir membuat Daniel pingsan detik itu juga kalau dia tidak menyadari sedang berada di hadapan gadis yang disukainya.

Dengan semangat, Daniel berlari ke parkiran mobil. Memasuki mobilnya lalu menjalankan ke tempat Yoongi berada. Setelahnya mereka berjalan menuju tempat kerja Yoongi.

"Yoon? Kau baik-baik saja?" Diperjalanan Daniel terus memperhatikan Yoongi, gadis itu melamun, menatap keluar jendela. Entah apa yang dipikirkannya.

"Yoon!" Daniel sedikit meninggikan suaranya karena tak dapat respon dari pertanyaannya,

Yoongi tersentak, "Ah-ya?"

"Kau baik-baik saja, Yoon?" Sekali lagi, Daniel bertanya. Menatap penuh khawatir Gadis disampingnya.

"A-aku? Memangnya aku kenapa?"

"Kau melamun terus, Yoon."

"Aku hanya lelah." Fisiknya memang lelah, tapi hatinya lebih lelah.

"Kalau kau lelah, sebaiknya cuti saja, Yoon. Aku tidak ingin kau jatuh sakit karena terlalu sering bekerja." Daniel menatap Yoongi, dia tulus, benar-benar khawatir bila Yoongi sakit. Sayangnya ia tak pernah tahu kalau Yoongi sudah jatuh sakit.

"Aku hanya kelelahan, istirahat sebentar di kafe juga akan menambah energi. Kau tidak perlu khawatir."

"Baiklah, Yoon. Tapi ingat jangan terlalu dipaksakan!"

Daniel memang menjadi yang paling khawatir saat ini, meskipun begitu Yoongi tidak mengharapkan kekhawatiran dari pemuda itu. Yang Yoongi harapkan hanyalah Park Jimin, sayangnya Yoongi tidak boleh mengharapkan pemuda itu.

Lalu, suasana kabin mobil lenggang sejenak.

20 menit, Daniel dan Yoongi sudah sampai di kafetaria. Yoongi ingin turun, tapi Daniel lebih dulu turun dan membukakan pintu untuk Yoongi.

Yoongi tersenyum, "Terimakasih Daniel."

"Apapun untukmu, Yoon."

Yoongi berjalan, diikuti Daniel disampingnya. "Eh? Kau tidak pulang?"

SCINTILLA ; MINYOONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang