Look At Me!

27 1 0
                                    

Sun Woo mengetuk pintu kamar Moon Ah, pelan memberitahukan kedatangannya. Dalam hati, ia bingung harus mengatakan kata apa yang paling tepat saat itu. Mengapa kau menangis? Ada apa denganmu? Apa yang Ardhan perbuat? Sun Woo begitu sulit memikirkannya.

Apalagi saat itu Moon Ah masih membelakanginya, dan menangis dalam selimutnya.

Maka, pilihan yang ia ambil selanjutnya adalah mengambil smartphone dalam sakunya dan mulai mengetik,

"Moon Ah, wanna eat something?"
Sun Woo mengirim pesan via whatsapp.

Dua centang biru

Moon Ah is typing...

"No, thanks", jawab Moon Ah, kemudian, masih dari balik selimutnya.

"What about ice cream?"

"No, I don't want anything."

"You are moslem, so I won't buy soju for you to forget your problems.. But I still wanna buy you something to make you better, although just a littlebbit." Sun Woo masih menawarkan, tanpa menyerah.

"Bakso, meatballs.. Buy it for me! Without noodles, don't put any tomattoo sauce or ketchup.. Just hot chilly sauce. It should be in Pekih Restaurant!" Jawab Moon Ah kemudian.

Sun Woo akhirnya tersenyum mendapat balasan tersebut. Ia segera bergegas keluar dari ruangan mencari makanan yang Moon Ah inginkan.

"Wait for a while, please, Moon Ah-ssi, I will be back soon," Kata Sun Woo. Berkata pelan.

Saat hendak menutup pintu, ia menoleh kembali ke arah Moon Ah, debaran hatinya terasa nyata.

"Assalamu'alaikum, Moon Ah-ssi," Ucapnya, lalu pergi.

Moon Ah bangkit dari persembunyiannya. Ia membenahi kerudung dan wajahnya yang tak karuan. Hatinya masih lara, tapi rasionalitasnya menuntut untuk segera move on.

Ya, aku akan menunggu bagaimana mas Ardhan mengambil keputusan. Aku tidak boleh mendramatisir perasaan yang tak jelas dalam hati ini, terlebih untuk seseorang yang belum yakin untuk berkomitmen sekali seumur hidup.

Kata Moon Ah pada dirinya sendiri.


SUN & MOON, DISTANCE TO BE FIGHTWhere stories live. Discover now