3 : Meeting with you

1K 308 604
                                    

Jangan lupa vote dan komen!

happy reading!


"Jadi, bisa kau ceritakan kenapa kau ada disini? padahal kan kau bukan mahasiswa." ah, ya jadi yang menyapa jimin tadi itu adalah Kim Woojin, teman lama Jimin ketika dirinya masih di Jepang. Jimin lahir di Busan, waktu usianya 2 tahun ia pindah dan menetap Di Jepang, kampung halaman ibunya. Ibunya memang warga negara Jepang, dan ayahnya warna asli Korea.

Sekarang Jimin disini, menyingkir kepinggir aula. sementara Namjoon berpamitan padanya kalau ia ingin mencari kekasihnya. Dasar Namjoon, posesifnya sudah dimulai.

Jimin tak menyangka akan bertemu teman lamanya disini, Woojin lebih tua 3 tahun darinya. Tapi tidak membuat Jimin memperlakukan Woojin dengan sopan selayaknya sebagian orang yang lebih sopan kepada yang lebih tua. huft, kalian tau Jimin lah.

"Kau tidak tahu aku saja. Sedari dulu aku selalu bisa melakukan apapun." Sombong Jimin.

"Yakin apapun?" Woojin menaikkan alis. "Kau lupa waktu itu kau tidak bisa memanjat pohon karena kau pendek. Dan ujung-ujungnya aku yang selalu jadi tangga"

"Sialan, itu dulu. Jangan samakan aku yang dulu dengan aku yang sekarang."

"Oh!, dan satu lagi mungkin kau tidak akan melupakan kejadian ini. Celanamu robek ketika kau berusaha memanjat pohon" Woojin tertawa terbahak-bahak. Tidak menghiraukan tatapan tajam dari Jimin.

"Ah sial!, perutku sakit sekali."

"Hyung mungkin kau tak lupa dengan yang itu. Tapi aku juga tidak lupa ketika dipakaianmu ada ular dan kau melepaskan semua pakaianmu sambil menangis." Gantian Jimin yang tertawa terbahak-bahak sekarang. Senang sekali bagi Jimin bisa mengerjai orang.

"Damn! Ular itu termasuk binatang berbahaya. Dan aku tidak mau digigit."

"Tapi itu ular pohon, tidak berbisa."

"Sialan, kau masih ingat sampai ke sudut-sudutnya."

"Lupakan saya hyung. Dulu aku tidak bisa memanjat pohon karena aku pendek. Tapi lihatlah sekarang kau bahkan lebih pendek 5 cm di bawahku." Memang Jimin kecil lebih pendek dari Woojin kecil. Tapi itu tidak penting. Karena bagi Jimin yang penting adalah masa yang sekarang, kalau masa yang dulu-dulu sudah terlewat dan tak mungkin terulang. Jimin tidak begitu marah ketika Woojin mengungkit-ungkit dirinya yang lebih pendek semasa kecil. Tapi kenyataanya sekarang ia bahkan lebih muda tapi tubuhnya menjulang tinggi daripada Woojin.

"Baiklah-baiklah. Kau menang." Dirinya memang selalu menang. Mereka berdua larut dalam obrolan menyangkut tentang masa kecilnya Di Jepang. Baik Jimin maupun Woojin, mereka masing-masing punya kelebihan dan kekurangannya tersendiri.

.

.

Jimin berdiri didekat meja yang menyediakan wine. Bisa ditebak kalau dia baru saja meminta wine yang memang tersedia untuk para tamu. Woojin sudah pamit sekitar 15 menit yang lalu, untuk mengurus pembukaan karena kebetulan dia MC di pesta tahun baru ini.

"Aish dimana Namjoon hyung, dasar tidak punya hati. meninggalkanku ditempat asing ini sendiri." Jimin menggerutu sambil meneguk secangkir wine nya. Cahaya disana remang-remang, lebih mirip tempat hiburan malam karena banyak sekali wanita wanita yang memakai baju kekurangan bahan menurut Jimin.

Jimin hendak berbalik ingin meminta wine lagi tapi seseorang menabraknya

bruk!

"Ah maaf, maaf. Kau tidak apa-apa?" Bukan jatuh, melainkan gelas berisi wine yang dipegang wanita itu tumpah ke kemeja yang Jimin pakai.

SCINTILLA ; MINYOONWhere stories live. Discover now